Horner Sebut F1 GP Belgia Ideal untuk Ganti PU
Prinsipal Red Bull Racing, Christian Horner, menerangkan alasan di balik keputusan mengganti power unit RB18 Max Verstappen di F1 GP Belgia. Meski dapat penalti, ini justru langkah penting dalam misi juara.
Foto oleh: Zak Mauger / Motorsport Images
Verstappen harus start dari belakang dalam balapan di Spa-Francorchamps. Pada Jumat (26/8/2022), Federasi Otomotif Internasional (FIA) mengonfirmasi perangkat baru yang digunakan pemuncak klasemen tersebut, di antaranya mesin pembakaran internal keempat, turbocharger, MGU-H dan MGU-K.
Bagi publik, keputusan ini dinilai mengandung risiko besar terhadap sang juara bertahan F1. Namun sejatinya, ini merupakan siasat yang sudah dipikirkan secara matang oleh tim Austria tersebut, Mereka telah mengkaji dari berbagai sisi, khususnya karakter sirkuit.
Spa tempat paling ideal dibandingkan dua trek berikutnya, Zandvoort dan Imola, dari triple-header.
“Kami pikir itu mungkin sulit mencapai akhir musim dengan mesin yang kami miliki. Kemudian, Anda lihat sirkuit yang akan datang,” ujar Horner kepada Sky Sports.
“Anda tidak mau mendapat penalti di Zandvoort, lebih sulit lagi menyalip di Monza daripada yang Anda pikirkan. Di Singapura, Anda tidak mau diganjar penalti dan sulit mendahului lawan di Suzuka.
“Ketika Anda lihat kalender seperti itu, maka tidak ada banyak opsi tersisa. Bagaimana pun, Spa adalah trek di mana sangat memungkinkan untuk menyalip. Terlebih lagi, kami rasa seharusnya bisa sampai di sini dengan cepat. Itu kenapa kami memutuskan mendapat sanksi di sini.”
Penalti tersebut membuat Red Bull dan Verstappen bisa memanfaatkan latihan bebas hingga kualifikasi untuk menemukan set-up mumpuni untuk balapan.
Dalam dua latihan bebas awal, pemuda Belanda itu masuk dalam tiga besar. Ia berada di posisi ketiga pada FP1 dengan catatan 1:46,755 dan jauh lebih baik pada sesi berikutnya. Verstappen memimpin pada FP2 usai membukukan 1:45,507.
Wajar jika rapornya cemerlang usai mengganti komponen power unit. Kesialan justru dialami rekan setimnya, Sergio Perez, yang hanya duduk di peringkat ke-10.
“Ada masalah dengan sayap belakangnya. Ada suatu problem berhubungan dengan hidrolik yang mana kami harus memberi tekanan lagi,” tuturnya.
“Sayangnya, gerimis mulai turun ketika dia di garasi. Jadi ketika dia keluar untuk melaju dengan ban kompon lunak, trek tidak lagi dalam kondisi bagus.
“Waktunya hari ini tidak menggambarkan kondisinya. Saya kira dia jauh lebih dekat pada itu. Dia tidak akan mendapat penalti akhir pekan ini jadi dia harus mencoba dan mengambil keuntungan dari itu.”
Selain Verstappen, ada Charles Leclerc dan beberapa pembalap dapat penalti. Horner melihat anak buahnya bertarung dalam dua blok berbeda.
Pembalap 24 tahun itu harus berusaha keras menjangkau zona poin, kalau bisa podium. Ia mesti menghalau Leclerc agar tidak finis di depannya.
Sementara, Perez punya tanggung jawab lebih berat mencari cara start dari depan dan mengamankan tiga besar untuk tim.
“Sepertinya Carlos (Sainz) tidak dapat penalti dan para pembalap Mercedes mungkin juga tidak. Jadi sepertinya kami akan menghadapi dua balapan, yang mana bisa sangat mengesankan,” Horner menjelaskan.
“Kita akan melihat pertarungan di depan dan kita akan memiliki duel Max dan Charles di arena. Seperti yang saya katakan, Anda bisa menyalip di trek ini, jadi ini akan jadi balapan menarik.”
Max Verstappen, Red Bull Racing RB18
Foto oleh: Andy Hone / Motorsport Images
Be part of Motorsport community
Join the conversationShare Or Save This Story
Subscribe and access Motorsport.com with your ad-blocker.
From Formula 1 to MotoGP we report straight from the paddock because we love our sport, just like you. In order to keep delivering our expert journalism, our website uses advertising. Still, we want to give you the opportunity to enjoy an ad-free and tracker-free website and to continue using your adblocker.
Top Comments