Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia

Juara Formula 2 Sulit Lolos Langsung ke F1 dalam 10 Tahun Terakhir

Meskipun dibuat sebagai jalur yang paling tepat, faktanya banyak kampiun Kejuaraan FIA Formula 2 yang tidak mampu lolos ke Formula 1.

Start action, Felipe Drugovich, Uni-Virtuos, Jehan Daruvala, Carlin, Liam Lawson, Hitech Grand Prix, Dan Ticktum, Carlin

Foto oleh: Zak Mauger / Motorsport Images

FIA Formula 2 kali pertama resmi digelar pada 2017 sebagai rebranding dari GP2. Seri (G2) yang digagas oleh Flavio Briatore dan saat ini ditangani Bruno Michel (sebagai managing director) itu memang didesain sebagai latihan bagi pembalap untuk turun di Formula 1.

Formula 2 mewajibkan suruh tim memakai sasis, mesin, dan ban yang sama agar kemampuan asli pembalap bisa terlihat. Lomba Formula 2 pun selalu digelar bersamaan dengan akhir pekan Grand Prix Formula 1.

Lantas, apakah Formula 2 (GP2 sebelum 2017) benar-benar sudah menjadi jalur yang tepat bagi pembalap untuk turun ke Formula 1?

Nyck De Vris, Williams

Nyck De Vris, Williams

Foto oleh: Alessio Morgese

Melihat format balapan, bentuk dan performa mobil, Formula 2 memang seri yang tepat bagi seorang pembalap untuk menapaki ajang balap mobil kursi tunggal terbaik dan paling bergengsi di dunia, Formula 1.

Bila dirunut dalam 10 tahun terakhir, sebagian besar kampiun F2/GP2 baru bisa turun penuh di F1 setelah menghabiskan setahun membantu pengembangan tim dan ikut menguji mobil (development and test driving).

Hanya tiga juara Formula 2/GP2 yang mampu langsung promosi untuk turun penuh (alias pembalap full-time) di F1.

Mereka adalah juara F2 2017 Charles Leclerc yang langsung direkrut Alfa Romeo di F1 pada 2018, kampiun F2 2018 George Russell yang ditarik Williams F1 pada 2019, dan jawara F2 2020 Mick Schumacher yang digaet Haas F1 mulai 2021.

Felipe Drugovich, MP Motorsport

Felipe Drugovich, MP Motorsport

Foto oleh: Formula Motorsport Ltd

Bila melihat satu dekade terakhir, dua kampiun F2/GP2 tidak pernah mendapatkan kesempatan untuk membalap di F1. Kini, tinggal Nyck de Vries, juara F2 2019, yang memiliki harapan besar untuk menjadi full-time driver di F1.  

De Vries menjadi test and reserve driver Tim Mercedes-AMG Petronas F1 sejak 2021 bersama rekan setimnya di Formula E Stoffel Vandoorne.

Ia lalu diminta Williams menggantikan Alex Albon turun untuk GP Italia 2022 lalu dan mampu finis di P9 sekaligus merebut poin pertamanya di F1 pada debut lombanya.

Dinamisnya pasar pembalap F1 untuk 2023 bisa menjadi kesempatan bagi pembalap asal Belanda tersebut untuk turun penuh di F1. Kepindahan Fernando Alonso ke Aston Martin Aramco Cognizant (dari Alpine) serta mundurnya Sebastian Vettel memunculkan efek domino.

Saat ini, paling tidak ada masing-masing satu posisi yang akan ditinggalkan pembalap masing-masing di Alpine, Williams, Haas, dan AlphaTauri. Melihat kans, De Vries kemungkinan bisa ditarik ke AlphaTauri menggantikan Pierre Gasly yang hampir pasti hengkang ke Alpine.

Selain De Vries, kampiun F2 2022 Felipe Drugovich juga tidak otomatis menjadi pembalap reguler di F1 pada musim berikutnya.

Baca Juga:

Pada 12 September 2022 atau dua hari usai memastikan gelar F2, pembalap asal Brasil itu diumumkan sebagai anggota pertama AMF1 Driver Development Programme yang baru dibentuk.

Pada saat yang sama, ia juga dipercaya sebagai salah satu reserve driver Aston Martin. Dengan status tersebut, Drugovich rencananya akan ikut pada latihan bebas pertama (FP1) balapan terakhir F1 2022, Grand Prix Abu Dhabi.

Fakta-fakta di atas menunjukkan bila gelar F2 belum cukup menjamin seorang pembalap langsung mendapatkan kursi di F1 pada musim berikutnya.

Kemampuan finansial (baca: membawa sponsor ke tim) jauh lebih signifikan. Apa yang dilakukan runner-up F2 2019 Nicholas Latifi dan peringkat kelima F2 2020 Nikita Mazepin menjadi beberapa contoh.

Baik Latifi maupun Mazepin didukung finansial luar biasa dari perusahaan keluarga mereka. Latifi yang berasal dari Kanada membawa Sofina Foods, Inc ke Williams hingga mampu mendapatkan posisi di tim sejak F1 2020. Akhir musim ini, ia akan berpisah dengan tim asal Grove, Inggris, tersebut.

Mazepin juga didukung Uralkali, perusahaan kimia milik ayahnya. Bahkan, Uralkali menjadi sponsor utama Haas. Sayangnya, kiprah Mazepin di F1 harus terhenti karena imbas invasi Rusia dan Ukraina. Sanksi untuk Rusia, negara asal Mazepin, berimbas pada pemutusan kontrak sebelum musim 2022 dimulai.

Langkah Para Juara GP2/F2 dalam 10 Tahun Terakhir:

  Tahun Juara F2 Pembalap
1 2012   Italy Davide Valsecchi
2 2013 SwitzerlandFabio Leimer 
3 2014 United KingdomJolyon Palmer
4 2015 GermanyStoffel Vandoorne
5 2016 France Pierre Gasly
6 2017 MonacoCharles Leclerc
7 2018 United KingdomGeorge Russell
8 2019 NetherlandsNyck de Vries
9 2020 GermanyMick Schumacher
10 2021 AustraliaOscar Piastri
11 2022   Brazil Felipe Drugovich Reserve driver Aston Martin F1 2023

Be part of Motorsport community

Join the conversation
Artikel sebelumnya Briatore Sebut FIA Diisi Banyak Staf Kurang Kompeten
Artikel berikutnya Honda Perkuat Kolaborasi dengan Red Bull Jelang F1 GP Jepang

Top Comments

Belum ada komentar. Mengapa Anda tidak menulis sesuatu?

Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia