Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia

Ini Perbedaan Besar antara Formula 1 dan NASCAR

Pembalap Team Penske, Austin Cindric, menguraikan perbedaan mendasar kejuaraan dunia Formula dengan NASCAR. Apa itu?

Lewis Hamilton, Mercedes W13, Kevin Magnussen, Haas VF-22, Mick Schumacher, Haas VF-22, Esteban Ocon, Alpine A522, George Russell, Mercedes W13, the remainder of the field at the start

Foto oleh: Steve Etherington / Motorsport Images

Di mata Cindric, yang paling menonjol bukanlah pada regulasi teknis atau pendekatan olahraga. Sebaliknya, keterlibatan penggemar yang dirasakannya sebagai perbedaan terbesar.

Hal ini berdasarkan pengalamannya saat menonton Grand Prix Kanada lalu. Cindric melihat jelas bagaimana F1 diperlombakan. Dia pun mengaku terkejut betapa berbedanya hubungan antara pembalap dan penonton.

“Mungkin mentalitas lebih dari apa pun yang membedakannya,” tuturnya kepada Motorsport.com dalam sebuah wawancara eksklusif.

“Tidak seperti kebanyakan pembalap NASCAR tradisional, saya kira saya telah dihadapkan pada banyak bentuk motorsport yang berbeda dan saya pikir itu bukan eksklusivitas. Tetapi semuanya sangat terstruktur, semuanya hampir sedikit tegang, sedikit serius. Dan mungkin pada hari hujan seperti di Kanada, itu mungkin diperkuat.

“Ini tentu jauh berbeda dari apa yang biasa saya lakukan sebagai pembalap, terutama sejauh kewajiban komersial Anda sepanjang akhir pekan, versus berapa banyak penggemar balapan yang benar-benar berinteraksi dengan Anda.

“Saya tidak bisa katakan saya sudah melihat satu penggemar balapan untuk datang ke paddock di sini. Padahal saya tidak bisa berjalan ke mana pun, mungkin dalam radius lima mil dari balapan NASCAR, tanpa melihat penggemar balapan dan meluangkan waktu bersama mereka.”

Jarak antara penggemar dan pembalap ini, menurut Cindric, merupakan faktor mengapa serial dokumenter Netflix berjudul Drive to Survive menjadi hit besar di seluruh dunia. Karena akhirnya menawarkan jendela bagi dunia luar untuk melihat kepribadian nyata di F1.

“Saya pikir itu memanusiakan olahraga yang tampaknya tak tersentuh, bahkan dari penggemar di luar,” ucapnya.

“Mungkin itu sesuatu yang sangat dibutuhkan F1, karena Anda punya begitu banyak orang yang datang ke balapan akhir pekan ini dan Anda tidak memiliki akses seperti yang dilakukan penggemar NASCAR.

“Jika saya pergi ke balapan NASCAR dan saya punya akses ke garasi, ada kemungkinan 90 persen Anda akan melihat atau bertemu pembalap favorit Anda. Padahal saya jamin, siapa pun yang mengenakan topi Red Bull di sini mungkin tidak akan pernah melihat mata Max Verstappen, sampai dia berdiri di podium di penghujung hari.

“Itu hanya perbedaan. Ketika Anda memanusiakan momen-momen itu, yang menurut saya adalah apa yang telah mereka lakukan dengan acara Netflix ini, mereka telah menghidupkan siapa orang-orang ini, dan di situlah Anda mendapatkan koneksi.”

Austin Cindric, Team Penske, Ford Mustang Discount Tire, Kyle Larson, Hendrick Motorsports, Chevrolet Camaro HendrickCars.com

Austin Cindric, Team Penske, Ford Mustang Discount Tire, Kyle Larson, Hendrick Motorsports, Chevrolet Camaro HendrickCars.com

Photo by: John Harrelson / NKP / Motorsport Images

Sebagai putra dari Presiden Team Penske, Tim Cindric, Austin tumbuh dikelilingi oleh kancah motorsport Amerika. Namun, Formula 1 selalu menyertai langkahnya.

“Saya kira ingatan saya yang paling awal adalah IndyCar. Saya tumbuh di sekitar balap IndyCar, berada di balapan IndyCar, berada di paddock IndyCar,” ujarnya.

“Mungkin kenangan awal saya tentang F1 muncul di IMS (Indianapolis Motor Speedway). Pagi hari di Indy 500, dan masuk ke area garasi.

“Semua orang mengalami kegelisahan sebelum balapan, baik itu staf teknik maupun para pembalap yang terpaku pada layar TV menonton (GP) Monako. Jadi, itu mungkin kenangan saya yang paling awal.

“Tapi sungguh, saya baru saja mendapat apresiasi untuk motorsport. Jelas, F1 adalah disiplin yang sama sekali berbeda dengan NASCAR.

“Bahkan bagaimana safety car, bendera kuning memiliki prosedur yang sangat berbeda dengan restart dan semua yang kami lakukan di NASCAR, yang menurut saya membuat olahraga kami sangat berbeda dari jenis balap lainnya.

“Padahal, F1, ini lebih tentang strategi murni balapan. Dan fakta bahwa Anda tidak perlu mengisi bahan bakar dalam balapan, satu-satunya strategi yang Anda miliki adalah strategi ban. Jadi ada banyak perbedaan, dan itu membuatnya sedikit menarik untuk ditonton.”

Daya tarik Formula 1 itulah yang kemudian menuntun Cindric untuk berada di tepi lintasan Circuit Gilles-Villeneuve, ketimbang menghabiskan akhir pekan untuk bersantai di rumahnya.

“Ini adalah pertama kalinya saya di F1 Grand PRix, jadi ini kesempatan yang cukup unik. Kami punya satu libur akhir pekan dalam jadwal kami dari Februari hingga November, dan saya telah memutuskan untuk menghabiskannya di trek balap!,” kata pria berusia 23 tahun itu.

“Saya ingat menonton kualifikasi F1 baru-baru ini di TV dan saya bertanya-tanya apakah ada hari dalam setahun di mana saya bisa datang serta menontonnya. Dan kebetulan (balapan digelar) di Kanada.

“Jelas, jaraknya cukup dekat, perjalanan juga cukup mudah. Jadi, saya menghubungi orang-orang di Shell dan Pennzoil. Dan mereka membawa saya keluar dari sini. Untuk bisa mengalami hal ini, pasti ada perspektif yang cukup keren.”

Kevin Magnussen, Haas F1 Team, and Romain Grosjean, Haas F1 Team, take it in turns to ride in a NASCAR with Tony Stewart

Kevin Magnussen, Haas F1 Team, and Romain Grosjean, Haas F1 Team, take it in turns to ride in a NASCAR with Tony Stewart

Photo by: Simon Galloway / Motorsport Images

Di bawah kepemilikan Liberty Media, Formula 1 telah membuat dorongan besar untuk memperluas kehadirannya di Amerika Serikat. Dan itu akan mencapai puncaknya dengan tiga Grand Prix di Negeri Paman Sam pada tahun depan.

Walau budaya NASCAR jauh dari tradisi Eurosentris yang dimiliki F1, Cindric mengatakan tidak ada salahnya dua kategori motorsport ini berada di ujung spektrum yang berbeda untuk penonton Amerika.

“Saya kira dua olahraga itu dapat disambut dengan cara yang berbeda. Apa yang membuat saya sebagai penggemar bersemangat untuk menonton balapan F1 benar-benar berbeda dengan apa yang membuat saya, sebagai penggemar balapan, bersemangat untuk menonton balapan NASCAR. Jadi saya pikir keduanya harus diterima,” tuturnya.

“Anda melihat orang-orang seperti Daniel Ricciardo berbicara tentang betapa dia menikmati NASCAR dan penghargaannya atas apa yang dapat kami lakukan setiap minggu. Dan saya pikir makin banyak yang bisa disambut, dan makin Anda tidak mengasingkannya, maka itu bagus.

“Mereka adalah dua balapan, tetapi mereka bisa sangat berbeda. Di Amerika kami punya penggemar berat sepak bola dan penggemar berat NFL. Mereka berdua bermain sepak bola (Amerika), tetapi itu adalah dua set atlet yang sama sekali berbeda. Dalam balapan, saya pikir itu bahkan lebih berbeda.

“Anda memiliki disiplin ilmu yang sama sekali berbeda, pergi ke trek balap yang berbeda, punya tantangan yang berbeda. Dan mobil-mobil itu jelas berbeda dari yang Anda bisa buat.”

Baca Juga:

Saat ini, fokus karier Cindric banyak dihabiskannya di NASCAR. Kendati begitu, dia tidak sungkan untuk mengakui bahwa dirinya akan menyukai kesempatan untuk tes Formula 1 dalam beberapa kesempatan.

“Anda bisa bilang saya terlalu tinggi, tapi orang-orang sudah mengatakan itu sepanjang karier saya," ucapnya seraya tertawa.

“Saya pasti akan senang mengendarai (mobil F1). Saya pikir sejauh yang pernah berharap untuk satu balapan. Tapi budaya tidak mendukung itu. Anda tidak bisa punya entri satu kali. Itu tidak akan terjadi.

“Namun saya sangat bersemangat tentang motorsport. Saya sangat bersemangat tentang latar belakang saya dan menjadi serba bisa, dan Anda terkadang melewatkannya.

“Saya merasa (Juan Pablo) Montoya adalah salah satu orang terakhir yang dapat melakukan itu, meskipun Anda memiliki Kimi (Raikkonen) yang datang untuk balapan NASCAR.

“Saya pasti akan menyukai kesempatan untuk mengendarai (mobil F1). Saya punya rasa respek kepada mesin, kendaraannya, dan apa yang pasti ada di dalamnya. Serta tentu saja mendapatkan lebih banyak perspektif tentang itu setelah berada di sini di Kanada.”

Austin Cindric, Team Penske

Austin Cindric, Team Penske

Foto oleh: Harold Hinson / NKP / Motorsport Images

Be part of Motorsport community

Join the conversation
Artikel sebelumnya Kelly Piquet Turut Bantu Progres Max Verstappen di F1
Artikel berikutnya Nice Dinilai Bakal Sulit Gelar F1 di Sirkuit Jalan Raya

Top Comments

Belum ada komentar. Mengapa Anda tidak menulis sesuatu?

Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia