Berani lawan Arus, Kunci Kemenangan Red Bull di F1 GP Italia
Tantangan aerodinamika menyambut tim-tim Formula 1 yang turun dalam Grand Prix Italia. Karakter trek cepat disiasati dengan paket sayap.

Dengan adanya budget cap, tim-tim mesti mengubah lagi rencana pertarungan dan menyiasati dengan berbagai cara agar menang duel. Ini juga berlaku saat melancarkan serangan di Sirkuit Monza.
Menariknya, para pemenang justru mengusung desain konservatif. Red Bull Racing memakai lagi sayap downforce rendah dari Baku dan Spa-Francorchamps.

Perbandingan sayap beam R18 Red Bull Racing
Foto oleh: Giorgio Piola
Red Bull menurunkan downforce dengan memasang satu elemen wing beam dan menguji opsi pengurang hambatan. Sergio Perez mengetes sayap yang sama, meski dengan tepi belakang flap atas dipangkas ke belakang (gambar utama sorotan kuning).
Solusi itu segera dibuang karena problem osilasi DRS (Drag Reduction System) menghantui sepanjang akhir 2021.
Saat tim melaju ke kualifikasi, mereka membawa sayap ekstra downforce untuk mengantisipasi penalti di Monza. Meski ada tambahan, RB18 tetap mampu mempertahankan kecepatan di trek lurus dan memperbaiki torehan di zona traksi.
Mobil Max Verstappen dengan setelan untuk balapan karena kualifikasi tidak berpengaruh usai diganjar penalti grid akibat ganti power unit.
Menggunakan sayap ekstra membantu melindungi ban dan memperpanjang stint pertama. Siasat ini juga untuk memperlebar delta DRS ketika perlu melewati lawan, sekaligus berguna untuk kualifikasi.

Ferrari F1-75 rear wing detail
Photo by: Giorgio Piola

Ferrari F1-75 diffuser with flow-vis paint
Photo by: Giorgio Piola
Sementara itu, dalam duel di kandangnya, Ferrari memakai sayap belakang downforce rendah yang diuji di Spa.
Elemen beam wing tunggal belum sempat diuji, akhirnya dipasang di Monza untuk menekan downforce dan tarikan. Desain sayap sederhana digunakan Ferrari sepanjang F1 2022, di mana dataran utama berbentuk sendok didatarkan terus menerus dengan masing-masing iterasi.
Elemen sayap juga makin sedikit menempati area kotak untuk tujuan tersebut.

Detai sayap depan Ferrari F1-75
Foto oleh: Giorgio Piola
Revisi juga harus dibuat pada sayap depan F1-75 (di atas) untuk mengakomodasi perubahan pada sayap belakang dan beam wing, dengan flap atas dipangkas ke belakang sehingga mobil terjaga keseimbangannya dari depan ke belakang.

Sayap belakang W13 Mercedes di GP Italia
Foto oleh: Giorgio Piola
Jalur lurus merupakan musuh Mecedes musim ini. Meski begitu, mereka belum perlu memperkenalkan desain sayap belakang untuk mengurangi hambatan.
Tim mengutak-atik konfigurasi sayap untuk downforce terendah W13 demi memangkas defisit. Ini termasuk penggunaan desain sayap endplate penuh, yang bisa dibongkar dan diganti dengan model lebih tradisional.
Dari perspektif sejarah, desain ini tampak tidak biasa, tapi perubahan regulasi telah dibuat dan tim Jerman pun memainkan ujung pelat yang berputar untuk efisiensi desain sayap. Akan ada sejumah solusi baru yang timbul.
Desain serupa digunakan Alpine dan pusaran keluar dari ujung sayap diubah arahnya. Tepi belakang flap atas juga dipotong secara signifikan, dengan flap Gurney digunakan pada Jumat, sebelum tim mengurangi drag.
Untuk menekan hambatan lebih lanjut, sayap dirakit dengan konfigurasi beam wing (di bawah), elemen tunggal dan baru.

Beam wing Mercedes W13
Foto oleh: Giorgio Piola

Detail sayap belakang Alfa Romeo C42
Foto oleh: Giorgio Piola
Alfa Romeo tetap memakai sayap belakang downforce rendah yang diperkenakan di F1 GP Belgia. Potongan menyilang ujung sayap sangat unik.
Untuk mengurangi downforce, tepi belakang flap atas dipotong di belakang (sorotan kuning). Demi mempertahankan posisi mekanisme DRS pada fap, bagian sentral sayap harus tetap terikat.
.

AlphaTauri AT03 rear wing detail
Photo by: Giorgio Piola

AlphaTauri AT03 rear wing, Italian GP
Photo by: Giorgio Piola
AlphaTauri tidak punya opsi sayap belakang untuk Monza, daripada membuat perubahan pada solusi downforce rendah yang dirilis di GP Belgia.
Ini berasal dari dua perubahan, dengan tepi belakang flap atas dipotong ke belakang (atas) dan hanya elemen tunggal beam wing dipakai (di bawah)..

Detail belakang AlphaTauri AT03
Foto oleh: Uncredited

Detail sayap belakang Aston Martin AMR22
Foto oleh: Giorgio Piola
Aston Martin sudah membocorkan sayap belakang yang digunakan di Monza, pada seri Belgia. Sejauh ini, desainnya paling ekstrim di antara yang ada, dengan bentuk rumit.
Pengurangan sudut sayap sangat penting untuk mengurangi downforce dan hambatan. Tim milik Lawrence Stroll mengurangi sejumlah elemen dalam setelan beam wing, mempertahankan konfigurasi dua elemen.
De Vries, Drugovich, dan Herta Menguji ‘Meritokrasi’ di F1
Juara Dunia F1 Ungkap Alasan yang Bikin Ferrari Unik
Subscribe and access Motorsport.com with your ad-blocker.
From Formula 1 to MotoGP we report straight from the paddock because we love our sport, just like you. In order to keep delivering our expert journalism, our website uses advertising. Still, we want to give you the opportunity to enjoy an ad-free and tracker-free website and to continue using your adblocker.