Marko Bantah Verstappen Ganti Mesin di F1 GP Arab Saudi

Mercedes dan Lewis Hamilton mengambil langkah cerdas dengan mengganti komponen ICE (internal combustion engine) di Grand Prix Brasil. Ternyata strategi tersebut berhasil mendongkrak daya saing W12.

Hamilton bisa maju hingga 25 grid meski dihukum penalti bertubi-tubi akibat pelanggaran bukaan sayap belakang. Ia bahkan membawa pulang trofi pemenang dan mengikis selisih dari Verstappen.

Kondisi itu tentu menghadirkan kekhawatiran dalam tim Red Bull. Apalagi mesin Hamilton baru dipakai untuk menempuh 400km.

Sementara, power unit RB16B Verstappen sudah melewati jarak lima kalinya. Hal ini menimbulkan spekulasi bahwa Red Bull akan mengganti mesin di Jeddah untuk menyaingi kecepatan spektakuler W12.

Awalnya, mereka mau mengambil risiko itu di GP Qatar, tapi urung setelah pembalap Belanda dijatuhi penalti lima grid akibat mengabaikan kibaran bendera kuning ganda.

Konsultan motorsport Red Bull, Helmut Marko, membantah rumor itu. Kalau pun terpaksa mengambil langkah itu, maka bakal dilakukan di GP Abu Dhabi, pekan depan.

“Saat ini, tidak ada rencana ganti mesin di Arab Saudi. Jika harus melakukannya, maka digelar di Abu Dhabi,” tuturnya kepada F1-insider.com.

Karakter sirkuit jalan raya yang sempit dengan dinding pembatas akan menyulitkan untuk overtake. Jadi sangat berisiko kehilangan poin kalau memulai dari baris paling belakang.

Padahal, Verstappen butuh keunggulan minimal 18 poin untuk menghentikan rangkaian gelar juara Hamilton. Pembalap 23 tahun tersebut berusaha kalem menatap perebutan match point di Arab Saudi.

“Saya merasa tenang. Saya akan melakukan apa yang bisa dilakukan. Kita lihat saja di mana kami berakhir,” kata Verstappen.

“Bagaimana pun, belum ada yang diputuskan. Kami masih punya tantangan di depan. Satu hal yang pasti adalah kami akan melakukan yang terbaik dan kami akan memiliki akhir sangat menarik akhir musim.”