Marko: Keunggulan Red Bull Akan Mencair Akibat Terowongan Angin
Red Bull menilai keunggulan yang dimilikinya di Formula 1 akan 'mencair' selama musim ini seiring dengan dampak penalti terowongan angin pada 2023.
Foto oleh: Erik Junius
Tim yang berbasis di Milton Keynes ini dijatuhi pengurangan waktu pengembangan aero sebesar 10 persen untuk musim ini, serta denda sebesar 7 juta dolar AS (sekira Rp107 miliar). Mereka terbukti melanggar batas biaya dalam perjalanannya untuk membantu Max Verstappen meraih gelar juara dunia F1 2021.
Meskipun yakin telah membatasi dampak dari sanksi tersebut sejauh ini dalam mengembangkan RB19, mereka tidak berilusi bahwa segala sesuatunya akan menjadi lebih sulit mulai saat ini.
Konsultan motorsport Red Bull, Helmut Marko, mengatakan bahwa seiring bergulirnya musim, keuntungan yang dimiliki para pesaingnya dapat berkembang sehingga membantu mereka menutup jarak.
Dalam sebuah wawancara di kanal YouTube milik Formel1.de, yang terafiliasi dengan Motorsport.com, Marko mengatakan bahwa Red Bull masih jauh dari kata santai meskipun saat ini, mereka terlihat nyaman di depan.
"Kami mempersiapkan diri secara optimal untuk musim ini," katanya. "Begitu kami tahu bahwa penalti ini akan diberlakukan, jelas bahwa, ketika kami masuk ke terowongan angin, itu harus dilakukan dengan cara yang efisien dan setiap balapan harus dilakukan dengan rencana yang jelas.
"Saat ini, kami telah berhasil melakukan semua itu. Namun, tentu saja, seiring berjalannya musim dan kami kehabisan waktu di terowongan angin, tim lain masih memiliki waktu yang tersedia dan keunggulan kami pun akan mencair.
"Itulah mengapa sangat penting bagi kami untuk membawa pulang poin saat ini."
Meskipun Red Bull mendominasi balapan pembuka musim F1 di Bahrain, Marko tidak yakin bahwa performa timnya di sana bisa menjadi indikasi bagaimana mereka akan tampil di setiap lintasan.
Helmut Marko, Consultant, Red Bull Racing, Bernie Ecclestone and Christian Horner, Team Principal, Red Bull Racing
Photo by: Mark Sutton / Motorsport Images
Ditanya tentang klaim pembalap Mercedes, George Russell, bahwa Red Bull akan memenangi setiap balapan musim ini, Marko menjelaskan "Tidak. Jadi pernyataan Russell ini mungkin bisa dijelaskan dengan rasa frustrasi yang terjadi di Bahrain.
"Itu adalah balapan di sirkuit yang spesifik di mana permukaannya sangat kasar, yang berarti keausan ban memainkan peran yang sangat besar.
"Ya, kami menampilkan performa yang bagus. Namun, tidak mudah untuk memenangkan semua balapan dan meraih gelar juara dunia. Jika itu mudah, tentu akan menyenangkan."
Marko mengatakan bahwa tim juga masih sedikit bingung mengapa mereka kesulitan menemukan keseimbangan yang baik pada mobil RB19 saat latihan di Bahrain.
Namun, ia jelas mengatakan bahwa dugaan bahwa kesulitannya dipicu oleh keharusan untuk menaikkan ketinggian mobil untuk mengatasi masalah pada papan yang bergesekan dengan aspal sangat tidak masuk akal.
"Tidak, cerita itu tidak benar seperti itu," ujarnya. "Kami memiliki mobil yang sangat seimbang selama tes (di Bahrain) dan pada hari Jumat kami tiba-tiba mengalami understeer yang cukup kuat. Itu adalah sesuatu yang sama sekali tidak disukai Max.
"Tapi tim-tim lain juga mengalaminya. Pasti ada faktor lain - mungkin pasir, suhu, atau apa pun. Kemudian, kami dengan susah payah, harus saya katakan, menemukan jalan kembali ke set-up yang memungkinkan Max melaju ke posisi terdepan dan kemudian meraih kemenangan."
Be part of Motorsport community
Join the conversationShare Or Save This Story
Subscribe and access Motorsport.com with your ad-blocker.
From Formula 1 to MotoGP we report straight from the paddock because we love our sport, just like you. In order to keep delivering our expert journalism, our website uses advertising. Still, we want to give you the opportunity to enjoy an ad-free and tracker-free website and to continue using your adblocker.
Top Comments