Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Edisi

Indonesia Indonesia
Formula 1 F1 GP Azerbaijan

Charles Leclerc Akan Berada di P5 Klasemen bila F1 Dimulai di Imola

Sejak F1 GP Emilia Romagna, pembalap Tim Scuderia Ferrari tersebut hanya mengoleksi 45 poin dan hanya berada di P5 jika dibanding pembalap elite lain.

Charles Leclerc, Ferrari

Performa impresif Leclerc pada awal musim berubah menjadi mimpi buruk setelah GP Emilia Romagna, putaran keempat Kejuaraan Dunia Formula 1 2022, yang berlangsung di Sirkuit Imola, 24 April lalu.

Pada tiga balapan sebelum Imola, Leclerc berhasil merebut dua kemenangan dan satu podium kedua, dua pole position, serta menyapu seluruh fastest lap lomba.

Setelah GP Australia, ia memimpin klasemen dengan keunggulan 34 poin atas rival terdekat, George Russell (Mercedes-AMG Petronas F1), dan bahkan hingga 46 poin atas juara dunia Max Verstappen (Oracle Red Bull Racing) yang saat itu berada di P6.

Namun setelah balapan di Melbourne tersebut, Leclerc terpuruk. Dalam lima balapan setelah GP Australia – Emilia Romagna, Miami, Spanyol, Monako, dan Azerbaijan – pembalap bernomor #16 itu hanya mengoleksi 45 poin.

Dari jumlah itu, Leclerc tidak hanya kalah 80 poin dari poin Verstappen dalam lima balapan tersebut (total meraup 125 poin), tetapi juga minus 54 angka dari Sergio Perez (Red Bull Racing), 17 poin dari Russell, serta 5 angka kurang dari rekan setimnya Carlos Sainz.

Jadi, jika F1 2022 dimulai dari GP Emilia Romagna, Leclerc akan berada di peringkat kelima di bawah Verstappen, Perez, Russell, dan Sainz.

Baca Juga:

Leclerc sebetulnya bukan satu-satunya yang harus bertanggung jawab atas kondisi babak belur yang dialami Tim Kuda Jingkrak ini. Sebut saja kesalahan strategi di GP Monako, yang membuat Leclerc kehilangan P1 dan harus puas finis di P4.

Atau, kerusakan mesin yang dialami Leclerc saat memimpin lomba di Catalunya (GP Spanyol) dan Baku (GP Azerbaijan). Satu-satunya Leclerc kalah murni adalah saat Verstappen memaksanya finis P2 di GP Miami.

Apa yang dialami Leclerc dan Ferrari mengingatkan publik pada apa yang dialami Fernando Alonso pada 2012.

Sepuluh tahun lalu, Alonso yang membela Tim Kuda Jingkrak, bersaing ketat dengan Sebastian Vettel. Alonso sempat unggul hingga 44 poin atas Vettel, yang kala itu memperkuat Red Bull Racing, sampai setelah GP Jerman, balapan ke-10 musim tersebut.

Tetapi di India, tujuh balapan setelah Jerman, Vettel mampu berbalik unggul atas Alonso hingga 13 poin. Alonso sempat melawan balik tetapi tidak cukup. Ia terpaut hanya tiga poin dari Vettel sehingga harus puas finis di P2 klasemen akhir F1 2012.

Lantas, apakah nasib Alonso akan terulang oleh Charles Leclerc tahun ini? Musim ini memang masih panjang. Masih ada 14 balapan ke depan. Yang pasti, Ferrari harus cepat berbenah jika ingin gap 34 poin Leclerc dengan Verstappen saat ini, tidak bertambah besar.

Be part of Motorsport community

Join the conversation
Artikel sebelumnya Peringatkan Ferrari, Hakkinen Sebut Red Bull Bakal Hukum Lawan yang Salah
Artikel berikutnya Lewis Hamilton Dorong Pembalap F1 Berani Bersuara

Top Comments

Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Edisi

Indonesia Indonesia