Christian Horner: Mendepak Michael Masi Itu Keputusan Kejam

FIA akhirnya mencopot Michael Masi dari jabatan Race Director F1 menyusul kontroversi GP Abu Dhabi 2021. Menurut Prinsipal Tim Red Bull Racing Christian Horner, itu adalah keputusan yang kejam.

Christian Horner, Red Bull Racing Team Principal

Terdepaknya Race Director Formula 1 (F1) Michael Masi dan langkah-langkah yang diambil oleh Federasi Otomotif Internasional (FIA) untuk meningkatkan sistem pengadil di kejuaraan menuai pro-kontra.

Bos tim F1 Red Bull Christian Horner bereaksi pertama kalinya terhadap berita tersebut ketika berbicara kepada talkSPORT. Dalam kesempatan itu, ia menyayangkan pemecatan Masi sebagai Race Director.

Presidan FIA Mohammed Ben Sulayem mengumumkan rencana pembenahan sistem pengadil F1 dalam video yang dirilis pekan lalu. Salah satu poinnya adalah Masi tak lagi memegang posisi Race Director.

Pria 42 tahun tersebut secara mendadak ditunjuk menjadi Race Director Formula 1 menyusul wafatnya Charlie Whiting menjelang balapan pembuka musim 2019 di negaranya, Grand Prix (GP) Australia.

Baca Juga:

Sejak itu, Michael Masi melakukan tugasnya dengan cukup baik, tetapi menghadapi tekanan besar di GP Abu Dhabi, race final F1 2021 yang menentukan duel gelar antara Lewis Hamilton dan Max Verstappen.

Keputusan sang Race Director terkait restart setelah Safety Car memungkinkan Verstappen bersama Red Bull meraih gelar juara dunia F1, dengan banyak pihak menilai keputusan itu mengorbankan Hamilton.

“Itu keputusan rumit, tetapi ini urusan FIA. Saya pikir ini kejam, dia (Masi) berada di posisi yang sangat sulit tahun lalu, saya pikir. Bagi kami, sebenarnya kami dapat banyak keputusan yang tidak memuaskan darinya musim lalu,” ujar Horner dalam acara talkSPORT Breakfast.

“Jika Anda melihat sumber daya apa yang dia miliki, terutama dibandingkan dengan tim-tim (F1), itu adalah perbedaan besar.

“Ada baiknya mereka (Formula 1 dan FIA) menambahkan hal-hal tertentu, seperti penerapan VAR dan juga bantuan Herbie Blash (mantan Wakil Race Director F1) sebagai salah satu orang paling berpengalaman. Saya kira mereka dapat tekananan untuk mendepak Michael dan itu tidak baik. Namun, ini pandangan saya pribadi.”

Michael Masi, Race Director F1 FIA, dan Stefano Domenicali, CEO Formula 1, di grid

Michael Masi, Race Director F1 FIA, dan Stefano Domenicali, CEO Formula 1, di grid

Foto oleh: Mark Sutton / Motorsport Images

Terlepas dari “keberuntungan” di Abu Dhabi, Max Verstappen benar-benar layak menjadi juara dunia F1 2021. Karena menurut Horner, selain taktik dan talenta, hal-hal seperti itu dibutuhkan dalam kejuaraan.

“Ini terkadang terjadi dalam olahraga. Semuanya belum selesai sampai detik terakhir atau hingga bendera finis dikibarkan. Secara strategi, kami sangat tajam di akhir. Kami segera bereaksi terhadap insiden yang terjadi lima lap sebelum akhir,” tutur Horner.  

“Kami membawa Max masuk pit untuk mengambil set ban baru. Mercedes membiarkan Lewis dengan ban yang sudah aus selama 44 lap. Max tahu harus bereaksi di lap terakhir dan dia berhasil. Dari segi taktik, kami melakukannya dengan baik, dan Max pun juara.

“Sekarang sudah selesai, dia tak melakukan apa pun yang melanggar aturan. Jika Anda melihat balapan secara utuh, Itu adalah smokescreen. Mercedes punya dua peluang untuk masuk pit. Ada periode Virtual Safety Car dan Safety Car.  

“Pembalapnya (Hamilton) bertanya dua kali apakah ia bisa melakukan pit stop dan mereka menahannya. Itulah yang merugikan mereka di akhir balapan. Secara taktik, kami mengeksekusi balapan dengan baik dan itu penting ketika marginnya sangat kecil,” ia menjelaskan.

 

dibagikan
komentar

Fernando Alonso Punya Motivasi Besar Hadapi F1 2022

Bottas Ragu Russell Bisa Redam Kecepatan Hamilton