Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Edisi

Indonesia Indonesia

Nyaris Crash, Max Verstappen Desak Chicane Trek Miami Diubah

Pembalap Red Bull Racing, Max Verstappen, sangat kritis mengenai trek F1 GP Miami terutama area chichane sempit yang dinilai kurang cocok dengan mobil era baru.

Max Verstappen, Red Bull Racing RB18

Tata letak Miami International Autodrome disoroti para pembalap, terutama kurangnya grip di luar jalur balap tunggal. Itu membuat mereka tak bisa melakukan manuver agresif.

Satu titik yang tidak disukai adalah permukaan bergelombang pada chicane Tikungan 14-15. Ini mesti diperbaiki demi kenyamanan para pembalap musim depan.

Verstappen mengaku hampir crash saat melintasi kerb tinggi dalam sesi latihan bebas, Jumat (6/5/2022).

“Saya kira dari segi trek, kami dapat meningkat di beberapa area. Chicane 14-15 merupakan kombinasi yang sedikit rumit. Saya kira jika saya berada dalam go-kart, itu akan jadi chicane yang bagus ditempuh, tapi tidak untuk mobil F1 yang kami miliki sekarang,” ujarnya.

“Saya ingat empat lap yang saya lakukan pada Jumat. Saya hampir mengalami insiden karena saya menabrak kerb pertama untuk saya menubruk kerb pertama dan kepala Anda terpental dari kiri ke kanan setidaknya lima, enam kali, tapi sangat buruk.

Baca Juga:

“Jika Anda mengambilnya sedikit terlalu banyak, hanya karena itu terlalu panjang, terlalu lebar, terlalu kaku dan sangat berat pada kerb kecil seperti itu, itu hanya tidak cocok untuk itu sejujurnya.

“Jadi, mungkin kami harus mengubah tata letak kerb. Itu sedikit lebih dari jalur progresif dan tampaknya lebih bagus untuk dilalui.

“Mungkin itu akan sangat membantu. Tapi, ya itu sangat lambat dan saya kira mobil kami terlihat lebih bagus jika kombinasi itu sedikit mengalir.”

Pembalap Ferrari, Carlos Sainz, mengemukakan kalau ia dan koleganya sudah mendiskusikan kemungkinan perubahan kepada F1. Menurutnya, mengemudi di atas chicane seperti itu membutuhkan keberuntungan.

“Saya kira itu adalah chicane yang di mana dengan mobil generasi ini, sangat berat, itu lebar, hanya ketika Anda melewati kern dua tikungan itu, rasanya seperti Anda membutuhkan sedikit keberuntungan ketika memutarinya,” ucapnya.

“Anda kadang mendapatinya pada sudut aneh dan mobil banyak memantul, kemudian kadang Anda berhasil dan Anda mendapatkan 0,1 atau 0,2 detik.

“Ini adalah tikungan yang sedikit tidak natural. Saya kira itu masih dibutuhkan karena tidak ada banyak ruang di sana. Anda perlu lebih lambat mendekati Tikungan 16 karena tak ada run off. Jadi kami perlu sesuatu yang lambat, kami perlu sesuatu yang ketat.

“Hanya sifat dua tikungan di sana, cara mereka menempatkan bersama di mana tidak ada masalah. Itu adalah trek baru yang akan selalu lalui dalam fase-fase ini dan kami sudah menghubungi FOM, dengan Ross Brawn dan timnya untuk mengatasi itu dan menyusun sirkuit lebih baik.”

Max Verstappen, Red Bull Racing RB18

Max Verstappen, Red Bull Racing RB18

Photo by: Zak Mauger / Motorsport Images

Meski menikmati area chicane, Charles Leclerc tak menolak kalau layout diubah demi meningkatkan unsur hiburan.

“Saya kira, saya satu-satunya pembalap di grid yang menyukai chicane ini. Saya menikmatinya. Tapi, di sisi lain, saya setuju untuk aksi balap,” rekan setim Sainz menuturkan.

“Saya kira kami dapat melakukan sesuatu lebih baik karena mengikuti tidak mudah pada bagian itu. Juga untuk visibilitas, sangat sulit ketika Anda memiliki mobil di depan karena Anda perlu menjadi lebih presisi di kerb.

“Itu membuat lebih sulit untuk mengekor, tapi terlepas dari itu, saya menikmatinya.”

Be part of Motorsport community

Join the conversation
Artikel sebelumnya Adrian Newey: Menang Back-to-Back, Red Bull Tak Bisa Santai
Artikel berikutnya Vettel Galau Pikirkan Masa Depannya di F1 Gegara Krisis Energi

Top Comments

Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Edisi

Indonesia Indonesia