Charles Leclerc Tak Bisa Juara Dunia jika Terus Bikin Kesalahan
Charles Leclerc bertanggung jawab sepenuhnya atas kesalahan dalam balapan Formula 1 Grand Prix Prancis, yang berujung pada kegagalan finis, Minggu (24/7/2022).
A despondent Charles Leclerc, Ferrari F1-75, after crashing out of the lead at Le Beausset
Carl Bingham / Motorsport Images
Untuk kali ketiga musim ini, pilot Scuderia Ferrari itu harus menelan pil pahit lantaran mengalami Did Not Finish (DNF) ketika sedang memimpin perlombaan jet darat. Pertama di Barcelona, kemudian Baku dan sekarang Paul Ricard.
Berbeda dengan saat GP Spanyol dan GP Azerbaijan, penderitaan Leclerc terjadi karena disebabkan mesin F1-75 yang dihantam isu reliabilitas. Sementara di GP Prancis, raihan buruk sang pembalap murni karena kesalahannya sendiri.
Leclerc melakukan start bagus dari pole position. Mampu mempertahankan posisinya atas serangan Max Verstappen selepas tikungan pertama. Meski lalu ditekan Super Max pada Lap 6, Monagasque lagi-lagi bisa bertahan baik.
Namun, sial baginya. Saat tengah mulai nyaman memimpin, bahkan sudah unggul 10 detik lebih, Leclerc malah kehilangan kendali dengan mobilnya. Dia melintir di Tikungan 11 serta menabrak tyre barrier pada Lap 19.
Untungnya, insiden kecelakaan itu tidak menyebabkan cedera serius terhadap Leclerc. Akan tetapi, Leclerc melontarkan rasa frustrasinya melalui radio komunikasi.
“Saya pikir itu hanya sebuah kesalahan,” tuturnya melansir Formula1.com.
“(Saya) mencoba untuk mengambil terlalu banyak di luar, meletakkan roda mungkin di suatu tempat yang kotor, tapi itu salah saya.
“Jika saya terus melakukan kesalahan seperti ini, maka saya tidak pantas untuk memenangi kejuaraan.”
Pembalap Ferrari, Charles Leclerc, menabrak tyre barrier saat kehilangan kendali atas F1-75 dalam balapan Formula 1 Grand Prix Prancis pada Minggu (24/7/2022)
Foto oleh: Carl Bingham / Motorsport Images
Buntut raihan DNF di Paul Ricard, Leclerc kini terpaut 63 poin dari Verstappen. Hal ini terbilang ironis, mengingat dia sempat unggul 46 poin atas rivalnya itu usai GP Australia.
Meski secara hitungan matematis, Leclerc masih punya peluang dalam perburuan gelar juara dunia, berat bagi pembalap skuad kuda jingkrak tersebut untuk memangkas selisih angka.
“Saya kehilangan terlalu banyak poin. Saya kira tujuh (poin) di Imola, 25 (poin) di sini, karena sejujurnya kami adalah mobil terkuat di trek hari ini,” ucapnya kepada Sky Sports F1.
“Jadi ya, jika kami kehilangan kejuaraan dengan 32 poin di akhir musim, saya akan tahu dari mana itu berasal. Dan itu tidak dapat diterima, saya hanya perlu mengatasi hal-hal tersebut.”
Akhir pekan ini, rombongan paddock Formula 1 bakal menyambangi Sirkuit Hungaroring untuk putaran GP Hungaria pada 31 Juli, sebelum kemudian berlibur musim panas.
Karakteristik trek yang memiliki downforce tinggi cenderung menguntungkan Ferrari, seharusnya dapat dimaksimalkan Leclerc guna menjaga jarak agar Verstappen tak begitu menjauh.
Adapun, perihal momen di Paul Ricard, Leclerc kembali menegaskan bahwa apa yang terjadi karena dirinya melakukan sebuah kesalahan. Dia pun berjanji akan menganalisis dan melihat data untuk memahaminya.
“Saya terlalu banyak berpikir dan saya kehilangan (grip) bagian belakang,” kata pemuda berusia 24 tahun itu.
“Ini adalah akhir pekan yang sangat sulit bagi saya. Saya banyak berjuang dengan keseimbangan mobil.
Saya suka mobil yang oversteer, tapi ketika (kondisinya) hangat seperti ini, sangat sulit untuk konsisten dan saya membuat kesalahan pada saat yang salah.”
Be part of Motorsport community
Join the conversationShare Or Save This Story
Subscribe and access Motorsport.com with your ad-blocker.
From Formula 1 to MotoGP we report straight from the paddock because we love our sport, just like you. In order to keep delivering our expert journalism, our website uses advertising. Still, we want to give you the opportunity to enjoy an ad-free and tracker-free website and to continue using your adblocker.
Top Comments