Jerih payah kru Palmer tuai simpati bos tim Renault
Harus bekerja keras sepanjang GP Rusia, kru pembalap inggris Raya, Jolyon Palmer, menuai simpati dari bos tim Renault Sport F1, Cyril Abiteboul,
Foto oleh: Sutton Images
Kesulitan Palmer di awal musim F1 2017 berlanjut pada GP Rusia pekan lalu. Pembalap Inggris Raya itu mengalami kecelakaan saat babak Q1 sebelum tersingkir setelah terlibat insiden tabrakan dengan Romain Grosjean pada putaran pertama.
Sementara rekan setimnya, Nico Hulkenberg, kerap menjadi 10 pembalap terbaik saat kualifikasi dan berhasil mencetak poin pada dua balapan terakhir.
Hingga saat ini, peringkat ke-13 menjadi raihan terbaik Palmer saat balapan. Melihat jerih payah dari kru Palmer yang sering disibukkan dengan tugas perbaikan mobil, Abiteboul berusaha memberikan motivasi.
"Saya merasa kasihan melihat jerih payah mereka," ucap Abiteboul kepada Motorsport.com. "Jadi saya menaruh perhatian khusus kepada kubu tim Jo [panggilan akrab Palmer].
"Kami kerap dihadapkan banyak masalah mobil seperti mengganti sasis, mengganti mesin, kecelakaan saat kualifikasi. Jadi saya merasa kasihan saat melihat usaha keras Jo dan tim di belakangnya. Mereka telah melakukan pekerjaan yang luar biasa sepanjang pekan.
"Ketika kita melakukan pergantian sasis dan mesin, itu sebenarnya bisa menjadi alasan jika mobil kita mengalami kerusakan. Tapi nyatanya itu tidak terjadi, jadi saya harus mengapresiasi kerja keras mereka."
Abiteboul juga menegaskan komitmen dukungannya terhadap Palmer.
"Ia harus bisa melihat sisi positif dari performa bagus Nico. Ia harus merasakan bahwa tim ini bisa mengantarkannya meraih hasil yang lebih baik. Dan performa seperti itu tidak hanya untuk Nico, tetapi juga untuk dia.
"Kami membutuhkan Jo untuk menambah raihan poin. Jadi komitmen kami tidak perlu diragukan."
Menurut Abiteboul, kecelakaan pada babak Q1 menjadi sumber penyebab buruknya hasil balapan Palmer di Sochi.
"Jika Anda melihat performanya sepanjang pekan, ia hanya melakukan satu kesalahan, yaitu saat babak Q1. Sebenarnya dia bisa dengan mudah lolos ke Q2, itu terlihat dari waktu tiap sektor.
"Kalau saja dia lolos ke babak Q2, maka ia tidak perlu berada di posisi di mana sebuah insiden bisa menimpanya, seperti yang terjadi di Tikungan 2.
"Melihat data, sudah jelas terlihat bahwa ia tidak bisa berbuat banyak untuk menghindari insiden itu. Jadi kami semua merasa frustrasi karena satu kesalahan bisa berbuntut situasi yang sulit untuk dia."
Be part of Motorsport community
Join the conversationShare Or Save This Story
Subscribe and access Motorsport.com with your ad-blocker.
From Formula 1 to MotoGP we report straight from the paddock because we love our sport, just like you. In order to keep delivering our expert journalism, our website uses advertising. Still, we want to give you the opportunity to enjoy an ad-free and tracker-free website and to continue using your adblocker.
Top Comments