Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Edisi

Indonesia Indonesia

Leclerc Bisa Mempertajam Rekor Pole Position Tanpa Kemenangan

Charles Leclerc sudah masuk dalam 5 pembalap teratas dengan pole position yang tak mampu mengonversi keunggulannya jadi kemenangan, tetapi statistiknya mendekati yang terburuk yang pernah ada.

Charles Leclerc, Ferrari

Masalah keandalan, kesalahan strategi oleh Ferrari, mobil dengan kecepatan balapan yang lebih rendah, degradasi yang meningkat, beberapa kesalahan mengemudi. Ada banyak alasan mengapa Charles Leclerc menjadi salah satu pembalap dengan pole position yang gagal menang di hari Minggu.

Dengan posisi start terdepan di Las Vegas dan jadi runner-up, Leclerc sudah menyamai 19 pole position milik Nelson Piquet. Namun, semua pembalap di depannya memiliki jumlah kemenangan yang jauh lebih banyak.

Pembalap dengan pole position terbanyak yang tidak menghasilkan kemenangan di F1

  1. Lewis Hamilton: 43 pole position yang tidak dikonversi menjadi kemenangan. Namun sejatinya, ia mengoleksi 103 kemenangan
  2. Ayrton Senna: 43 pole position gagal menang, tapi 103 kali meraup poin penuh.
  3. Michael Schumacher: 28 pole position yang tidak menjadi kemenangan, namun jumlah sukses 91.
  4. Sebastian Vettel: 26 pole position gagal menang dan memiliki 53 kemenangan.
  5. Charles Leclerc: 19 pole position yang tidak menjadi kemenangan, cuma 5 kali naik podium tertinggi.
  6. Nelson Piquet: 19 pole position yang tidak berakhir dengan kemenangan. Tapi, ia memiliki 23 kemenangan
  7. Jim Clark: 18 start terdepan yang bukan kemenangan. Ia meraih 25 kali menang.
  8. Rene Arnoux: 16 pole position yang bukan kemenangan, dapat 7 kemenangan.
  9. Mika Hakkinen: 16 pole position yang tidak dimenangkan, punya 20 kemenangan.
  10. Niki Lauda: 15 pole position yang bukan kemenangan. Meraih 25 kemenangan.
  11. Nigel Mansell: 15 start nomor 1 gagal menang, dapat 31 kemenangan
  12. Alain Prost: 15 pole position yang bukan kemenangan. Meraih 51 kemenangan.
  13. Nico Rosberg: 15 start terdepan dan gagal finis nomor 1. Memenangkan 23 balapan.
  14. Juan Manuel Fangio: 14 pole position yang bukan kemenangan. Naik podium teratas di 24 balapan.
  15. Valtteri Bottas: 14 pole position yang tidak menghasilkan kemenangan. Ia memenangi 10 balapan.
Baca Juga:

Seperti yang dilihat, dari 15 pilot dengan pole position terbanyak tanpa kemenangan, hanya tiga yang memenangi lebih sedikit balapan daripada yang kalah saat jadi pole sitter, jadi kita perlu melihat persentase start terdepan yang tidak dikonversi menjadi kemenangan. Dari lima kemenangan Charles Leclerc, empat di antaranya diraih dari posisi start terdepan, jadi dia telah mengubah 17,39 persen dari start terdepan menjadi kemenangan, dan sisanya?

Pembalap dengan persentase terburuk dari pole position yang dikonversi menjadi kemenangan di F1

Statistik ini mengecualikan pembalap yang hanya meraih satu pole position dan tidak finis terdepan, seperti Lando Norris, Nico Hulkenberg, Kevin Magnussen, atau Lance Stroll. Bahkan, mereka yang pole position tanpa kemenangan pada Minggu, tetapi tahu apa artinya menginjak podium tertinggi di F1, seperti George Russell, yang bahkan memulai dari posisi pertama dalam satu-satunya kemenangannya di Brasil 2022. Sebab, ia telah memenangkan Sprint Race yang kemudian membentuk grid balapan utama.

Ada pembalap seperti Keke Rosberg, Patrick Tambay atau Chris Amon yang tidak pernah menang setelah lima pole position. Jadi rasionya 100 persen.

Namun dari para pembalap dengan lebih dari 15 pole position di F1, hanya Rene Arnoux yang mengalahkan Leclerc, dengan persentase 88,89 persen peluang yang terlewatkan, yaitu 18 pole position yang tidak dimenangkannya dalam 16 balapan. Dalam hal ini, Leclerc masih tertinggal, karena ia memiliki 23 pole position dan 19 di antaranya tanpa kemenangan, sehingga ia memiliki 82,61 persen pole yang belum dimenangkan.

Charles Leclerc, Ferrari

Foto oleh: Erik Junius

Charles Leclerc, Ferrari

Berikut persentase pembalap dengan lebih dari 15 pole position dan lebih sedikit kemenangan.

  1. Rene Arnoux: 18 pole, 16 pole tanpa kemenangan. Gagal meraih kemenangan di 88,89 persen pole. 
  2. Charles Leclerc: 23 pole, 19 pole tanpa kemenangan. Gagal mengkonversi kemenangan di 82,61 persen.
  3. Nelson Piquet: 24 pole position, 19 pole tanpa kemenangan. Gagal mengonversi pole menjadi kemenangan di 79,17 persen.
  4. Valtteri Bottas: 20 pole, 14 pole tanpa kemenangan. Gagal mengonversi pole menjadi kemenangan di 70 persen.
  5. Kimi Raikkonen: 18 pole, 12 pole tanpa kemenangan. Gagal mencetak kemenangan di 66,67 persen pole.
  6. Damon Hill: 20 pole, 13 pole tanpa kemenangan. Gagal mengubah pole menjadi kemenangan di 65 persen.
  7. Niki Lauda: 24 pole, 15 pole tanpa kemenangan. Gagal merebut pole menjadi kemenangan di 62,50 persen.
  8. Mika Hakkinen: 26 pole, 16 pole tanpa kemenangan. Tidak mengubah pole menjadi kemenangan di 61,54 persen.
  9. Mario Andretti: 18 pole, 10 pole tanpa kemenangan. Gagal mengubah pole menjadi kemenangan di 55,56 persen.
  10. Ayrton Senna: 65 pole, 33 pole tanpa kemenangan. Tidak mengubah pole menjadi kemenangan di 55,38 persen.
  11. Jim Clark: 33 pole, 18 pole tanpa kemenangan. Tidak mengkonversi pole menjadi kemenangan di 54,55 persen.
  12. Jackie Stewart: 17 pole, 9 pole tanpa kemenangan. Gagal mengonversi pole menjadi kemenangan di 52,94 persen.
  13. Felipe Massa: 16 pole, 9 pole tanpa kemenangan. Gagal mengkonversi pole menjadi kemenangan di 52,94 persen.
  14. Stirling Moss: 16 pole, 8 pole tanpa kemenangan. Gagal mengubah pole menjadi kemenangan di 50 persen.
  15. Nico Rosberg: 30 pole, 15 pole tanpa kemenangan. Tidak mengkonversi pole menjadi kemenangan di 50 persen.
  16. Juan Manuel Fangio: 29 pole, 14 pole tanpa kemenangan. Gagal mengubah pole menjadi kemenangan di 48,28 persen.
  17. Nigel Mansell: 32 pole, 15 pole tanpa kemenangan. Gagal mengubah pole menjadi kemenangan di 46,88 persen.
  18. Sebastian Vettel: 57 pole, 26 pole tanpa kemenangan. Gagal mengubah pole menjadi kemenangan di 45,61 persen.
  19. Alain Prost: 33 pole, 15 pole tanpa kemenangan. Tidak mengkonversi pole menjadi kemenangan di 45,45 persen.
  20. Lewis Hamilton: 104 pole, 43 pole tanpa kemenangan. Gagal mengkonversi pole menjadi kemenangan di 41,35 persen.
  21. Michael Schumacher: 68 pole, 28 pole tanpa kemenangan. Tidak mengubah pole menjadi kemenangan di 41,18 persen.
  22. Fernando Alonso: 22 pole, 8 pole tanpa kemenangan. Gagal mengonversi pole menjadi kemenangan di 36,36 persen.
  23. Max Verstappen: 31 pole, 5 pole tanpa kemenangan. Gagal mengonversi pole menjadi kemenangan di 16,13 persen.

(Hanya pembalap dengan lebih dari 15 pole yang tercantum di atas. Sebagai contoh, Juan Pablo Montoya mengumpulkan 13 pole dan gagal menang dalam 10 di antaranya, dengan tingkat kegagalan 76,92 persen. Atau Ronnie Peterson, yang mengambil 14 pole dan tak bisa finis terbaik 11, dengan tingkat kegagalan 78,57%).

Jika peruntungannya tidak segera berubah, Charles Leclerc akan terus turun dalam jumlah posisi pole yang tidak dikonversi menjadi kemenangan dan persentase pole position gagal menang, tetapi juga, dan harus ditekankan, masuk ke dalam 15 besar pembalap dengan pole position terbanyak dalam sejarah F1, di mana ia sudah berada.

Be part of Motorsport community

Join the conversation
Artikel sebelumnya Investasi Baru Bukan Sinyal Lawrence Stroll Keluar dari Aston Martin
Artikel berikutnya Eksklusif: F1 Batalkan Rencana Menyeimbangkan Mesin

Top Comments

Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Edisi

Indonesia Indonesia