Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia

Jean Todt Sayangkan Wakil Mercedes Absen di Penyerahan Penghargaan

Jean Todt menyayangkan absennya Lewis Hamilton dan Toto Wolff dalam Prize Gala F1, yang digelar Kamis (16/12/2021), di Paris.

Lewis Hamilton, Mercedes, 1st position, and Toto Wolff, Team Principal and CEO, Mercedes AMG, celebrate after the race

Lewis Hamilton, Mercedes, 1st position, and Toto Wolff, Team Principal and CEO, Mercedes AMG, celebrate after the race

Steve Etherington / Motorsport Images

Aksi ‘boikot’ yang dilakukan dua awak Mercedes tersebut merupakan bentuk protes atas hasil GP Abu Dhabi, yang menyebabkan hilangnya kans Hamilton merangkai gelar kedelapan.

Ketika itu, pembalap Red Bull Racing, Max Verstappen menyalip pembalap Mercedes itu pada lap terakhir, usai Direktur Balap F1, Michael Masi, mengumumkan restart. Hamilton yang melaju dengan ban keras aus, tentu sulit mengejar rivalnya yang sempat ganti ban lunak.

Manuver tersebut mendorong sang prinsipal tim mengajukan protes dua kali yang berujung pada penolakan. Wolff pun gembar-gembor bakal naik banding. Pada akhirnya, mereka menyerah dan memutuskan membatalkan upayanya.

Mereka pun memilih jalan lain untuk menunjukkan kemarahan. Selain mencurahkan perasaan lewat media sosial, Hamilton dan Wolff kompak enggan datang ke acara tahunan itu.

Baca Juga:

Akibat ulahnya, pembalap yang baru saja mendapat gelar ‘Sir’ itu terancam dijatuhi sanksi. Absen dari program tersebut merupakan pelanggaran regulasi olahraga F1.

Todt tentu kecewa dengan sikap mereka. Namun, ia tak mau ajang tersebut dipengaruhi situasi negatif.

“Saya kira malam ini, kita harus merayakan, daripada mencoba masuk dalam segala kontroversi. Taka da gunanya. Apa hasilnya?” mantan bos Ferrari itu mengungkapkan.

“Saya kira, di satu sisi, saya merasa sedih karena Mercedes seharusnya bisa mendapat lebih banyak penghargaan, mengingat juara pabrikan delapan kali sangat unik.

“Tapi, pemuda ini (Verstappen) telah menjalankan pekerjaan dengan luar biasa. Kita seharusnya fokus pada itu, daripada mengatakan, ‘Apa kita akan menghukum (Hamilton) karena dia tak datang?’”

Red Bull Racing Team Principal Christian Horner shakes hands with second placed Lewis Hamilton, Mercedes

Red Bull Racing Team Principal Christian Horner shakes hands with second placed Lewis Hamilton, Mercedes

Photo by: Getty Images / Red Bull Content Pool

Todt berusaha memandang pembalap 36 tahun itu dari sisi positifnya. Hamilton adalah pembalap luar biasa yang didukung talenta istimewa, mobil serta tim terbaik.

“Dia punya kombinasi luar biasa. Mungkin mobil terbaik, dan tim terbaik dan tidak pernah melakukan kesalahan. Kali ini, Max memenangi 10 grand prix dan kita melihat itu luar biasa,” ucap pria yang meletakkan jabatannya sebagai presiden FIA pada Jumat ini.

Di luar kontroversi yang mencuat, Todt menilai bahwa Verstappen pantas juara karena konsistensinya. Ia gagal podium bukan karena kesalahannya.

“Saya pikir dia layak mendapatkan gelar. Dia melakoni musim yang hebat. Itu manusiawi, fokus pada lap terakhir. Memang benar kalau dia sangat beruntung di lap terakhir (GP Abu Dhabi),” ujarnya.

“Anda seharusnya melihat keseluruhan musim. Apakah dia beruntung di Silverstone? Apa dia beruntung di Azerbaijan? Apa dia beruntung di Budapest? Tidak.”

The Safety Car Lewis Hamilton, Mercedes W12, Lando Norris, McLaren MCL35M

The Safety Car Lewis Hamilton, Mercedes W12, Lando Norris, McLaren MCL35M

Photo by: Jerry Andre / Motorsport Images

Ketika diminta pendapat tentang penerapan aturan safety car dan restart di Yas Marina, Todt menilai regulasi bisa diubah sehingga kisruh tak terulang.

“Apakah kami sempurna? Kami tidak sempurna. Kebetulan, itu alasan saya menyarankan supaya melakukan tinjauan menyeluruh untuk melihat apa yang perlu diperbaiki, mengingat apa yang sudah terjadi,” katanya.

“Bukan hanya untuk balapan ini saja, namun apa yang telah terjadi sepanjang tahun. Apakah kami seharusnya menolak kalau bisa memperbaiki? Seharusnya tidak. Kami mesti jadi perfeksionis, dan F1 adalah hasil dari kesempurnaan.

“Anda tahu, pembalap hebat saja tidak cukup. Mobil bagus tidak cukup. Semua harus dikombinasi agar sukses.”

Be part of Motorsport community

Join the conversation

Video terkait

Artikel sebelumnya McLaren Fokus Pahami Mesin Mercedes Sebelum F1 2022
Artikel berikutnya Jarno Opmeer Bawa Mercedes Juara F1 Esports 2021

Top Comments

Belum ada komentar. Mengapa Anda tidak menulis sesuatu?

Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia