Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia

Christian Horner: Toto Wolff Berada dalam Tekanan Berbeda

Christian Horner merasa Red Bull Racing telah memberikan Toto Wolff tantangan yang sebelumnya tak pernah dihadapinya di Formula 1, sebuah ancaman nyata bagi dominasi Mercedes.

Toto Wolff, Executive Director (Business), Mercedes AMG, and Christian Horner, Team Principal, Red Bull Racing, on the grid

Foto oleh: Zak Mauger / Motorsport Images

Bos Tim Red Bull Racing Christian Horner dan Prinsipal Mercedes-AMG Petronas Toto Wolff telah jadi rival sengit, seperti manajer klub sepak bola. Hubungan mereka layaknya dua sosok legendaris, Sir Alex Ferguson (Manchester United) dan Arsene Wenger (Arsenal), 10 atau 20 tahun lalu.

Red Bull kini memiliki mobil untuk berhadapan langsung dengan Mercedes, tim juara dunia F1 tujuh kali beruntun. Mesin dari Honda dan pembalap mereka, Max Verstappen, mampu membuat Silver Arrows dan pilot andalannya, Lewis Hamilton, tertekan sebab sang rival jelas punya peluang merebut gelar.    

Meskipun menghabiskan empat tahun bersama Williams Racing sebelum bergabung ke Mercedes, profil Wolff meningkat seiring kesuksesan timnya. Namun Horner berpikir situasi saat ini menempatkan pria Austria 49 tahun itu di bawah tekanan yang berbeda.

Baca Juga:

“Toto (Wolff) bergabung ke skuad (Mercedes) pada 2013 dan infrastruktur sudah ada. Ross Brawn yang membentuk skuad dan Lewis Hamilton (saat itu) sudah menandatangani kontrak,” ujar Horner kepada The Guardian.

“Toto telah melakukan pekerjaan yang hebat dalam mengelola tim dan juga mempertahankan performa mereka. Tetapi dia tidak mendapatkan pengalaman apa pun selain menang. Kini ada tekanan berbeda. Itu sulit baginya.”

Christian Horner tahu apa rasanya berada di akhir siklus kesuksesan, dan berharap Mercedes melakukan hal yang sama. Itu yang terjadi pada Red Bull setelah periode 2010-2013, ketika mereka mendominasi Formula 1 bersama Sebastian Vettel, yang kini membela Aston Martin setelah enam musim di Ferrari.

Toto Wolff, Team Principal dan CEO, Mercedes AMG, bersama bersama anggota timnya di garasi

Toto Wolff, Team Principal dan CEO, Mercedes AMG, bersama bersama anggota timnya di garasi

Foto oleh: Steve Etherington / Motorsport Images

“Itu demoralisasi. Sangat mudah untuk kehilangan motivasi, tetapi butuh tekad kuat agar dapat menjadi seorang pemimpin lagi. Kami memiliki kesinambungan yang hebat saat itu,” Horner menuturkan.

“Sekarang Anda melihat kantor teknis (kami) dan banyak orang dari era 2010-2013 masih tetap bersama kami. Jadi kami memiliki kontinuitas yang hebat, namun kami juga membawa bakat, anak muda dan talenta dari generasi yang berbeda.

“Saya pikir faktor terbesar adalah perubahan kode mesin pada tahun 2014. Semua produsen power unit, kecuali Ross dan Mercedes meremehkan efek dari perubahan ini. Pada saat kami mencapai 2014, kami dua tahun di belakang Mercedes.

“Butuh waktu hingga tahun ini untuk kami bisa mencapai posisi di mana kami memiliki power unit untuk berhadapan secara langsung dengan mereka,” pria asal Inggris tersebut menambahkan.

Christian Horner, Team Principal, Red Bull Racing, Max Verstappen, Red Bull Racing

Christian Horner, Team Principal, Red Bull Racing, Max Verstappen, Red Bull Racing

Foto oleh: Red Bull Content Pool

Be part of Motorsport community

Join the conversation
Artikel sebelumnya Legenda Formula 1 Sebut Gila Kalender Musim 2022
Artikel berikutnya Vettel Inginkan Duel Seimbang antara Verstappen dan Hamilton

Top Comments

Belum ada komentar. Mengapa Anda tidak menulis sesuatu?

Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia