Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Edisi

Indonesia Indonesia

Liuzzi Bicara Kiprahnya sebagai Komisioner FIA

Vitantonio Liuzzi menjadi salah satu generasi pertama Red Bull ketika memulai penampilan di F1 pada 2005. Setelah pensiun, ia masih terlibat di motorsport, bahkan menjabat sebagai komisioner FIA.

Vitantonio Liuzzi, HRT Formula One Team celebrates his 75th GP and 150 years of Italian unity with a special helmet designed by 'Lucky' Gianluca Croci, Kaos Design

Liuzzi menghabiskan 6 tahun di F1. Ia berdebut di puncak motorsport bersama Red Bull pada 2005, menggantikan Christian Klien di tengah musim.

Ia kemudian pindah ke tim junior Toro Rosso, sebelum menghabiskan beberapa tahun bersama tim Force India.

Karier F1 Liuzzi berakhir pada 2011. Ia membalap untuk HRT dan menghabiskan setengah musim bersama Daniel Ricciardo.

Baca Juga:

Setelah pengalaman singkatnya di Formula E dan mobil sport, Liuzzi menemukan langkah karier berikutnya sebagai manajer di FIA.

Tim manajemen FIA sering kali melibatkan mantan pembalap, dan Liuzzi bergabung dengan mereka.

Berbicara kepada siniar Beyond the Grid dari F1, Liuzzi berbicara tentang peran barunya dan betapa berbedanya menjadi seorang pembalap.

"Saya harus mengatakan bahwa ini benar-benar berbeda. Ini adalah perubahan besar. Dulu saya lebih suka balapan karena saya suka memacu adrenalin dalam hidup saya,” ucapnya.

"Tapi, saya harus mengatakan bahwa langkah ini adalah perubahan besar dalam karier saya. Cukup menarik untuk berada di sisi lain, karena ini menunjukkan betapa banyak orang yang dulu menghakimi kami.

"Saya sekarang dapat memahami mengapa saya berdebat dengan wasit di masa lalu dan mengapa mereka mungkin benar berkali-kali, karena mereka memiliki banyak hal untuk dianalisis.

"Saya suka posisi ini. Saya senang bisa kembali ke sirkuit F1 dan itu selalu menjadi perasaan yang menyenangkan bagi saya karena F1 adalah hidup saya."

Vitantonio Liuzzi

Fotoğraf: Mark Sutton / Motorsport Images

Vitantonio Liuzzi

Dalam kasus-kasus seperti kontak antar pembalap, saling menghalangi, pelanggaran peraturan mengemudi, Liuzzi atau komisioner lainnya harus mengambil keputusan dengan cepat.

"Seperti yang saya katakan sebelumnya, kami memiliki banyak alat untuk menganalisa kecelakaan, berkat kamera, komunikasi radio antara pilot dan teknisi, serta telemetri," ucap Liuzzi.

"Ada banyak alat yang sangat penting untuk melihat pergerakan atau bagaimana kecelakaan itu terjadi dan apa yang dipikirkan atau dilakukan oleh pilot di dalam mobil.

"Kami perlu menganalisis semua detail ini dengan cepat. Itulah mengapa kami memiliki orang-orang profesional di ruangan kami yang melakukan hal ini dengan sangat cepat dan membantu kami mengambil keputusan dalam waktu singkat."

"Terkadang, saya yakin akan terjadinya kecelakaan dan akibatnya, tetapi kemudian sudut kamera dan komunikasi radio mengubah seluruh pikiran saya."

Be part of Motorsport community

Join the conversation
Artikel sebelumnya 10 Pembalap F1 2023 Terbaik Pilihan Prinsipal Tim
Artikel berikutnya Sauber Tunjukkan Nama dan Logo Baru untuk F1 2024

Top Comments

Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Edisi

Indonesia Indonesia