Mantan Pembalap F1 Ini Sebut Bottas Berisiko Terdepak
Ralf Schumacher menyebut karier Valtteri Bottas mersama Mercedes di Kejuaraan Dunia Formula 1 bisa tamat setelah seri penutup musim ini, GP Abu Dhabi.
Dalam sebuah wawancara dengan stasiun televisi Sky, Ralf Schumacher menyebut, performa Valtteri Bottas dan debut sensasional George Russell di GP Sakhir membuatnya yakin pembalap Finlandia itu akan terdepak dari Mercedes tahun depan.
“Mungkin masih tergantung seperti apa hasil balapan di Abu Dhabi. Namun, jika hasil Sakhir terulang di Abu Dhabi, Bottas akan sangat berisiko kehilangan kursi di Mercedes untuk F1 2021,” ucap pemenang enam lomba F1 ketika aktif antara 1997 sampai 2007.
Hasil finis Bottas dalam beberapa lomba terakhir sangatlah buruk. Menurut adik kandung legenda F1, Michael Schumacher, tersebut, Mercedes tidak mau berisiko kehilangan gelar konstruktor musim depan hanya karena pembalapnya sulit merebut poin.
Pendapat Ralf Schumacher ini berbeda dengan pernyataan Prinsipal Tim Mercedes-AMG Petronas, Toto Wolff.
Setelah Bottas finis kedelapan di GP Sakhir (Bahrain 2) – posisi yang sama direbut pada lomba sebelumnya, GP Bahrain – Wolff menyebut Bottas akan turun untuk Mercedes pada 2021. Meskipun, kata “untuk saat ini” juga kerap ada.
Namun, setelah Bottas menjadi pembalap tercepat pada latihan bebas kedua (FP2) GP Bahrain – kedua di FP1 – Jumat (11/12/2020) lalu, Wolff membuat pernyataan lain yang berlawanan dengan analisis Ralf Schumacher.
“Kehilangan kesempatan merebut gelar memang sulit dihapus dengan cepat,” ujar mantan pembalap pria asal Austria tersebut.
“Dukungan tim kepada Bottas sering mengalami insiden. Menurut saya, ia semakin lapar akan gelar setiap tahun. Bisa menang melawan yang terbaik jelas menjadi kepuasan tersendiri bagi seorang pembalap. Namun sebaliknya bila gagal,” Wolff menambahkan.
Sebelumnya, Wolff sempat mengkritik Bottas karena performanya yang menurun. Utamanya setelah Lewis Hamilton berhasil memastikan gelar juara dunia ketujuh (setelah 2008, 2014, 2015 2017, 2018, 2019) di GP Turki pada 15 November lalu.
Bottas sendiri tidak mendapatkan poin pada seri ke-14 tersebut usai finis P14. Sebelumnya, hasil terburuk Bottas juga tanpa poin pada GP Inggris (P11). Setelah Turki, Bottas hanya mampu merebut delapan poin dari Bahrain 1 dan 2.
Tetapi, Wolff menjelaskan: “Menurut saya, dukungan kru tim untuk Bottas dalam kondisi kurang bagus. Saya yakin ia bisa memulihkan dukungan dari kru-nya.”
Meskipun begitu, Ralf Schumacher memiliki pandangan lain. Menurutnya, Mercedes sudah mulai kecewa terhadap Bottas. Ditambah, performa George Russell yang impresif saat menggantikan Hamilton yang terjangkit Covid-19, di GP Bahrain.
Ralf Schumacher, peringkat keempat F1 2001 dan 2002, menyebut Mercedes tidak mau lagi berisiko kehilangan poin akibat performa buruk pembalapnya.
“Saya kira, pendulum sudah bergerak ke arah yang jelas. Saya sendiri akan terkejut bila Bottas mampu memperbaiki hasil finisnya di Abu Dhabi nanti,” ucap mantan pembalap tim Jordan (1997-1998), Williams (1999-2004), dan Toyota (2005-2007) tersebut.
Keputusan Mercedes pada Agustus lalu yang memperpanjang kontrak Bottas setahun lagi sampai akhir 2021, sebenarnya juga kontra dengan analisis Ralf Schumacher.
Kendati demikian, menurut Ralf Schumacher, Mercedes tidak akan memiliki masalah berarti bila benar-benar menginginkan Russell berada di kokpit mobil mereka musim depan. Meskipun, kontrak Russell di Williams masih tersisa setahun lagi.
Mantan pembalap F1, Ralf Schumacher (kanan), memiliki analisis tersendiri soal masa depan Valtteri Bottas di Mercedes.
Foto oleh: Carl Bingham / Motorsport Images
Dengan sumber daya yang dimiliki, Ralf Schumacher yakin Mercedes tidak akan keberatan memberikan kompensasi pemutusan kontrak untuk Bottas demi memuluskan posisi Russell.
Yang menjadi pertanyaan, apa yang akan dilakukan Bottas jika analisis Ralf Schumacher benar-benar terjadi? Apakah pembalap Finlandia itu akan kembali ke Williams, tim yang ditinggakannya pada akhir 2016 ke Mercedes untuk menggantikan Nico Rosberg.
Tetap, Ralf Schumacher meragukan Bottas akan pulang ke Williams jika didepak Mercedes. “Pertanyaannya, apakah Williams menginginkan Valtteri Bottas atau tidak?” ucap pria asal Jerman, 45 tahun, itu.
Ralf Schumacher, yang juga sempat turun di ajang balap mobil turung Jerman, Deutsche Tourenwagen Masters (DTM), pada 2008-2012 tersebut, juga menyebut Williams mungkin lebih senang menarik Sergio Perez atau Nico Hulkenberg ketimbang Bottas.
“Saya perkirakan, jika terdepak dari Mercedes, itu sekaligus akan mengakhiri karier Bottas di F1,” kata Ralf Schumacher. “Jika Mercedes ingin mengganti Bottas, mereka harus benar-benar memiliki alasan bagus.”
Valtteri Bottas melakukan debut di F1 pada 2013 bersama Tim Williams. Empat musim membela tim asal Grove, Inggris, tersebut, Bottas menerima pinangan Mercedes untuk menggantikan Nico Rosberg yang mundur usai merebut gelar juara dunia F1 2016.
Finis P3 di klasemen akhir pada musim pertamanya bersama Mercedes, 2017, Bottas hanya berada di P5 setahun kemudian. Valtteri Bottas menjadi runner-up pada F1 2019.
Kini Valtteri Bottas berada di posisi kedua klasemen dengan sisa satu lomba dan unggul 16 poin atas P3 yang ditempati pembalap Red Bull Racing, Max Verstappen.
Be part of Motorsport community
Join the conversationShare Or Save This Story
Top Comments
Subscribe and access Motorsport.com with your ad-blocker.
From Formula 1 to MotoGP we report straight from the paddock because we love our sport, just like you. In order to keep delivering our expert journalism, our website uses advertising. Still, we want to give you the opportunity to enjoy an ad-free and tracker-free website and to continue using your adblocker.