Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia

Alesi Klaim Sulit Masuk F1 Jika Hanya Andalkan Bakat

Mantan pembalap Formula 1, Jean Alesi, mengkritik sistem yang ada di ajang balap formula. Dibutuhkan banyak uang jika ingin meraih kesuksesan, terutama di Eropa.

Jean Alesi

Foto oleh: Mark Sutton / Motorsport Images

Alesi harus menjual Ferrari F40 yang telah dimiliki putranya, Giuliano Alesi, selama bertahun-tahun agar bisa bersaing di Formula 2.

Meski telah berjuang di F2 selama dua tahun terakhir, Giuliano tak meraih hasil yang diinginkan. Keuangan yang menipis membuatnya terpaksa keluar dari Akademi Pembalap Ferrari (FDA) setelah menguji mobil Formula 1 Ferrari SF71H awal pekan ini.

Giuliano akan mengikuti kompetisi di Jepang karena biayanya dianggap lebih murah, serta bisa melakukan tes setiap akhir pekan.

Alesi menegaskan sistem di Jepang sangat berbeda dengan yang ada di Eropa, khususnya Formula 2 dan Formula 1. Menurutnya, mereka yang ingin berkompetisi harus seorang miliuner.

“Tidak mungkin untuk tetap balapan di Eropa, kecuali Anda memberikan banyak uang. Sekarang, jika Anda bukan seorang miliarder, maka Anda tidak akan pernah bisa memasuki Formula 1,” kata Alesi.

“Semua kursi kosong telah diisi oleh pembalap yang kariernya dipimpin oleh Frederic Vasseur dan Toto Wolff.”

Baca Juga:

Pembalap yang saat ini menawarkan sejumlah uang atau biasa disebut pay driver untuk masuk ke F1 adalah Nikita Mazepin. Pembalap Rusia itu akan memulai petualangannya di balap mobil jet darat bersama Haas pada 2021.

Mazepin membawa perusahaan besar ayahnya, Uralkali, yang sebelumnya juga terpasang di mobilnya saat berlaga di Formula 2.

Namun, ada beberapa pembalap dengan dukungan finansial kuat untuk berkompetisi di F1 yang masih bertahan sampai sekarang, seperti Sergio Perez dan Mick Schumacher - tandem anyar Mazepin.

“Ferrari memasok mesin ke beberapa tim dan menawarkan peluang kepada pembalap muda. Misalnya Mick yang dipromosikan ke F1 sebagai juara Formula 2, tapi dia tak akan bisa seperti saat ini jika tak ada dukungan besar dari Maranello,” kata Alesi.

“Perez menyelesaikan tahun lalu di posisi keempat dalam klasemen dengan anggaran 15 juta dolar di sakunya. Dia tak akan mendapat kursi di F1 tanpa bantuan Red Bull.

“Sistem ini harus diubah. Lewis Hamilton tidak perlu bersusah payah untuk mendapatkan uang yang pantas didapatkannya, dan pembalap muda tidak seharusnya membayar untuk balapan di sini.”

Pay driver memang kerap dibutuhkan tim-tim independen demi menjaga finansial, terutama operasional, agar tetap aman. Namun, hal tersebut tak jarang menutup langkah pembalap bertalenta untuk masuk ke F1.

Be part of Motorsport community

Join the conversation
Artikel sebelumnya F1 Konfirmasi Russell dan Latifi Ramaikan Virtual Grand Prix
Artikel berikutnya Tsunoda Makin Familier dengan Mobil AlphaTauri

Top Comments

Belum ada komentar. Mengapa Anda tidak menulis sesuatu?

Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia