Kontrak Baru Hamilton, Mercedes Perlu Skenario Lindungi Diri
Perpanjangan kontrak antara Lewis Hamilton dan Mercedes F1 tampaknya tinggal menunggu waktu saja. Belajar dari pengalaman sebelumnua, pabrikan Jerman harus melindungi dari ancaman yang akan terjadi.
Lewis Hamilton, Mercedes W13
Erik Junius
Dalam agenda prinsipal Toto Wolff, pembaruan kontrak Lewis Hamilton tentu saja jadi prioritas. Meskipun sebenarnya ini bukan sesuatu yang baru bagi kedua belah pihak, namun ada parameter yang menyebabkan negosiasi tidak akan seperti di masa lalu.
Pembalap yang baru saja berusia 38 tahun itu berada dalam kondisi prima dan tampaknya bertekad untuk melanjutkan kariernya di Formula 1. Tetapi berlalunya waktu juga memunculkan serangkaian pertimbangan (yang tidak ada hubungannya dengan uang) yang akan diperhitungkan saat bernegosiasi.
Mengenai gajinya, proposal tersebut akan sesuai dengan kontrak terakhirnya yang ditandatangani dua tahun lalu, sebuah perjanjian yang juga membiayai yayasan Misi 44 dari sang juara F1 tujuh kali.
Mengesampingkan hal itu, untuk mencapai kesepakatan, perlu untuk mendefinisikan semua skenario yang dapat diambil dalam dua tahun ke depan sehubungan dengan kemungkinan kepergian Hamilton lebih awal. Walau itu belum ada dalam pemikiran pembalap Inggris tersebut, namun tim harus melindungi dirinya sendiri.
Sangat mungkin bahwa pembaruan akan ditandatangani sebelum pilot dapat mengevaluasi potensi W14. Jika dari segi performa mirip dengan pendahulunya, itu tidak akan menjadi kabar baik bagi pilot yang mengejar rekor delapan titel.
Helm Lewis Hamilton di atas Mercedes W13
Foto oleh: Steve Etherington / Motorsport Images
Seandainya kemungkinan itu benar-benar terjadi, motivasi Hamilton bisa anjlok, sehingga meninggalkan Formula 1 bisa menjadi pemikiran pertamanya. Semua ini harus disetujui oleh kedua belah pihak, karena pada dasarnya akan ada kontrak jangka panjang dengan bayaran tinggi yang ditandatangani yang akan menghubungkan Hamilton dengan Mercedes sebagai 'duta merek'.
Ia tidak akan bisa berbuat seperti Nico Rosberg, yang menelepon Toto Wolff secara mendadak pada Desember 2016 dan mengatakan ingin pensiun. Kalau Hamilton mau keluar dari balap mobil tertinggi musim ini, maka dia harus mendapat persetujuan dari tim.
"Saya memiliki banyak kepercayaan diri," kata Wolff baru-baru ini tentang kemungkinan pembaruan kontrak. "Lewis adalah bagian dari tim dan tim adalah bagian dari Lewis. Tidak ada alasan untuk tidak melanjutkannya, salah satu kekuatannya adalah rasa lapar yang terus menerus, dia adalah orang yang sangat bersemangat dan bertekad."
Lewis Hamilton, Mercedes W13
Photo by: Glenn Dunbar / Motorsport Images
Perpanjangan kontrak Hamilton akan datang. Namun makin banyak klausul keluar yang ditandatangani dalam kontrak, makin besar urgensi Mercedes untuk melindungi diri dengan 'rencana B'. Sesuatu yang tidak akan mudah, karena tidak banyak anak muda yang siap. Pembalap hebat juga sudah diikat tim lain setidaknya sampai akhir 2024.
Namun, peristiwa yang menghidupkan pasar musim lalu telah menunjukkan bahwa kontrak dapat diputuskan dan semuanya dapat berubah dalam semalam di Formula 1, terutama ketika ada kepentingan finansial yang besar.
Bukan misteri untuk mengatakan bahwa Lando Norris memiliki beberapa pengagum di dalam box Mercedes. Tetapi untuk saat ini, McLaren telah melindunginya hingga akhir 2028.
Lando Norris, McLaren
Photo by: Mark Sutton / Motorsport Images
Karena hubungan dekat antara keduanya, jika Mercedes tidak menemukan pengganti, Hamilton harus berusaha untuk bertahan setidaknya hingga 2024. Merek Jerman bersedia menawarinya kontrak (menurut rumor sepuluh tahun) yang menempatkannya sebagai aset bagi rencana masa depan perusahaan, sebagai petinggi di departemen pemasaran.
Sebuah pekerjaan bergaji besar yang tidak akan bertentangan dengan banyak proyek yang telah direncanakan Hamilton untuk masa depan, setelah ia gantung helm. Hari pensiunnya akan tiba, namun itu harus menjadi awal yang sempurna, tanpa mengecewakan tim yang telah memenangkan segalanya.
Di sisi lain, jika proyek W14 memenuhi harapan dan persaingan internalnya dengan George Russell membuatnya tetap berada di level performa yang tinggi, kecil kemungkinan Hamilton akan memutuskan untuk meninggalkan F1 sebelum 2025.
Itulah yang diharapkan oleh tim itu sendiri. Dalam skenario itu, Wolff akan memiliki lebih banyak waktu reaksi untuk merencanakan era pasca-Lewis, sebuah transisi yang, bagaimanapun juga, tidak akan menjadi yang termudah mengingat sejarahnya di 'Sirkus Besar'.
Be part of Motorsport community
Join the conversationShare Or Save This Story
Subscribe and access Motorsport.com with your ad-blocker.
From Formula 1 to MotoGP we report straight from the paddock because we love our sport, just like you. In order to keep delivering our expert journalism, our website uses advertising. Still, we want to give you the opportunity to enjoy an ad-free and tracker-free website and to continue using your adblocker.
Top Comments