Lewis Hamilton Hampir Gagal Menang karena Menolak Ganti Ban
Prinsipal Mercedes, Toto Wolff, mengatakan strategi timnya mengharuskan Lewis Hamilton mengganti ban menggunakan kompon intermediate ketika cuaca menunjukkan tanda-tanda kurang baik.
Hamilton berhasil meraih kemenangan grand prix ke-100 di Formula 1 setelah terjadi drama di lap terakhir dengan tergelincirnya pembalap McLaren, Lando Norris, yang masih menggunakan ban slick saat hujan makin besar.
Lewis Hamilton sempat menolak untuk mengganti ban sebab ban slick dianggap jadi yang terbaik di kondisi trek seperti itu. Karenanya, ia menolak panggilan dari teknisi balap, Pete Bonnington, yang memintanya masuk ke pit dan mengganti ban intermediate.
Meski sempat menolak, Mercedes memaksa peraih tujuh gelar F1 itu akhirnya memutuskan masuk pit untuk ganti ban. Itu terbayar lunas karena hujan kian deras, dan jelas diperlihatkan bagaimana sulitnya Norris mengendalikan mobil di kondisi basah dengan ban slick.
Usai balapan, Hamilton mengatakan bahwa ia tidak ingin melakukan pit stop karena ingin mendekati Norris.
“Tim saya bekerja dengan sangat bagus,” kata Hamilton. “Tapi, saya sempat menolak panggilan pertama, saya merasa, ‘tidak, ini yang terbaik!”
Toto Wolff menyadari panggilan untuk masuk pit ketika sedang mengejar rival untuk memperjuangkan kemenangan memang menjadi keputusan yang sulit. Namun, ia mengatakan timnya khawatir dengan hujan besar yang akan mengguyur Sirkuit Sochi.
“Saya pikir bagi pembalap akan selalu sulit ketika setelah trek kering dan sisanya hanya diguyur hujan kecil,” ujar Wolff.
“Kami tahu hujan deras akan datang. Jadi, Valtteri (Bottas) melakukan pit stop satu lap sebelumnya, dan berdasarkan prakiraan cuaca kami, ahli strategi bersikeras untuk meminta Lewis masuk pit.”
Sepanjang balapan, Lewis Hamilton juga memiliki performa yang cukup baik dengan memperbaiki posisi yang awalnya berada di urutan ketujuh di lap-lap awal, hingga berada di P2 untuk membuntuti Lando Norris.
Pembalap asal Inggris itu memangkas jarak hampir sembilan detik ketika Norris melakukan pit stop, hingga menjadi lebih dari satu detik sebelum hujan turun.
“Kami siap menghadapi akhir balapan yang sulit, apakah kami dapat menyalip Lando di trek atau tidak,” ucap Wolff.
“Kemudian hujan turun, dan keadaan menjadi sangat tidak menentu pada saat itu. Saya mengerti mengapa sangat sulit bagi McLaren untuk mengambil keputusan ini untuk tetap di trek atau melakukan pit stop.
“Sebagai seorang pemimpin, Anda hanya bisa kalah. Kami diuntungkan darinya hari ini, dan saya kira itu sangat menarik untuk para penggemar.”
Lewis Hamilton berpikir bahwa akan sulit mengejar dan melewati Norris untuk meraih kemenangan jika balapan tetap kering. Setelah menghabiskan waktu di awal balapan dengan tertahan di belakang mobil kedua McLaren yang dikendarai Daniel Ricciardo.
Toto Wolff juga sependapat dengan Hamilton, karena melihat Norris sangat kuat sepanjang balapan di kondisi kering, sebelum hujan menghancurkan segalanya.
“Lewis tertahan di belakang Ricciardo di lap-lap awal, terlebih Daniel memiliki DRS dari pembalap di depannya,” kata pria asal Austria itu.
“Saya pikir sangat sulit untuk menyalipnya. Mereka (McLaren) memiliki mobil tercepat di balapan ini, dan mengelolanya dengan sangat baik.
“Sepertinya mereka memiliki sedikit kekhawatiran tentang bahan bakar. Tapi, ketika mereka menambah kecepatan, dia melaju sangat cepat.”
Daniel Ricciardo, McLaren MCL35M, Lewis Hamilton, Mercedes W12
Foto oleh: Mark Sutton / Motorsport Images
Be part of Motorsport community
Join the conversationShare Or Save This Story
Video terkait
Top Comments
Subscribe and access Motorsport.com with your ad-blocker.
From Formula 1 to MotoGP we report straight from the paddock because we love our sport, just like you. In order to keep delivering our expert journalism, our website uses advertising. Still, we want to give you the opportunity to enjoy an ad-free and tracker-free website and to continue using your adblocker.