Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia

Hamilton Rindu Pertarungan Sengit Pabrikan Ban di F1

Lewis Hamilton membayangkan berada di era pertarungan dua pabrikan ban, karena merasa Pirelli tidak memiliki patokan untuk meningkatkan performa.

Lewis Hamilton, Mercedes-AMG Petronas F1, Pirelli tyre detail in parc ferme

Foto oleh: Steven Tee / Motorsport Images

Pirelli saat ini menjadi pemasok ban tunggal sejak 2011, menggantikan Bridgestone yang memasok ban untuk F1 dalam dua periode, yakni 1999-2000 dan 2007-2010.

Pabrikan ban Italia itu juga telah memperpanjang komitmen mereka dengan menandatangani kontrak baru hingga 2023.

Formula 1 beberapa kali mengandalkan satu pabrikan untuk memasok ban. Selain Pirelli dan Bridgestone, Goodyear juga pernah menjadi andalan satu-satunya pada 1992-1996.

Sebenarnya, di masa lalu F1, bukan hanya tentang pembalap menghadapi pembalap dan mesin melawan mesin. Beberapa tahun lalu, ada duel sengit antara dua pabrikan ban.

Terakhir, terjadi antara Michelin dan Bridgestone. Keduanya memasok ban untuk tim papan atas, yang membuat mereka saling bertarung demi memberikan hasil terbaik.

Hamilton yang belum sempat merasakan persaingan panas tersebut mengaku, bahwa dirinya merindukan hal tersebut kembali di era balap mobil jet darat.

Hal itu diungkapkannya setelah kekecewaan terhadap kinerja Pirelli yang membangun ban tidak sesuai dengan harapan para pembalap.

“Kami membutuhkan ban yang bisa memberikan serangan lebih baik lagi,” kata Hamilton yang tak senang selalu mengkhawatirkan ketahanan ban saat balapan.

Tidak ada yang dapat membayangkan hal tersebut dapat terjadi di masa depan. Pasalnya, generasi mobil terbaru juga akan menampilkan velg 18 inci dan profil ban yang lebih rendah pada 2022.

Baca Juga:

Formula 2 sudah lebih dulu beralih ke desain tersebut dan tidak dapat dibantahkan bahwa ban lebih membutuhkan perhatian besar.

“Kami sebagai pembalap mencoba untuk terus membangun. Kami ingin mendukung Pirelli, tetapi tidak ada yang berubah,” kata Hamilton.

“Saya merindukan perang ban seperti yang terjadi di Formula 1 pada masa lalu. Jika sebuah pabrikan tidak memiliki persaingan, maka tidak ada ukuran ban terbaik.

“Bayangkan jika tidak ada Mercedes di F1, maka Red Bull Racing tidak akan memiliki patokan sebagai peningkatan mereka. Formula 1 harus mencari cara berbeda.”

Direktur Pirelli, Mario Isola, tak setuju jika saat ini F1 memiliki dua pemasok ban. Menurutnya, itu tak efisiensi dan bukan satu-satunya faktor pembeda.

“Semua orang berbicara tentang anggaran dan pengurangan biaya. Memiliki lebih dari satu pemasok ban akan menaikkan biaya secara besar-besaran,” kata Isola.

“Tidak ada yang bisa mengabaikan fakta bahwa tim memiliki tim pengujian sendiri ketika ada beberapa pemasok ban yang akan mengetes prototipe baru di setiap balapan. Itu bertentangan dengan filosofi pembatasan anggaran.”

Prinsipal McLaren, Andreas Seidl, sepakat dengan Isola. Ia mengatakan, hal tersebut dirasa bukan solusi tepat untuk dibawa ke Formula 1 saat ini.

“Kami tidak boleh lupa, bahwa kami memiliki beberapa pemasok ban di Formula 1. Kami mengalami tahun-tahun di mana satu tim mendominasi. Jadi, saya tidak yakin ini akan menjadi solusi yang baik,” ujar Seidl.

Be part of Motorsport community

Join the conversation
Artikel sebelumnya Inilah Penyebab Munculnya Api pada Mobil Grosjean
Artikel berikutnya Lewis Hamilton Positif Covid-19

Top Comments

Belum ada komentar. Mengapa Anda tidak menulis sesuatu?

Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia