Masa Depan Mick Schumacher Tak Sepenuhnya Ditentukan Ferrari
Prinsipal Tim Haas Gunther Steiner menjelaskan bahwa masa depan Mick Schumacher di Formula 1 tak hanya akan diputuskan oleh Ferrari. Pihaknya juga punya suara untuk menentukan terkait hal itu.
Mick Schumacher tiba di F1 setelah melalui kejuaraan junior sebagai anggota Akademi Pembalap Ferrari (FDA). Musim 2021, usai menjuarai Formula 2 2020, ia promosi ke customer team pabrikan Maranello, Haas.
Tahun debutnya dalam ajang balap jet darat dijalani dengan ekspektasi minim karena tim tak melakukan pengembangan. Alhasil, VF-21 jadi mobil paling lambat di grid dan Schumacher menghabiskan waktu di baris belakang dan menutup musim tanpa poin.
Namun, tekanan telah meningkat pada musim 2022 karena Haas memiliki mobil yang kompetitif, VF-22, untuk bersaing meraih poin secara reguler. Itu dibuktikan rekan setim Schumacher, Kevin Magnussen, yang bergabung menggantikan Nikita Mazepin.
Awalnya, beban dirasakan pilot 23 tahun tersebut, yang kesulitan menyamai level performa Magnussen. Situasi merumit karena Gunther Steiner memintanya tidak terus merusak mobil. Dalam beberapa race pertama, Schumacher kerap alami kecelakaan.
Namun, belakangan putra dari pembalap legendaris F1, Michael Schumacher, bangkit. Pada Grand Prix Inggris, ia akhirnya sukses mencetak poin kejuaraan jet darat pertamanya dengan finis P8 di Silverstone.
Lalu, dalam sesi Sprint GP Austria, ia terlibat pertarungan di zona poin dengan pilot kawakan Mercedes, Lewis Hamilton. Meskipun akhirnya gagal meraih angka, Schumacher mampu finis di urutan kesembilan.
Dalam main race Minggu (10/7/2022), ia berhasil mencetak poin. Kali ini lebih baik dibandingkan raihan di Silverstone karena Mick Schumacher finis di posisi keenam, artinya delapan angka digenggam.
Terlepas dari progresnya, masa depan sang pembalap, sebagai bagian dari FDA, dianggap sepenuhnya berada di tangan Ferrari. Itu adalah opini umum. Tetapi, kepada Motorsport-Total.com, Steiner mengungkapkan jika situasinya sekarang bakal sedikit berbeda.
Mick Schumacher, Haas VF-22, Max Verstappen, Red Bull Racing RB18
Foto oleh: Zak Mauger / Motorsport Images
“Saya tidak akan berbicara apa pun tentang kontrak Ferrari dengan kami. Juga mengenai kontrak antara Ferrari dan Mick (Schumacher), karena saya tidak tahu semua detailnya,” sang prinsipal menuturkan.
“Anda pun tidak dapat menyimpulkan bahwa Ferrari memberi tahu kami apa yang harus dilakukan (soal masa depan pembalap). Kami memiliki suara menyangkut hal tersebut,” tambah Steiner, membantah anggapan keputusan 100 persen ada di Ferrari.
Setelah kesulitan kesulitan kompetitif pada F1 2021, Haas melakukan perubahan haluan yang luar biasa, dengan memulai sebagai pemimpin di lini tengah musim 2022. Kini, berkat raihan dobel poin di Austria, mereka naik ke P7 di klasemen konstruktor.
Gunther Steiner percaya Haas layak berada di posisi ketujuh, yang menjadi target mereka pada F1 2022. “(Tempat) ketujuh akan jadi konkret bagi saya,” kata pria Italia tersebut semringah.
Mattia Binotto, Team Principal, Ferrari, dan Guenther Steiner, Team Principal, Haas F1, dalam Press Conference GP Austria 2022
Foto oleh: Mark Sutton / Motorsport Images
Be part of Motorsport community
Join the conversationShare Or Save This Story
Top Comments
Subscribe and access Motorsport.com with your ad-blocker.
From Formula 1 to MotoGP we report straight from the paddock because we love our sport, just like you. In order to keep delivering our expert journalism, our website uses advertising. Still, we want to give you the opportunity to enjoy an ad-free and tracker-free website and to continue using your adblocker.