Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia

Jean Todt: Michael Schumacher Bukan Pembalap Terbaik Sepanjang Masa

Meski punya kedekatan khusus, Jean Todt tidak setuju kalau Michael Schumacher disebut sebagai pembalap F1 terbaik sepanjang masa.

Podium: race winner Michael Schumacher, Ferrari celebrates with Jean Todt, Ferrari

Podium: race winner Michael Schumacher, Ferrari celebrates with Jean Todt, Ferrari

Ercole Colombo

Schumacher boleh dibilang pilot Formula 1 tersukses. Pembalap Jerman tersebut memborong tujuh gelar juara dunia, 91 kemenangan, 155 podium serta 68 pole position. Namanya menghiasi beragam daftar terbaik.

Kolaborasi pembalap Jerman itu dan Todt di Ferrari membuahkan lima mahkota juara. Schumacher membukukan start 306 kali, 179 di antaranya saat memperkuat si Kuda Jingkrak.

Namun, seiring dengan lonjakan performa Mercedes di era hibrida. Ada beberapa rekor pembalap yang pensiun pada 2012 itu, dipatahkan Lewis Hamilton.

Pilot Inggris menggeser Schumacher dari puncak daftar pole position (102) dan finis podium (180). Pembalap Mercedes tersebut sedang bertarung untuk gelar juara kedelapan.

Melihat data dan kondisi yang ada, Todt memiliki pandangan terkait prestasi Schumacher. Kepada Canal+, ia mengungkapkan, “Saya tidak pernah mempertimbangkan Schumacher sebagai pembalap terbesar dalam sejarah karena saya pikir sangat sulit ditetapkan.

“Saya pikir banyak pembalap luar biasa dalam era berbeda. Contohnya Juan Manuel Fangio yang terbaik pada masanya, sama seperti Jim Clark. Sekarang, bisa dibilang Hamilton yang nomor satu. Seringkali, dalam 10 tahun ada satu pembalap yang menguasai.

“Anda dapat mencoba mengukurnya dengan jumlah kemenangan, tapi ada banyak kondisi berbeda. Contohnya, saat era Fangio, grand prix lebih sedikit, Anda dapat meminjam mobil rekan setim, sistem poin juga berbeda. Anda tidak bisa membandingkannya.”

Baca Juga:

Pandangan berbeda diberikan Fernando Alonso soal mantan lawannya. Pembalap Spanyol itu malang melintang di F1 selama 17 tahun. Ia tentu bertemu banyak lawan.

Namun, hanya Schumacher yang paling menyulitkannya. “Michael adalah rival terbesar yang saya kenal dalam karier, sebagai guru dalam berbagai hal. Saya masih muda kala itu, datang ke Formula 1, lalu menemukan diri saya bertempur untuk titel juara, tapi mungkin saya belum siap memperjuangkan sesuatu yang penting saat ini.

“Di sisi Michael, dengan semua pengetahuan, pendekatan dan performanya selalu luar biasa.”

Terkait rivalitas antara Max Verstappen dan Hamilton, petinggi Federasi Otomotif Internasional (FIA) itu teringat persaingan Kimi Raikkonen dan Michael Schumacher.

“Saya ingat Kimi Raikkonen. Dia sangat terus terang dan berbakat. Keduanya punya sedikit ketertarikan dan berkonsentrasi pada hal tersebut. Selebihnya tampak tak ada bedanya.

“Saya mengagumi pencapaian panjangnya, meski lebih mudah mengatur ketika punya mobil terbaik. Melewati Michael? Bagus untuk Lewis, meski masih ada dua putaran lagi,” Todt menandaskan.

Jean Todt, President, FIA

Jean Todt, President, FIA

Foto oleh: Glenn Dunbar / Motorsport Images

Be part of Motorsport community

Join the conversation
Artikel sebelumnya Red Bull: Mercedes Tak Lagi Diuntungkan Top Speed 'Abnormal'
Artikel berikutnya Eks Pilot F1 Tuding Valtteri Bottas Enggan Bantu Lewis Hamilton

Top Comments

Belum ada komentar. Mengapa Anda tidak menulis sesuatu?

Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia