Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia
Breaking news

Magnussen Dihantui Komentar Kotor pada Hulkenberg

Karena nila setitik, rusak susu sebelanga, pepatah itu mungkin pas menggambarkan situasi Kevin Magnussen. Mantan pembalap Formula 1 itu terus dihantui komentar kasarnya kepada Nico Hulkenberg.

Kevin Magnussen, Haas F1 Team

Andrew Hone / Motorsport Images

Padahal, peristiwa tersebut terjadi empat tahun lalu. Ya, friksi kecil dengan Hulkenberg mencoreng reputasi yang dibangunnya selama tujuh tahun berkiprah di Formula 1.

Mimpi buruk dimulai sejak GP Hungaria 2017, saat keduanya berebut posisi lebih baik. Pembalap Denmark itu mendorong Hulkenberg ke area rumput. Magnussen berada di urutan ke-13, sedangkan rivalnya gagal finis meski kemudian diberi peringkat ke-17.

Membawa perasaan dongkol, Hulkenberg pun membalas dengan menginterupsi wawancara yang dilakukan mantan pilot Haas tersebut dan menyebutnya “Sekali lagi, Anda pembalap paling tidak sportif di grid.”

Magnussen pun menjawab, “Suck my balls, mate”. Pertikaian itu menjadi viral dan ia mendapat sorotan dari penggemar balap jet darat di seluruh dunia.

Baca Juga:

Hingga saat ini, pembalap yang bergabung dengan Chip Ganassi Racing di IMSA SportsCar Championship mulai musim depan tersebut, mengaku tak mengerti kenapa adegan tersebut yang paling diingat publik. Ia merasa sangat terganggu.

“Masalah dengan Hulkenberg melekat pada diri saya dan itu jadi sesuatu yang mengganggu ketika dibicarakan,” ucapnya kepada Motorsport.com.

“Banyak hal lain yang akan saya ingat. Tapi itu yang mencuri banyak perhatian, tapi bukan sesuatu yang saya ingat dari karier di F1.

“Mayoritas orang akan fokus dan melekat dengan satu event, seperti saya dan Nico. Itu sesuatu yang tak pernah terpikirkan tapi itu menempel dengan saya.

“Sudah empat tahun lalu, dan saya masih ditanya tentang itu. Kenapa itu yang diingat orang-orang? Sulit saya mengerti. Saya ingat lebih banyak pada ajang olahraga dan hal-hal yang terjadi di trek.”

Tim Haas melakukan perpisahan kecil dengan Kevin Magnussen, Haas F1, dalam balapan terakhirnya. Guenther Steiner, prinsipal, Haas F1, menghadiahi Magnussen setir Formula 1

Tim Haas melakukan perpisahan kecil dengan Kevin Magnussen, Haas F1, dalam balapan terakhirnya. Guenther Steiner, prinsipal, Haas F1, menghadiahi Magnussen setir Formula 1

Foto oleh: Andy Hone / Motorsport Images

Di era kejayaannya, Magnussen berhasil membantu Haas sampai ke peringkat kelima klasemen konstruktor pada 2018. Mereka mengalahkan McLaren, Williams, Renault dan Toro Rosso yang didukung dana besar.

Sepanjang kiprahnya di F1, pria 28 tahun tersebut hanya sekali naik podium, yakni saat berdebut di GP Australia 2014. Tentu saja, peristiwa tersebut akan selalu dikenang.

“Itu realisasi mimpi Anda, akhirnya terjadi. Balapan pertama yang tak pernah saya lupa, sepanjang pekan,” Magnussen melanjutkan.

“Saya naik podium juga. Saya takut terbangun. Saya takut itu hanya mimpi belaka. Saya merasa tidak nyata bisa mengalami apa yang saya impikan saat masih kecil.”

 

Be part of Motorsport community

Join the conversation
Artikel sebelumnya AlphaTauri Berbagi Wind Tunnel dengan Red Bull
Artikel berikutnya Bottas Tolak Ikuti Cara Rossberg Provokasi Hamilton

Top Comments

Belum ada komentar. Mengapa Anda tidak menulis sesuatu?

Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia