Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia

Makin Ruwet, Mazepin Dipanggil Wajib Militer

Keruwetan kembali menghampiri Nikita Mazepin. Debutan Haas F1 itu mendapat panggilan wajib militer ketika kariernya di level premier baru dimulai.

Nikita Mazepin, Haas F1

Foto oleh: Andy Hone / Motorsport Images

Musim perdana Mazepin di Formula 1 penuh liku. Pemuda Rusia itu menghadapi tekanan akibat ulahnya sendiri, mengunggah video pelecehan yang dilakukan kepada seorang teman wanitanya. Sejak saat itu, publik kehilangan simpati kepadanya.

Segala gerak-gerik pembalap 22 tahun itu jadi sorotan dan bahan ejekan di dunia maya. Sayangnya, kehidupan profesional Mazepin kurang bagus sehingga sulit menepis hujatan.

Bersama rekan setimnya, Mick Schumacher, Mazepin mengisi posisi juru kunci klasemen pembalap F1. Keduanya belum mendapat poin sama sekali, tapi pembalap Jerman lebih beruntung kerap masuk garis finis di depan koleganya dan tidak pernah crash.

Kendati tergolong bandel dan belum mumpuni untuk berlaga di F1, Mazepin seolah tak tersentuh di Haas. Gelontoran dana yang disetor sang ayah, Dmitry, salah satu pengusaha kaya di Negeri Beruang Merah, membuat kursi Mazepin aman.

Belum lagi solusi terkait buruknya performa ditemukan, kabar mengejutkan diterima Mazepin jelang GP Azerbaijan. Ia dipanggil militer Rusia untuk memenuhi kewajiban terhadap negara.

Surat undangan yang dikirim ke rumah, membuat keluarga Mazepin heboh. Dmitry, sudah menyetor banyak uang dengan dalih sponsor, tentu saja marah. Investasi mahalnya akan sia-sia kalau sang putra berangkat wajib militer dan meninggalkan karier di F1.

Baca Juga:

“Nikita dijadwalkan mengikuti 23 balapan musim ini dan mereka memintanya bergabung ke angkatan bersenjata. Pada komunikasi terakhir, mereka menyuruh hadir di training camp,” kata Dmitry kepada Tass.

“Nikita bertanya kepada saya apa yang bisa dilakukan dengan itu, mengingat ia balapan setiap dua pekan sekali.”

Pemilik perusahaan kimia Uralchem itu mengecam sistem yang berlaku di Rusia. Menurutnya, alih-alih memberi kelonggaran pada atlet yang berlaga di kancah internasional, tapi mereka memberlakukan kesetaraan bagi semua pemuda.

“Ini adalah problem umum. Tidak ada yang mau mendengar alasan, bukan hanya kasus Mazepin, tapi juga para atlet muda negara kami, semua mengalami situasi yang sama,” ia melontarkan kritik.

“Tapi jangan khawatirkan mereka. Hanya Universitas Moskow yang tampaknya melakukan sesuatu. Sisanya, tidak ada yang peduli dengan masalah ini.”

Be part of Motorsport community

Join the conversation
Artikel sebelumnya McLaren Dukung F1 Gelar Triple-Header Musim Ini
Artikel berikutnya Mercedes Dituding Korbankan Bottas demi Hamilton

Top Comments

Belum ada komentar. Mengapa Anda tidak menulis sesuatu?

Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia