Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Edisi

Indonesia Indonesia

Kualitas Hamilton Jauh di Luar Perkiraan Orang

Prinsipal Tim Mercedes, Toto Wolff, mengatakan kualitas Lewis Hamilton jauh di atas yang ia tunjukkan selama ini di lintasan Formula 1.

Lewis Hamilton, Mercedes-AMG F1, 1st position, celebrates after securing his 91st F1 race win, equalling the record of Michael Schumacher

Di Kejuaraan Dunia Formula 1 2020 lalu mungkin menjadi salah satu musim terbaik Lewis Hamilton. Ia tidak hanya merebut gelar juara dunia untuk menyamai jumlah titel milik Michael Schumacher, tujuh.

Dalam memburu gelar ketujuhnya (setelah 2008, 2014, 2015, 2017, 2018, 2019), musim lalu, Hamilton juga mematahkan rekor kemenangan lomba terbanyak milik Schumacher (91) menjadi 95.

Dominasi Hamilton di F1 dalam beberapa tahun terakhir pun mencuatkan pertanyaan, apakah hasil-hasl fantastis itu karena ia memiliki mobil dan tim yang hebat atau murni karena teknik dan skill yang dimilikinya.

Namun begitu, Wolff menegaskan bila tidak ada faktor yang berperan lebih penting atas lainnya dalam kasus Hamilton dan Mercedes. Wolff juga menjelaskan, menjadi pembalap F1 hebat tidak hanya asal bisa menggenjot pedal gas sampai habis di lintasan.

“Formula 1 bukan satu dimensi saja. F1 selalu soal pembalap terhebat di atas mesin pemenang,” tutur Wolff.

“Pembalap terbaik tidak hanya memiliki kecepatan tetapi juga sangat pintar. Hamilton salah satu pembalap yang paham dinamika tim, kemampuan teknis, dan orang-orang melihatnya sebagai sosok tepat untuk konteks pembalap.”   

Wolff menambahkan, kehebatan Hamilton tidak menjadikannya seperti matahari yang menjadi pusat dalam sistem tata surya. Manajemen dan organsasi di sekitar pembalap harus memiliki gaya bermain terbaik agar mampu menyalurkan performa ke pembalap.

“Ini berarti dari sisi rekayasa teknologi, politis, dan komunikasi harus ada sinergi agar bisnis tetap berjalan,” kata Wolff.

Dari editor, baca juga:

Mercedes dan Lewis Hamilton masih dalam proses negosiasi untuk kontrak baru. Pasalnya, kontrak Hamilton sebelumnya sudah habis pada akhir F1 2020 lalu.

Jika tidak kunjung sepakat, bukan tidak mungkin Hamilton akan mengikuti jejak mantan rekan setimnya, Nico Rosberg, yang langsung mundur setelah memastikan gelar juara dunia pada 2016.

Kendati begitu, Wolff tidak khawatir soal kemungkinan Lewis Hamilton akan bernasib seperti Rosberg.

“Saya selalu respek terhadap setiap keputusan Hamilton. Apakah ia akan tetap bertahan di sini atau pergi untuk mencari tantangan baru. Saya kira kami harus siap menghadapi situasi apa pun. Termasuk soal kontrak Hamilton,” kata Toto Wolff.

“Namun pada saat yang sama, kami sudah banyak bicara dan sangat transparan soal apa yang kami minta. Saya kira, masih banyak yang bisa kami (Hamilton dan Mercedes) raih bersama.”

Dalam proposal kontrak barunya, Lewis Hamilton dikabarkan tidak hanya meminta gaji 45 juta euro (sekira Rp777,4 miliar) per tahun. Pembalap asal Inggris itu juga ingin menjadi brand ambassador setelah pensiun. Permintaan realistis mengingat Hamilton kini sudah 36 tahun.

Ola Kallenius, bos Daimler selaku perusahaan induk Mercedes, dikabarkan tidak setuju dengan permintaan Hamilton soal gaji. Meskipun, ia sepertinya memaklumi soal keinginan Hamilton untuk tetap berada di Mercedes jika sudah pensiun.

Untuk gaji yang diminta Lewis Hamilton, Ineos selaku pemilik saham baru Tim Mercedes, kabarnya mau ikut membantu. Bos perusahaan kimia asal Inggris itu, Jim Ratcliffe, mengutarakan hal tersebut pada Desember lalu.   

Be part of Motorsport community

Join the conversation
Artikel sebelumnya Bottas Identifikasi PR Besar agar Bisa Hentikan Hamilton
Artikel berikutnya Verstappen Tidak Merasa Dikejar Target Juara

Top Comments

Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Edisi

Indonesia Indonesia