Keke Rosberg: "Lewis sudah beruntung dua kali, kenapa Nico tidak boleh?"
Juara dunia F1 1982, Keke Rosberg, hampir tidak pernah tampil di depan kamera media sejak tahun 2010. Saat anaknya, Nico, meraih gelar yang sama, ia akhirnya memberikan suaranya kembali.
Nico Rosberg, Mercedes AMG F1 celebrates his World Championship with his wife Vivian Rosberg, mother
LAT Images
Nico Rosberg mengikuti langkah Damon Hill untuk menjadi anak peraih gelar juara dunia F1 yang kemudian berhasil meraih gelar yang sama.
Sementara itu, bagi ayah Nico, Keke Rosberg, ia sengaja tidak banyak tampil di depan media agar anaknya dapat fokus dengan kariernya di F1.
Saat Nico berhasil mengunci gelar juara dunia, Rosberg yang sempat menonton balapan dari Dubai, langsung datang ke pedok sirkuit Yas Marina, Abu Dhabi, untuk merayakan pencapaian anaknya itu.
“Peran saya adalah pemberi dukungan pribadi,” ujarnya kepada media di pedok. “Yang kalian mungkin lupa adalah saya tidak pernah melakukan wawancara sejak enam tahun yang lalu – sejak 1 Januari 2010. Ini adalah yang pertama kalinya.”
Motorsport.com kemudian mendengar apa yang dikatakan oleh Rosberg:
Beberapa hari terakhir ini, di mana Anda berada?
Keke Rosberg: Di Dubai.
Di Hotel?
KR: Di hotel dan kemudian sempat juga di rumah teman saya hari ini.
Anda jarang tersorot media akhir-akhir ini.
KR: Saya berpikir bahwa ini sudah saatnya bagi saya untuk tidak mencampuri urusan dia [Nico]. Pekan ini, saya juga tidak ingin datang ke sirkuit. Karena bila saya datang dan tidak melakukan apa-apa selama tiga hari, saya tidak akan merasa tenang. Jadi saya berdiskusi dengan Nico dan berkata: ‘Ok saya tidak bisa datang, tidak ada gunanya.’ Jadi ya, saya tidak datang.
Apakah Nico mengetahui keberadaan Anda
KR: Ya, Nico selalu tahu di mana saya berada. Saya pikir ia tidak tahu di mana persis saya berada, tapi ia tahu kalau saya ada di Dubai.
Bagaimana reaksi Anda saat Lewis menghambat laju Nico di penghujung balapan?
KR: Saya menyeruput bir saya, dan berpikir, ‘Ok ini akan sangat menegangkan’.
Apa opini anda tentang Verstappen hari ini?
KR: Ia melintir sendiri di tikungan pertama dan kemudian berhasil bangkit bukan? Tapi mungkin mereka akan mendidik dia lebih lanjut. Ia adalah seorang pembalap yang berbakat, jadi ia membutuhkan sedikit bimbingan.
Apakah Anda merasa tegang saat menonton Nico?
KR: Tentu saja. Bukankah itu perasaan yang wajar sebagai seorang ayah?
Anda adalah satu-satunya peraih gelar juara dunia F1 yang masih bisa menonton putranya meraih gelar yang sama...
KR: Ya seseorang memberi tahu saya informasi itu. Saya menjadi satu-satunya yang masih hidup, tapi nyaris!
Apakah Anda pernah membayangkan hari seperti ini akan datang?
KR: Ya, tapi saat saya datang ke F1, memang ada tiga tugas yang harus bisa kita raih. Pertama, kita harus bisa meraih kemenangan perdana, kemudian meraih kemenangan di Monako, dan akhirnya, meraih gelar juara dunia. Itu yang saya katakan kepada Nico. Sekarang, ia bisa menepukkan tangannya di dada dan berkata ‘saya berhasil’.
Apakah gaya membalapnya berbeda dari Anda?
KR: Ia punya mobil yang lebih bagus.
Menurut Anda, bagaimana ia secara mental bisa kuat?
KR: Saya tidak tahu, ia memang luar biasa. Saya mengagumi kekuatan mental dan komitmennya. Anda harus ingat bahwa Nico selalu memberikan 110 persen komitmen.
Setelah memiliki dua peraih gelar juara dunia, apakah Mercedes akan mengubah dinamika tim mereka?
KR: Saya tidak tahu apa yang akan berubah. Tetapi, seorang pembalap yang bahagia, akan selalu tampil lebih baik dibandingkan seorang pembalap yang muram.
Nico terlihat begitu emosional saat berbicara dengan Anda?
KR: Ya, karena ini adalah olahraga keluarga. Ia tahu seberapa besar arti kemenangan ini bagi saya dan dia.
Mana yang lebih berarti bagi Anda – kemenangan Anda di 1982, atau kemenangan Nico hari ini?
KR: Kemenangan saya sudah tidak berarti lagi. Itu sudah lama. Saya bisa saja menjadi dokter gigi. Jadi bagi saya, kemenangan saya sudah tidak berarti lagi. Kini semuanya adalah tentang Nico dan kesuksesannya.
Nico berkata bahwa Anda selalu mengirim pesan singkat di hari Sabtu malam, seperti ‘terus tancap gas’...
KR: Ya, tapi saya harus mengirim pesan seperti apa lagi? ‘Jangan melintir di tikungan pertama’? Tentu saya tidak bisa mengirim pesan seperti itu. Jadi saya berusaha menjaga semangatnya agar tetap tinggi. Ini adalah olahraga, dan kita harus bisa menikmatinya. Tekanan itu harus selalu lebih rendah dibandingkan kenikmatan berkompetisi di olahraga ini.
Menurut Anda, apakah ia mengalami karier F1 yang sulit, terutama saat harus melawan banyak pembalap hebat?
KR: Ya itu sudah biasa di olahraga ini. Di 2014, ia bisa saja meraih gelar juara dunia saat itu. Tiga tahun terakhir ini ia sudah tampil luar biasa, dan di bawah tekanan yang luar biasa pula. Terutama saat Anda selalu berusaha untuk memenangkan lomba.
Apakah meraih gelar juara dunia di era kini menjadi lebih mudah dibandingkan saat era Anda?
KR: Tidak. Saya rasa tidak lebih mudah ataupun lebih sulit. Peta persaingannya jauh berbeda. Contoh di olahraga tennis masa kini, cara mereka bermain mereka jauh berbeda dibandingkan saat 30 tahun yang lalu. Kini, semuanya harus lebih presisi, dan Anda harus bisa tampil lebih kuat, lebih tinggi, dan sebagainya. Hal yang sama juga terjadi di sini.
Pada musim saat Anda meraih gelar juara dunia, Anda hanya menjuarai satu balapan. Tahun ini, Lewis telah menjuarai 10 balapan, namun masih gagal meraih gelar juara dunia...
KR: Ya benar. Tapi Lewis memiliki keunggulan 50dk dibandingkan mobil-mobil lainnya, sementara saya memiliki defisit 250dk saat itu... jadi ya tidak sebanding.
Apa yang ingin Anda katakan kepada orang-orang yang menganggap Nico adalah peraih gelar juara dunia yang beruntung?
KR: Saya pikir Lewis juga sudah beruntung dua kali, kenapa Nico tidak boleh untuk kali ini saja? Jika Anda ingin meraih titel juara dunia di F1, Anda tidak bisa terlalu banyak mengalami nasib sial. Saya bisa saja meraih titel juara dunia di Monza, saya hanya butuh finis di peringkat kelima. Tapi kemudian, sayap belakang saya terlepas – dari mobil Williams. Bisa kalian bayangkan?
Be part of Motorsport community
Join the conversationShare Or Save This Story
Subscribe and access Motorsport.com with your ad-blocker.
From Formula 1 to MotoGP we report straight from the paddock because we love our sport, just like you. In order to keep delivering our expert journalism, our website uses advertising. Still, we want to give you the opportunity to enjoy an ad-free and tracker-free website and to continue using your adblocker.
Top Comments