Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia

Ini yang Membuat Schumi Tak Bisa Dibandingkan

Ross Brawn membantu Michael Schumacher merebut 88 dari total 91 kemenangan sepanjang kariernya di Kejuaraan Dunia Formula 1.

Michael Schumacher celebrates victory in both the race and the world championship with Ross Brawn, Technical Director, Ferrari, Jean Todt, Team Principal, Ferrari, and the rest of the Ferrari team

Foto oleh: LAT Images

Ross Brawn yang kini menjadi Managing Director sekaligus Motorsport dan Direktur Teknis Formula One Group (FOG) – pemilik hak komersial dan penyelenggara Kejuaraan Dunia Formula 1 – bukan orang asing bagi Michael Schumacher.

Brawn menjadi penanggung jawab teknis untuk kemudian menjadi direktur teknis saat Schumi, sapaan akrab Michael Schumacher, memperkuat Tim Benetton.

Bekerja di Benetton pada 1991-1996, Brawn adalah salah satu otak di balik sukses Schumi merebut dua gelar awal (1994, 1995) dari total tujuh yang direbut sepanjang kariernya. Berkat kepiawaiannya meracik strategi, Brawn juga memberikan gelar konstruktor untuk Benetton pada F1 1995.

Brawn lalu mengikuti Schumi pindah ke Scuderia Ferrari pada akhir 1996. Brawn yang kembali menjadi direktur teknis mampu membantu Schumi merebut lima gelar beruntun pada 2000-2004 plus enam trofi konstruktor yang juga beruntun (1999-2004).

Lewis Hamilton berhasil menyamai rekor tujuh gelar juara dunia Schumi setelah menjadi yang terbaik di F1 2020 lalu. Pembalap Tim Mercedes-AMG Petronas itu juga mematahkan rekor 91 kemenangan Schumi usai menguasai GP Portugal, 25 Oktober lalu.

Kendati begitu, di balik sukses fenomenal Hamilton, Ross Brawn mengaku masih melihat Schumi – yang mengalami kecelakaan ski pada akhir 2013 dan kini kabarnya dalam masa pemulihan – masih pembalap F1 terbaik di matanya.

Baca Juga:

“Bagi saya, Schumi masih yang terbaik dari semua sisi. Bukan hanya karena kemampuan dan teknik balapnya tetapi juga perannya dalam membangun dan membentuk tim seperti Benetton dan Ferrari,” kata pria asal Inggris, 66 tahun, tersebut.

“Schumi memberikan kontribusi penting dalam sukses Ferrari. Pendekatan yang sama ia lakukan saat membangun Mercedes (Schumi memperkuat Mercedes pada 2010-2012).”

Brawn menambahkan, setiap kru dan teknisi yang melihat Schumi dan tahu apa saja yang dilakukannya untuk meraih kesuksesan, pasti akan ikut termotivasi. Itu karena mereka tidak ingin mengecewakan Schumi.

“Rasa tidak pernah puas Schumi yang selalu mengejar kesuksesan mampu memotivasi kru dan teknisi di sekelilingnya,” kata Brawn yang juga sempat memimpin Tim Mercedes pada 2010-2013.

“Kehadiran Schumi membuat orang-orang di sekitarnya mampu membantunya memenuhi ambisi dan target. Ia mengajarkan saya banyak hal penting bagaimana menciptakan atmosfer yang tepat untuk tim. Itulah mengapa kontribusinya untuk Mercedes sangat besar.”

Michael Schumacher (tengah) bersama dua teknisi penting Tim Benetton, penanggung jawab teknis Tom Walkinshaw (kiri) dan race enginner Pat Symonds, seusai lomba GP Jepang 1994.

Michael Schumacher (tengah) bersama dua teknisi penting Tim Benetton, penanggung jawab teknis Tom Walkinshaw (kiri) dan race enginner Pat Symonds, seusai lomba GP Jepang 1994.

Foto oleh: Sutton Images

Bukan hanya Ross Brawn yang mengakui Schumi sebagai pembalap hebat dan sulit dicari pembandingnya. Pat Symonds yang pernah menjadi race engineer Schumi di Benetton juga menyebut pembalap yang pensiun selamanya dari F1 pada akhir 2012 itu memang berbeda.

“Saat membantu Schumi, saya merasakan baru kali itu race engineer dan pembalap bisa saling bantu dan mengerti. Menariknya, kadang kami tidak perlu bicara panjang untuk tahu apa yang harus dibenahi,” kata Symonds yang kini menjadi kolega Brawn di FOG.     

“Cara Schumi memperhatikan setiap hal-hal detail belum ada bandingannya hingga kini. Ia mampu menyempurnakan ide-ide dasar dan terus mengembangkannya. Saya belum melihat lagi pembalap yang mampu melakukan itu sekonsisten Schumi.”

Symonds yang sejak 2017 menjadi Kepala Tim Teknis Formula 1 FOG menegaskan bila logika, dedikasi, etos kerja, intelegensia, dan kemampuan teknik balap Schumi menggeber mobil sangat kencang, membuatnya merasa terhormat bisa bekerja sama.

Di mata Symonds, Michael Schumacher adalah orang terbaik yang pernah bekerja dengannya di F1. Para kru hingga bos tim tahu benar betapa pentingnya Schumi di skuad.

“Saya hanya pernah melihat dua pembalap yang benar-benar memiliki pengaruh begitu besar dan bahkan mungkin bisa menjalankan tim seorang diri, Michael Schumacher dan Mark Webber,” tutur Pat Symonds.  

 

Be part of Motorsport community

Join the conversation
Artikel sebelumnya Alonso Bidik Titel Juara Dunia F1 2022
Artikel berikutnya Mulai 2021, Tim-tim F1 Kerepotan dalam Manajemen Ban

Top Comments

Belum ada komentar. Mengapa Anda tidak menulis sesuatu?

Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia