Marko Ingatkan Intervensi FIA Bisa Jadi Bumerang untuk Mercedes

Konsultan Motorsport Red Bull Racing, Helmut Marko, mengingatkan bahwa intervensi Federasi Otomotif Internasional (FIA) dalam kasus porpoising di F1, bisa jadi bumerang untuk Mercedes.

Max Verstappen, Red Bull Racing, with Helmut Marko, Consultant, Red Bull Racing

Keluhan para pembalap terkait efek gerak mobil seperti lumba-lumba mendapat perhatian dari FIA. Mereka menyiapkan beberapa langkah jangka pendek hingga panjang untuk menanggulangi permasalahan itu.

Pertama, mengumpulkan data dimulai dari Grand Prix Kanada. Setelah mengamati dan mengolahnya, mereka akan membentuk metrik dan pembatasan.

FIA mengeluarkan arahan teknis mendadak jelang balapan di Sirkuit Gilles Villeneuve. Tak cuma aturan, termasuk pengukuran penggunaan dari tanah dan matriks, tapi juga keleluasaan seperti menambahkan penopang kedua untuk lantai mobil agar tidak melentur.

Anehnya, Mercedes sudah menyiapkan dan memasang perangkat tambahan tersebut saat latihan bebas Jumat (17/6/2022). Sementara, tim lain yang kebanyakan krunya sedang dalam perjalanan menuju Kanada, saat arahan itu diumumkan, tak punya persiapan apa pun.

Situasi tersebut dikomentari Marko dalam wawancara dengan Motorsport.com. Ia mengisyaratkan kecurigaan kalau Mercedes dapat informasi dari orang dalam federasi.

 “Saya sangat terkejut ketika saya melihat lantai mereka dengan penahan kedua. Saat arahan teknis keluar, jelas bahwa tidak ada waktu cukup untuk menyuplai perangkaat itu, jadi ya…,” ujarnya.

“Anda tidak bisa melakukan itu. Sebaliknya, jelaskan apa yang terjadi.”

Perubahan regulasi yang ditetapkan saat musim sedang berjalan direspons negatif oleh mayoritas tim. Menurut Marko, FIA tidak seharusnya campur tangan dengan memilih set-up mobil balap Formula 1. Pendapat serupa juga sempat diutarakan pembalapnya, Max Verstappen.

“Saya sepenuhnya setuju dengan Max. Lebih dari itu, FIA tidak bisa menentukan set-up kami. Perubahan ketinggian kendara artinya Anda mengubah setelan dan FIA tak boleh melakukan itu,” Marko menambahkan.

Setiap tim harus menyelesaikan masalahnya sendiri. Porpoising termasuk problematika individu peserta F1 dibuktikan dengan level pantulan yang berbeda. Bahkan, imbasnya ke Red Bull relatif kecil dibandingkan Mercedes dan Ferrari.

“Poin saya berikutnya adalah karena satu tim punya masalah. Tim itu yang harus menyelesaikannya sendiri. Dalam hal apa pun, itu seharusnya tidak berdampak pada tim lain,” ujarnya.

Baca Juga:

“Kami sudah memiliki aturan untuk itu dan aturan berlaku untuk semuanya. Jika seseorang tak bisa memperbaikinya, itu masalah mereka. Cara mengatasinya juga mudah, Anda harus menaikkan mobil, meski Anda akan lebih rendah.”

Seandainya problem porpoising yang dialami Mercedes tetap parah ke depannya, walau FIA telah turun tangan, maka diyakini itu lebih menampar The Silver Arrows ketimbang Red Bull.

Bagi pelanggar arahan teknis, lantai mobil harus dinaikkan. Sementara, tim Toto Wolff bisa lebih kencang dengan tinggi lantai rendah.

“Di Jerman kami katakan, des Schuss went nach hinten loose, dengan kata lain itu bisa kembali pada Anda seperti bumerang,” ia menegaskan. “Toto harus tahu bagaimana dia ingin menampilkan dirinya di depan umum.”

Marko menjamin bahwa Red Bull tak akan terimbas apa pun dari intervensi FIA. Kendati begitu, ia menuntut agar parameter dan aturan dijelaskan sebelum dirilis.

“Saya kira kami tak terpengaruh karena tidak punya masalah porpoising sekaran. Bagaimana pun, terlalu banyak parameter yang tidak jelas. Menurut saya, FIA seharusnya hadir dengan klarifikasi segera,” tuturnya.

Mechanics mendorong mobil George Russell, Mercedes W13, di grid

Mechanics mendorong mobil George Russell, Mercedes W13, di grid

Foto oleh: Zak Mauger / Motorsport Images

dibagikan
komentar

Ferrari Kecam Cara FIA Pecahkan Masalah Porpoising

Polisi Kanada Kerahkan Anjing Pelacak Geledah Garasi Red Bull