Masalah Pit Stop Gagalkan Mick Schumacher Raih Poin
Meski start dari P8 dalam Grand Prix Belanda, impian pembalap Haas F1 Mick Schumacher untuk kembali mencetak poin sirna. Itu gara-gara tim melakukan pergantian ban lebih lambat dari yang direncanakan.
Foto oleh: Zak Mauger / Motorsport Images
Mick Schumacher menjalani kualifikasi GP Belanda yang sangat baik di Sirkuit Zandvoort. Ia berhasil lolos ke sesi ketiga (Q3), mampu mengalahkan rekan setimnya, Kevin Magnussen, dengan gap cukup besar.
Pilot asal Jerman itu dan Haas kemudian memutuskan untuk mencoba menjalankan tahap pertama race yang lebih lama dan memulai dengan ban medium.
Sialnya, kondisi kompon ban memburuk lebih cepat dari yang diperkirakan dan mereka harus melakukan pit stop pada lap ke-14. Di situ bencana muncul. Dongkrak tidak sempurna mengangkat mobil miliknya.
Alhasil, Schumacher kehilangan beberapa detik yang berharga. Ia kembali ke lintasan di posisi ke-18. Itu sudah cukup untuk mengetahui balapannya kacau.
“Dalam olahraga, kesalahan terjadi, dan di sini tidak ada yang harus disalahkan karena masalah teknis membuat pergantian ban tidak optimal. Di Formula 1, semua orang mendorong batas kemampuan dan terkadang satu perubahan dapat menentukan posisi,” kata Schumacher enggan menyalahkan tim.
“Mobil kami cukup bagus untuk mencetak poin, tetapi sayang sekali pit stop yang disebutkan membuat kami kehilangan beberapa angka di sini. Terkadang hal-hal tidak berfungsi seperti keinginan Anda, yang membuat frustrasi dalam kasus ini,” peraih gelar juara Formula 2 2020 tersebut menambahkan.
Pit stop kedua Mick Schumacher pun tidak berjalan tanpa hambatan, dan ia menduga mekanik mengalami masalah yang sama seperti pada perhentian yang pertama, dengan dongkrak kembali terbukti lambat.
Mick Schumacher, Haas F1 Team, di grid
Foto oleh: Andy Hone / Motorsport Images
Pemuda 23 tahun tersebut mengaku terlalu berhati-hati dengan ban medium setelah start karena tidak mau mengambil risiko, walau sebagian besar pembalap di sekitarnya mulai menggunakan kompon soft.
“Dalam retrospeksi selalu lebih mudah untuk mengatakan apa yang seharusnya kami lakukan, tetapi ban medium jauh lebih aus daripada yang kami perkirakan dan kompon soft akan menjadi lebih buruk. Ini memberi kami lebih banyak pilihan untuk strategi,” Schumacher menjelaskan.
Putra dari pembalap legendaris F1, Michael Schumacher, tersebut bertarung keras dengan rekan senegara dan mentornya, Sebastian Vettel (Aston Martin), dalam beberapa kesempatan selama balapan 72 lap.
Pada satu titik, ia melakukan perjalanan yang hebat melewati juara dunia Formula 1 empat kali itu. Tetapi ia akhirnya harus puas finis di urutan ke-13 dan belum mampu menambah torehan 12 poinnya musim ini.
Be part of Motorsport community
Join the conversationShare Or Save This Story
Subscribe and access Motorsport.com with your ad-blocker.
From Formula 1 to MotoGP we report straight from the paddock because we love our sport, just like you. In order to keep delivering our expert journalism, our website uses advertising. Still, we want to give you the opportunity to enjoy an ad-free and tracker-free website and to continue using your adblocker.
Top Comments