Kenangan Kobayashi tentang Awal Karier Tsunoda
Mantan pembalap F1, Kamui Kobayashi, mengungkapkan kisah pertemuannya dengan Yuki Tsunoda dalam perjalanan sang rookie menuju kejuaraan balap jet darat.
Foto oleh: Red Bull Content Pool
Tsunoda mencuri perhatian usai debut impresif bersama AlphaTauri di seri pembuka Grand Prix Bahrain akhir pekan lalu.
Sempat berduel melawan Fernando Alonso, driver berusia 20 tahun itu berhasil mengamankan finis kesembilan setelah menaklukkan Lance Stroll pada lap terakhir.
Tak pelak, penampilan apik Tsunoda pun menuai banyak pujian. Mulai dari Managing Director Formula 1, Ross Brawn, hingga penasihat Red Bull Racing, Helmut Marko.
Tsunoda menjadi pembalap Jepang pertama yang berpartipasi di ajang F1 sejak kompatriotnya, Kobayashi, musim 2014 silam.
Semasa berkiprah pada balap jet darat, Kobayashi mengumpulkan 125 poin termasuk podium di Suzuka. Dan gaya mengemudi Tsuno yang agresif dinilai mirip seniornya.
“Saya kira sebelum dia bergabung dengan sekolah Honda, dia datang ke sekolah Toyota dan saya mengajarinya,” tutur Kobayashi menceritakan pertemuan dengan Tsunoda di podcast Beyond The Grid.
“Dia berusia 14 atau 15 tahun… Saya kadang-kadang berbicara dengannya… Menurut saya, dia akan bagus, tapi hanya (tergantung) bagaimana dia memiliki kecocokan yang baik dengan mobil serta timnya.
“Dia memiliki (rekan setim) yang tangguh di sampingnya, (Pierre Gasly, pemenang GP Italia 2020).
“(Penting) dia menyesuaikan dengan mobilnya. Dia bagus di F2, namun jika Anda melihat F3, dia tidak terlalu istimewa. Jadi, saya pikir dia bisa bagus jika dia cocok dengan mobilnya.”
Yuki Tsunoda, AlphaTauri AT02
Foto oleh: Zak Mauger / Motorsport Images
Dengan usia yang terbilang masih begitu muda, masa depan Tsunoda diprediksi bakal cerah. Pun demikian, bukan berarti petualangannya di Formula 1 akan berjalan mulus.
Kobayashi kemudian memperingatkan, bahwa Tsunoda memerlukan sosok manajer yang dapat mendampinginya ketika sang pembalap menghadapi masalah, atau mendulang hasil buruk.
“Yang pasti dia bisa mendapatkan hasil bagus, tetapi mungkin juga kesalahan. Dengan (membuat) kesalahan, dia membutuhkan seseorang untuk menjelaskan dengan baik kepada tim. Dia membutuhkan filter untuk mengatur dirinya sendiri,” kata Kobayashi.
“Dia masih muda dan belum memiliki pengalaman dalam motorsport. Dia perlu mengenal seseorang yang dapat membantunya untuk mengatur pikiran dan tingkat kepercayaan dirinya.
“Tidak diragukan lagi dengan berjalannya waktu dia akan menjadi baik suatu hari nanti. Tapi cara dia mengelola citranya dengan tim, mereknya… di Formula 1. Menurut saya, inilah yang paling penting.”
Kamui Kobayashi, Toyota Gazoo Racing
Foto oleh: TOYOTA GAZOO Racing
Be part of Motorsport community
Join the conversationShare Or Save This Story
Subscribe and access Motorsport.com with your ad-blocker.
From Formula 1 to MotoGP we report straight from the paddock because we love our sport, just like you. In order to keep delivering our expert journalism, our website uses advertising. Still, we want to give you the opportunity to enjoy an ad-free and tracker-free website and to continue using your adblocker.
Top Comments