Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia

Mantan Bintang F1 Carlos Reutemann Wafat

Eks-pembalap Formula 1 asal Argentina, Carlos Reutemann, meninggal dunia dalam usia 79 tahun.

Carlos Reutemann, Brabham

Foto oleh: LAT Images

Formula 1 kembali kehilangan satu nama besar menyusul wafatnya Carlos Reutemann pada Rabu (7/7/2021). Reutemann merupakan salah satu pembalap top F1 pada era tahun 1970-an sampai 1980-an.

Melakukan debut pada 1972, sepanjang kariernya selama 11 tahun di Formula 1, Reutemann turun dalam 146 Grand Prix dengan 12 kemenangan, 45 podium, 6 pole position, dan 6 fastest lap.

Pada F1 1972, bos Tim Brabham, Bernie Ecclestone, merekrut Reutemann untuk mendampingi pembalap senior yang juga juara dunia dua kali (1962, 1968), Graham Hill. Hasil terbaik Reutemann pada musim pertamanya di F1 adalah peringkat keempat GP Kanada. Ia mengakhiri musim tersebut di peringkat ke-16 dengan hanya tiga poin.

Kemenangan pertama Reutemann di F1 dibuat pada GP Afrika Selatan 1974. Dua kemenangan lain ia torehkan pada musim tersebut, yakni GP Austria dan GP Amerika Serikat untuk menutup musim di posisi keenam klasemen.

Masih memperkuat Brabham pada F1 1975, Reutemann memang hanya memenangi GP Jerman. Namun, performa impresif dan konsisten – mampu lima kali finis podium selain satu kemenangan – mengantarnya finis di peringkat ketiga klasemen akhir.

Pada F1 1976, musim Reutemann memburuk menyusul performa tidak bagus mesin Alfa Romeo. Hasil terbaik Reutemann saat itu hanya finis P4 di Spanyol. Selebihnya, ia lebih sering mundur dari balapan.

 

Menjelang akhir musim 1976, Reutemann diminta Ferrari menggantikan Niki Lauda yang mengalami kecelakaan hebat hingga wajahnya terbakar. Namun, pemulihan cepat membuat pembalap Austria itu mampu kembali turun di tiga balapan terakhir.

Pada 1977, Reutemann bergabung ke Scuderia Ferrari namun hanya berhasil memenangi GP Brasil. Setahun kemudian, Reutemann mampu empat kali menang: Brasil, Amerika Serikat Barat (USW), Inggris, dan Amerika Serikat.

Namun, karena kurang stabil, Reutemann hanya mampu finis di P3 klasemen akhir di bawah Mario Andretti dan Ronnie Peterson.

Setelah satu musim menjalani musim yang buruk bersama Lotus, Reutemann pindah ke Williams. Di sinilah ia menjalani musim terbaik sepanjang karier di F1.

Performa konsisten – delapan podium, termasuk satu kemenangan di Monaco – mengantar Reutemann finis di peringkat ketiga klasemen akhir F1 1980.

Setahun kemudian, Reutemann mampu memenangi dua Grand Prix (Brasil dan Belgia) serta lima finis podium lainnya. Tetapi, ia akhirnya harus finis sebagai runner-up setelah hanya terpaut satu poin Nelson Piquet (Brabham) yang menjadi juara dunia F1 1981.

Pada F1 1982, setelah hanya turun dalam dua balapan awal, Reutemann memutuskan mundur dari F1. Kabarnya, perang antara Inggris dan Argentina memperebutkan Kepulauan Malvinas (Falkland Islands) menjadi alasan dirinya mundur dari F1.

Alan Jones (kiri) dan rekan setimnya di Williams, Carlos Reutemann.

Alan Jones (kiri) dan rekan setimnya di Williams, Carlos Reutemann.

Foto oleh: LAT Photographic

Hingga saat ini, Reutemann masih menjadi satu-satunya pembalap Argentina yang mampu memenangi balapan Formula 1.

Setelah itu, Reutemann sempat sebentar menjajal Kejuaraan Dunia Reli (WRC). Ia menjadi pembalap F1 kedua setelah Leo Kinnunen yang mampu finis podium di lomba WRC setelah finis di P3 Reli Argentina 1980 dan 1985 dengan menggunakan Peugeot.

Reutemann juga mencatat rekor yang bertahan hingga tiga dekade sebagai satu-satunya pembalap yang mampu mencetak poin di F1 dan WRC sebelum dipecahkan Kimi Raikkonen yang finis di P8 Reli Yordania 2010.

Setelah tidak lagi turun di ajang balap, Reutemann terjun ke kancah politik di negaranya. Ia terpilih sebagai Guenrnur Santa Fe antara Desember 1999 sampai Desember 2003.

Terkenal sebagai gubernur dan senator, Reutemann sempat beberapa kali akan dicalonkan sebagai presiden dalam pemilihan umum di Argentina pada 2011, namun menolak. Sampai wafatnya, Reutemann masih menjadi salah satu senator di Argentina.

Sejak 2017, Carlos Reutemann didiagnosis menderita kanker hati. Kesehatannya pun menurun dalam beberapa pekan terakhir.

Reutemann dinyatakan meninggal dunia di sebuah rumah sakit di Santa Fe, Argentina, pada Rabu akibat haemorrhage, sejenis penyakit kehilangan darah, dan gangguan kesehatan lain.

Baca Juga:

Selama turun di F1, Carlos Reutemann dikenal sebagai pembalap berbakat dengan pribadi yang misterius. Patrick Head, salah satu pendiri dan mantan Direktur Teknis Williams, menyebut Reutemann pembalap yang sulit dimengerti.

“Carlos pria baik, lembut, tetapi juga membingungkan. Cukup berpendidikan untuk ukuran pembalap,” kata Head, mengenang.

“Carlos bisa sangat luar biasa cepat bila ia mau. Tetapi jika secara psikis sudah malas, ia tidak akan melakukannya. Jadi, sangat sulit memahaminya. Ia tidak seperti pembalap pada umumnya. Carlos tipe pria yang sangat tidak biasa.”

Dalam pernyataan resminya, otoritas Formula 1 mengatakan: “Kami sangat sedih mendengar Carlos Reutemann wafat. Ia pernah menjadi bagian besar olahraga ini. Kami yakin banyak orang yang akan merindukannya.”       

Be part of Motorsport community

Join the conversation
Artikel sebelumnya Dua Sirkuit Jerman Sulit Gantikan F1 GP Australia
Artikel berikutnya Melawan Verstappen Buat Hamilton Jatuh Cinta Lagi pada F1

Top Comments

Belum ada komentar. Mengapa Anda tidak menulis sesuatu?

Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia