Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Edisi

Indonesia Indonesia

Kisah Newey Berutang Nyawa pada Ecclestone

Adrian Newey mengungkapkan bagaimana mantan bos F1 Bernie Ecclestone dan mantan istrinya, Slavica, menolongnya setelah ia mengalami retak tulang tengkorak akibat kecelakaan saat bersepeda.

Bernie Ecclestone visits the paddock

Desainer andal F1 itu mengalami beberapa patah tulang tengkorak dalam kecelakaan di Kroasia pada musim panas 2021. Sang istri, Amanda, menulis beberapa bulan kemudian bahwa kesembuhannya "sebuah dari keajaiban" dan dia "hampir kehilangan cinta dalam hidup saya" sebagai akibatnya.

Newey sendiri mengatakan bahwa insiden itu bodoh. Namun karena ia sempat bersama dengan Supremo F1, pada hari-hari sebelum kecelakaan itu, keluarga Newey menghubunginya. Ecclestone menghubungi mantan istrinya, yang juga memanfaatkan koneksinya, untuk mencarikan kamar di rumah sakit dan dokter terbaik.

Namun ketika ada risiko terjadi hal-hal yang tidak diinginkan, panggilan lain dilakukan untuk membawanya kembali ke Inggris secepat mungkin.

"Maksud saya, semua kecelakaan itu bodoh, tapi yang satu ini sangat bodoh," kata Chief Technology Officer Red Bull itu dalam siniar Formula For Success.

"Tapi, saya pikir apa yang muncul dari hal ini adalah betapa pentingnya orang-orang di sekitar Anda. Tengkorak saya akhirnya retak. Untungnya saya dan istri saya bersama Bernie dan Fabi Ecclestone beberapa hari sebelumnya.

"Saya tidak dalam kondisi terbaik. Mandy menelepon Bernie dan berkata, 'Lihat, dia tidak terlihat baik. Ia terlihat sedikit pucat, kita harus membawanya ke rumah sakit.’

"Jadi Bernie menawarkan untuk membawa saya ke kapalnya. Mantannya (Slavica) adalah orang Kroasia, kami sedang berada di Kroasia, jadi dia menelepon mantannya, yang menelepon perdana menteri, yang menelepon kepala bedah saraf yang ternyata sedang berlibur di Bosnia.

“Tetapi, ambulans tiba dengan sangat cepat. Dia mengambil tindakan untuk memasukkan saya ke rumah sakit.

Baca Juga:

"Kemudian, saya dirawat di rumah sakit Kroasia di Split. Jika Anda pergi ke Split sebagai turis, kota ini memiliki nuansa Mediterania Italia yang sesungguhnya. Sangat glamor.

“Namun, jika Anda pergi ke rumah sakit, Anda akan merasa seperti berada di Stalingrad. Itu adalah rumah sakit berlantai porselen tahun 1960-an yang berbau disinfektan.

"Tiga orang dokter datang ke samping tempat tidur saya. Mereka pasti seorang ahli anestesi, ahli bedah mulut, dan ahli bedah saraf. Mereka semua masih sangat muda, dan salah satu dari mereka berkata dalam bahasa Inggris yang masuk akal, 'Seperti yang Anda ketahui, tengkorak Anda retak dan kami harus mengoperasinya dengan sangat cepat karena jika tidak, Anda bisa kehilangan mata Anda'.

"Dan saya berkata, 'Oke, jadi apa saja yang terlibat dalam operasi?’ Saya bertanya. 'Oh, kami akan memotongnya, memasangnya, dan semuanya akan sempurna.’

"'Jadi, apa risiko kerusakan pada mata selama operasi?’ - Oh, tidak ada risiko sama sekali.

"'Oke, jadi apa risiko kerusakan otak selama operasi? - Oh, 5 persen, mungkin 10 persen.

"Pada titik ini, saya menelepon Mandy dan berkata, 'Demi Tuhan, keluarkan saya dari sini!’. Kemudian Bernie, Fabi, Christian dan Joe Macari semua mengambil tindakan dan membawa saya pulang dan saya dioperasi di Inggris," pungkasnya.

Adrian Newey, Chief Technology Officer, Red Bull Racing

Fotoğraf: Mark Sutton / Motorsport Images

Adrian Newey, Chief Technology Officer, Red Bull Racing

Be part of Motorsport community

Join the conversation
Artikel sebelumnya Norris Sebut Awal Lambat F1 2023 Menguntungkan McLaren
Artikel berikutnya Balapan Terbaik dan Terburuk F1 2023 Versi Verstappen

Top Comments

Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Edisi

Indonesia Indonesia