Hamilton Tegaskan Aspal Baru Istanbul Park Menakutkan
Sirkuit Intercity Istanbul Park melakukan renovasi pada permukaan trek yang diharapkan bisa membuat balapan semakin menarik. Tapi yang terjadi malah sebaliknya, trek menjadi licin dan sulit menentukan pilihan ban.
Foto oleh: Charles Coates / Motorsport Images
Seluruh pembalap Formula 1 mengeluhkan kondisi trek Istanbul Park karena tingkat daya cengkeramnya sangat rendah. Padahal, sirkuit tersebut baru saja dilakukan pengaspalan ulang yang seharusnya memberikan traksi bagus.
Pada FP1, para pembalap berjuang kerasa untuk berakselerasi secara normal di sektor trek lurus. Tapi saat memasuki tikungan mereka tergelincir karena sulit mengendalikan mobil.
Bahkan, catatan waktu terbaik dalam FP1 lebih lambat 10 detik dari lap tercepat yang dicatatkan pada 2011, ketika F1 terakhir kali balapan di sana.
Seharusnya, para pembalap bisa melaju lebih cepat dengan peningkatan dan pengembangan teknologi saat ini.
Hamilton yang biasanya percaya diri di dalam mobilnya, mengaku sesi latihan bebas pada, Jumat (13/11/2020), menjadi yang terburuk.
“Ini trek yang fantastis, dan saya benar-benar tidak mengerti mengapa mereka menghabiskan jutaan dolar untuk memperbaiki permukaan trek,” kata Hamilton.
“Saya tahu trek sudah cukup lama, tapi mereka mungkin bisa saja membersihkannya daripada membuang-buang uang. Sekarang trek lebih buruk daripada Portimao, yang juga permukaan aspalnya baru.”
Merenovasi permukaan trek bisa memberikan keuntungan dan juga kerugian jika dilakukan dengan cara yang tak tepat.
Seperti yang terjadi pada Sirkuit Silverstone, Inggris, pada 2018 lalu. Yang mana aspal baru membuat sistem drainase menjadi buruk yang membuat trek tergenang air.
Hal tersebut memang tak masalah bagi Formula 1. Tetapi, masalah tersebut terpaksa membatalkan gelaran MotoGP.
Untuk itu, proyek merenovasi trek harus dilakukan oleh orang-orang yang sudah terbiasa memperbaiki sirkuit.
“Ban tak bekerja dengan baik. Ini seperti permukaan es. Anda tidak terlalu menikmati lap seperti yang biasa Anda rasakan di Istanbul, dan saya tidak melihat adanya perubahan,” kata Hamilton.
“Seluruh permukaan trek sungguh mengerikan. Hampir seperti ada bercak basah di mana-mana. Jadi saat Anda menggunakan ban slick, Anda berakselerasi dan akan melaju sangat cepat.”
Pirelli memilih membawa ban jenis hard untuk menangani sejumlah tikungan kecepatan menengah dan tinggi. Tetapi, itu membuat para pembalap kesulitan untuk mendapatkan suhu yang tepat pada ban di permukaan trek yang mulus.
“Anda berada jauh di bawah suhu ban seharusnya. Ban sangat keras dan itu bekerja di suhu tertentu. Jadi, jika Anda 10 atau 20 derajat di bawah suhu seharusnya, maka ban tak bekerja. Jika Anda berada di atas suhu seharusnya, ban juga tidak bekerja,” kata Hamilton.
“Permukaan aspal benar-benar mulus. Aspal lama lebih terbuka antara batu yang satu dengan yang lainnya. Jadi itu membuat ban bekerja lebih baik. Aspal baru sangat tertutup dan datar, serta licin. Saya merasa oli merembes dari aspal, atau apa pun yang mereka taruh di sana.”
Hamilton mengungkapkan bahwa dirinya tak dapat melakukan pekerjaan apa pun pada setelan mobil Mercedes W11 miliknya karena menghabiskan semua latihan untuk fokus pada ban.
“Saya tak mengubah apa pun pada mobil, karena ban tidak bekerja dengan baik. Anda tidak benar-benar tahu apa masalah keseimbangannya dan ini hanyalah ban,” ujar pemengang rekor kemenangan terbanyak dalam sejarah F1 itu.
Be part of Motorsport community
Join the conversationShare Or Save This Story
Subscribe and access Motorsport.com with your ad-blocker.
From Formula 1 to MotoGP we report straight from the paddock because we love our sport, just like you. In order to keep delivering our expert journalism, our website uses advertising. Still, we want to give you the opportunity to enjoy an ad-free and tracker-free website and to continue using your adblocker.
Top Comments