Kiprah Pembalap Rusia di Formula 1

Invasi militer Rusia ke Ukraina bisa berbuntut pada suramnya karier Nikita Mazepin di Formula 1. Padahal, tidak banyak pembalap asal Rusia yang pernah berkarier di F1.

Kiprah Pembalap Rusia di Formula 1

Rusia harus menunggu 60 musim – sejak Formula 1 resmi berstatus kejuaraan dunia mulai 1950, sampai 2009 – untuk meloloskan pembalapnya ke ajang balap mobil single-seater paling bergengsi di kolong jagat tersebut.

Ironisnya, negara dengan luas wilayah terbesar di dunia (jika dihitung daratan saja) itu hanya memiliki empat pembalap yang pernah turun di F1, terhitung mulai 2010.

Kini, dengan invasi militer yang dilakukan Rusia terhadap negara tetangga sekaligus “saudara” mereka, Ukraina, bukan tidak mungkin masa depan pembalap mereka saat ini, Nikita Mazepin, bakal terancam.

Pembalap Pertama

Pembalap pertama asal Rusia yang mengaspal di Formula 1 adalah Vitaly Petrov. Saat berusia 25 tahun, usai menjadi runner-up GP2 2009, Petrov melakukan debut F1 dengan turun pada GP Bahrain 2010 bersama Tim Renault dan didampingi pembalap berbakat, Robert Kubica.

Poin pertama Petrov di F1 dibuat saat berhasil finis P7 (6 poin) di GP Cina. Total, pada F1 2020 ia lima kali finis di zona poin dengan hasil terbaik P5 di Hungaria. Namun, hal paling fenomenal pada musim perdana Petrov di F1 jelas pada lomba terakhir, GP Abu Dhabi.

Vitaly Petrov bersama Eric Boullier, Prinsipal Tim Renault F1 pada 2010.

Vitaly Petrov bersama Eric Boullier, Prinsipal Tim Renault F1 pada 2010.

Foto oleh: Andrew Ferraro / Motorsport Images

Mengganti ban dengan kompon keras pada lap pertama dalam situasi safety car, Petrov merasa tidak perlu lagi mengganti ban.

Di sisi lain, Fernando Alonso (Scuderia Ferrari) yang saat itu memimpin klasemen, menilai Mark Webber (Red Bull Racing) sebagai rival utama. Tetapi, setelah mengganti ban dan sempat tercecer, Alonso ternyata tidak mampu melewati Petrov sampai akhir balapan.

Sebastian Vettel (Red Bull Racing) yang sebelum GP Abu Dhabi hanya berda di P3 klasemen, berhasil memanfaatkan situasi dari terhalangnya Alonso oleh Petrov, karena pembalap Spanyol itu berkonsentrasi menahan Webber.

Vettel akhirnya memenangi GP Abu Dhabi sekaligus memastikan gelar juara dunia F1 2010, trofi pertama dari total empat yang direbutnya secara beruntun saat itu.

Vitaly Petrov, Renault F1 Team R30, berhasil menahan Fernando Alonso, Ferrari F10, sepanjang balapan GP Abu Dhabi 2010.

Vitaly Petrov, Renault F1 Team R30, berhasil menahan Fernando Alonso, Ferrari F10, sepanjang balapan GP Abu Dhabi 2010.

Foto oleh: Drew Gibson / Motorsport Images

Petrov sendiri finis di P6 pada GP Abu Dhabi 2010, satu tingkat di belakang Kubica dan tepat di atas Alonso.

Sepanjang kariernya di F1, Petrov hanya mampu sekali naik podium saat finis P3 di GP Australia 2011. Pada 2012, Vitaly Petrov bergabung ke Caterham sekaligus mengakhiri karier singkatnya di F1, hanya tiga musim dengan posisi akhir terbaik P10 klasemen pada 2011.

Pembalap Tersukses     

Setelah Petrov tersingkir, Formula 1 harus menunggu satu tahun untuk mendapatkan pembalap asal Rusia lagi. Adalah kampiun GP3 (kini Formula 3) 2013 Daniil Kvyat yang ditarik oleh Scuderia Toro Rosso (kini AlphaTauri) pada F1 2014.

Pembalap kelahiran Ufa, Rusia, 26 April 1994 itu langsung merebut poin pada lomba F1 perdananya, GP Australia 2014, dengan finis di P9 (2 poin). Pada 2015, Kvyat ditarik ke tim induk Toro Rosso, Red Bull Racing, untuk menggantikan Vettel yang pindah ke Ferrari.

Daniil Kvyat, Scuderia Toro Rosso, dalam acara parade pembalap di F1 GP Jepang 2014.

Daniil Kvyat, Scuderia Toro Rosso, dalam acara parade pembalap di F1 GP Jepang 2014.

Foto oleh: Charles Coates / Motorsport Images

Namun, Kvyat tidak bertahan lama di Red Bull. Meskipun, pada akhir F1 2015 ia mampu mengalahkan poin rekan setim, Daniel Ricciardo, 95-92. Salah satunya berkat finis P2 di Hungaria yang menjadi hasil finis terbaik Kvyat sekaligus pembalap Rusia di F1 hingga kini.

Pada balapan ketiga F1 2016, Kvyat mampu finis P3 di GP Cina. Tetapi, insiden dengan Vettel pada lap pertama balapan berikutnya di Rusia, menjadi bumerang bagi Kvyat.

Ia akhirnya dikembalikan ke Toro Rosso sejak putaran kelima F1 2016. Red Bull saat itu lebih memilih menukar Kvyat dengan Max Verstappen yang memang sudah bersinar di Toro Rosso.

Kvyat meninggalkan F1 pada akhir musim 2017 namun kemudian kembali pada 2019 bersama Toro Rosso dan mampu naik podium ketiga balapan GP Jerman yang saat itu berlangsung di lintasan basah-kering.

Daniil Kvyat, AlphaTauri, dan Pierre Gasly, AlphaTauri, berpose untuk foto tim.

Daniil Kvyat, AlphaTauri, dan Pierre Gasly, AlphaTauri, berpose untuk foto tim.

Foto oleh: Glenn Dunbar / Motorsport Images

Kontrak Daniil Kvyat tidak diperpanjang oleh Red Bull-AlphaTauri pada akhir F1 2020. Ia sempat menjadi pembalap cadangan Alpine F1 pada 2021.

Musim 2022 ini, Kvyat memutuskan untuk turun di Kejuaraan Dunia Balap Ketahanan Mobil (FIA World Endurance Championship/WEC) pada 2022 bersama G-Drive Racing.

Hingga kini, Daniil Kvyat masih tercatat sebagai pembalap Rusia tersukses di F1. Turun dalam 110 Grand Prix selama enam musim, Kvyat menorehkan tiga finis podium, satu fastest lap, dengan posisi start terbaik adalah keempat (tiga kali pada 2015: Singapura, Meksiko, Amerika Serikat).

Pembalap dengan Tim dan Waktu yang Salah

Begitu Kvyat keluar pada akhir 2017, Sergey Sirotkin masuk pada 2018 untuk menjadi pembalap Rusia ketiga di F1. Pembalap asal Moskow tersebut direkrut Williams setelah finis P3 di GP2 (kini Formula 2) 2015 dan 2016.

Turun dengan mobil yang tidak kompetitif, Williams FW41, Sirotkin hanya mampu menuai 1 poin dan mengakhiri musim 2018 di posisi juru kunci klasemen alias P20.

Sergey Sirotkin, saat menjadi reserve driver Renault F1 Team pada 2019.

Sergey Sirotkin, saat menjadi reserve driver Renault F1 Team pada 2019.

Foto oleh: Mark Sutton / Motorsport Images

Uniknya, poin dari finis P10 di GP Italia milik Sirotkin tersebut diraih setelah mobil Romain Grosjean (Haas) kedapatan memakai lantai ilegal.

Setelah musim 2018, Sirotkin menjadi reserve driver McLaren dan Renault pada 2019. Ia terus menjadi pembalap cadangan Renault sampai akhir F1 2020. Sepanjang tidak lagi menjadi pembalap reguler F1, Sergey Sirotkin lebih banyak turun di ajang balap ketahanan.

Pembalap F1 asal Rusia Sekarang

Fakta menarik pun muncul sepanjang keikutsertaan para pembalap Rusia di F1. Meskipun hampir selalu memiliki wakil di F1 sejak 2010 – kecuali pada 2013 – tidak pernah ada duel sesama pembalap Rusia di F1.

Setelah Kvyat pergi, Nikita Mazepin promosi ke F1 pada 2021 setelah pada musim sebelumnya menempati peringkat kelima FIA Formula 2.

Nikita Mazepin, Haas F1 Team

Nikita Mazepin, Haas F1 Team

Foto oleh: Carl Bingham / Motorsport Images

Kiprah Mazepin di F1 bersama Haas tidak lepas dari dukungan finansial dari sang ayah, Dmitry Mazepin, lewat perusahaan kimia miliknya, Uralkali, yang menjadi sponsor utama tim asal Amerika Serikat tersebut.

Turun bersama tim gurem, Mazepin terbukti kesulitan untuk kompetitif di atas Haas VF-21 yang memang tidak mampu dikembangkan sepanjang musim 2021 lalu. Hasil finis terbaik Mazepin sejauh ini hanyalah P14 di Azerbaijan.

Salah satu karakter unik Nikita Mazepin adalah dirinya temperamental dan mudah tersinggung. Kabarnya, ia sempat berselisih dengan sesama pembalap F1 seperti Lewis Hamilton (Mercedes) dan bahkan dengan rekan setimnya Mick Schumacher dan skuadnya sendiri, Haas.  

Baca Juga:

 

 

       

 

 

   

 

 

dibagikan
komentar

Segera Debut di F1, Guanyu Zhou Jadikan Yao Ming Inspirasi

Alpine Yakin Bisa Dekati Puncak Klasemen dengan A522