Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia

Jebolan Red Bull Junior Driver Program Kuasai Grid F1 2022

Tidak banyak yang menyadari bila sekira 35% pembalap reguler pada Kejuaraan Dunia Formula 1 musim 2022 ini berasal dari program pembalap muda Red Bull.

The 2022 F1 drivers photo call

Foto oleh: Steve Etherington / Motorsport Images

Peran akademi balap memang sangat signifikan terhadap karier pembalap. Kesulitan yang dihadapi para pembalap sepanjang turun di ajang balap mobil kursi tunggal sejak level junior, bisa teratasi secara signifikan dengan bantuan akademi pembalap.

Nama besar keluarga Schumacher di Formula 1 pun belum tentu bisa menjadi jaminan seorang pembalap bakal mulus meniti karier. Apa yang dialami adik sepupu Mick Schumacher (Haas F1), David Schumacher, menjadi contoh.

Untuk turun di Kejuaraan FIA Formula 2 saja, pembalap wajib menyiapkan minimal 2 juta euro per musim. Menurutnya, angka tersebut tidak bisa ditutupi pembalap tanpa dukungan sponsor dan akademi pembalap seperti yang dimiliki tim-tim F1.

Terbukti, dukungan akademi balap dari tim-tim F1 itu mampu meloloskan sejumlah pembalap ke ajang balap tertinggi di dunia. Memang, ada atau tidaknya dukungan akademi balap, jelas dipengaruhi torehan sang pembalap sendiri.

Max Verstappen, Toro Rosso, dan Carlos Sainz Jr., Toro Rosso, pada F1 2015, musim pertama bagi keduanya di ajang balap jet darat tersebut.

Max Verstappen, Toro Rosso, dan Carlos Sainz Jr., Toro Rosso, pada F1 2015, musim pertama bagi keduanya di ajang balap jet darat tersebut.

Foto oleh: Glenn Dunbar / Motorsport Images

Red Bull Junior Driver Program bisa dibilang menjadi akademi balap paling sukses dalam satu dekade terakhir dalam meloloskan pembalap ke Formula 1.

Musim ini, total ada 20 pembalap reguler yang memperkuat 10 tim di Kejuaraan Dunia Formula 1. Dari jumlah itu, tujuh di antaranya atau 35% berasal dari Red Bull Junior Driver Program.

Ketujuh pembalap jebolan Akademi Balap Red Bull di F1 musim ini adalah Sebastian Vettel, Max Verstappen, Daniel Ricciardo, Carlos Sainz Jr, Pierre Gasly, Alexander Albon, dan Yuki Tsunoda.

Pun begitu, hanya Verstappen (Red Bull Racing), Gasly (AlphaTauri), dan Tsunoda (AlphaTauri) yang masih memperkuat dua tim F1 milik Red Bull. Vettel saat ini memperkuat Aston Martin, Ricciardo di McLaren, Albon membela Williams, dan Sainz di Ferrari.

Dua jebolan Red Bull Junior Driver Program ini sudah mampu merebut gelar juara dunia yang semua diraih bersama tim utama: Vettel pada 2010 sampai 201 serta Verstappen tahun 2021 lalu.

Ferrari Driver Academy (FDA) menjadi akademi kedua dengan pembalap terbanyak di grid F1 saat ini, 20%. Charles Leclerc (Ferrari), Mick Schumacher (Haas), Sergio Perez (Red Bull Racing), dan Lance Stroll (Aston Martin) adalah empat pembalap jebolan FDA.

Leclerc saat ini tengah berada di posisi kedua klasemen pembalap dan tertinggal hingga 80 poin dari Verstappen di puncak.

Fernando Alonso,  McLaren, Lewis Hamilton, McLaren, di F1 2007.

Fernando Alonso, McLaren, Lewis Hamilton, McLaren, di F1 2007.

Foto oleh: Sutton Images

Tiga pembalap atau 15% dari total grid F1 musim ini berasal dari McLaren Junior Driver Program. Juara dunia tujuh kali (2008, 2014, 2015, 2017 2018, 2019, 2020) Lewis Hamilton (Mercedes) adalah satu di antaranya.

Kevin Magnussen (Haas F1) yang hanya dua musim awal kariernya di F1 memperkuat McLaren (2014, 2015) adalah alumnus McLaren Junior Driver Program.

Lando Norris menjadi jebolan McLaren Junior Driver Program yang masih memperkuat tim asal Woking, Inggris, tersebut sejak debut F1 (pada 2019) sampai sekarang.

Mercedes dan Williams masing-masing memiliki dua pembalap (atau 10%) di grid F1 saat ini. Esteban Ocon (Alpine) dan George Russell (Mercedes) adalah alumni Mercedes Junior Driver Program.

Sedangkan Williams Junior Driver Program memiliki dua alumni di grid F1 saat ini dalam diri Valtteri Bottas (Alfa Romeo) dan Nicholas Latifi (Williams).

Sementara, rookie F1 musim ini Zhou Guanyu (Alfa Romeo) menjadi satu-satunya pembalap jebolan program pembalap junior Alpine, yang sebelumnya bernama Renault.

Empat rookie F1 2001: Kimi Raikkonen, Sauber C20, Juan Pablo Montoya, Williams, Fernando Alonso, Minardi, dan Enrique Bernoldi, Arrows.

Empat rookie F1 2001: Kimi Raikkonen, Sauber C20, Juan Pablo Montoya, Williams, Fernando Alonso, Minardi, dan Enrique Bernoldi, Arrows.

Foto oleh: Sutton Images

Lantas, binaan tim mana pembalap paling senior di F1 musim ini, Fernando Alonso? Juara dunia 2005 dan 2006 yang kini membela Alpine itu dikontrak Campos Motorsport saat masih turun di karting.

Dalam usia 17 tahun, Alonso berhasil merebut gelar Formula Euro Open by Nissan 1999 usai memenangi enam balapan dan sembilan pole position.

Pada tahun 2000, ia naik ke Formula 3000 Internasional bersama Team Astromega yang didukung Minardi F1 (yang dibeli Red Bull dan menjadi Toro Rosso pada 2005 dan kemudian rebranding menjadi AlphaTauri sejak 2020).

Alonso lantas menjadi test driver (1999) dan pembalap Minardi (2001). Selanjutnya, pada 2002, Alonso ditarik ke Renault. Setelah itu, sejarah mencatat Fernando Alonso sebagai salah satu pembalap terbaik F1.  

Baca Juga:

Be part of Motorsport community

Join the conversation
Artikel sebelumnya Alpine Yakin Alonso Tak Akan Bikin Masalah di Sisa F1 2022
Artikel berikutnya Tsunoda Beri Nilai Kinerjanya Lebih Tinggi dibanding Musim Lalu

Top Comments

Belum ada komentar. Mengapa Anda tidak menulis sesuatu?

Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia