Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia
Breaking news

Max Verstappen Kurang Puas dengan Rapornya di F1 2020

Max Verstappen melompat sangat tinggi di Formula 1 2020. Ia menjadi penantang posisi juara dunia meski pada akhirnya kembali mendarat di peringkat ketiga.

Race Winner Max Verstappen, Red Bull Racing on the podium

Foto oleh: Andy Hone / Motorsport Images

Kendati demikian, pilot Red Bull Racing itu mengaku tidak terlalu puas dengan rapornya pada musim sulit akibat pandemi Covid-19.

“Saya sangat kritis terhadap diri sendiri. Saya selalu jadi yang pertama mengatakan apakah ada masih ada ruang untuk berkembang. Saya akui bahwa saya lebih baik dari tahun sebelumnya. Anda ingin tampil sekonsisten mungkin tanpa melakukan kesalahan,” ujarnya dalam wawancara dengan Jack Plooij dan Olav Mol dari Ziggo Sport.

“Itu kembali lebih baik. Ada momen-momen di mana Anda jadi lebih baik, tapi tidak ada pembalap yang menjalani sebuah musim tanpa kesalahan. Bahkan Lewis Hamilton. Anda selalu mencoba untuk bekerja sendiri, kembali musim depan, tapi itu akan selalu seperti itu.”

Wajar kalau ada sedikit kekecewaan kalau melihat tingginya ekspektasi Red Bull di awal musim lalu. Bahkan para petinggi tim, Christian Horner dan Helmut Marko sempat sesumbar. Ternyata mereka masih belum mampu menghentikan kedigdayaan Mercedes-AMG Petronas.

Menanggapi situasi tersebut, Verstappen paham dengan kepercayaan diri tinggi yang berkebalikan dengan realita.

“Tentu saja, kami semua berharap, tapi saya seperti, “Kita lihat saja.” Juga karena itu tidak berfungsi setahun sebelumnya. Tapi semua tampak positif di awal musim, meski saya kira mereka sangat kecewa kepada Mercedes,” katanya.

“Tahun sebelumnya, Mercedes bukan yang tercepat dalam hal kecepatan tertinggi, saat itu Ferrari (yang tercepat). Saya kira mereka bekerja lembur untuk menyelesaikan masalah itu. Kami pun jadi korbannya.

“Tentu saja mereka harus mengatakan (optimistis) itu, juga orang-orang di pabrik. Anda harus selalu positif. Tentu Anda dapat lebih tertutup di depan media. Saya rasa Christian (Horner) tidak biasanya bicara blak-blakan. Dia cukup tenang,” ucap pilot Belanda ini heran.

“Tapi ketika mendapat pertanyaan, Anda harus mengatakan bahwa sedang melakukannya dan itu masuk akal. Setiap tim berusaha menutup gap dengan Mercedes.”

Sebagai pembalap, Verstappen dituntut pandai membaca data dan karakter lawan. Ia sudah menyadari Mercedes sulit dikalahkan setelah melakoni tiga balapan musim 2020.

Baca Juga:

Apalagi mobilnya sempat mengalami beberapa masalah di awal yang membuat jarak antara kedua tim sangat lebar.

“Pada akhir pekan pertama, saya pikir gap sangat besar. Kami juga punya beberapa masalah aerodinamika. Saya mengemudikan mobil baru, tapi itu menjadi lebih buruk dari apa yang kami miliki,” tuturnya.

“Alexander Albon mengemudikan itu, dengan hidung berbeda dan lantai berbeda. Setelah balapan pertama, kami mengetahui bahwa pembaruan lebih lambat dan saya kembali untuk akhir pekan setelah itu. Kemudian hal-hal membaik perlahan-lahan.

“Saat hujan, tentu kami punya masalah dengan diffuser dan banyak air, tapi setelah itu, Anda dapat melihat lubang makin besar di balapan ketiga. Kemudian, Anda juga tahu kalau Anda tidak akan pernah mengejar mereka, terutama saat balapan sangat ketat. Anda tidak pernah memperbaikinya lagi.”

Verstappen pun menetapkan standar dan siasatnya sendiri. Pembalap 23 tahun itu memenangi GP 70th Anniversary dan GP Abu Dhabi. Ia naik podium kedua dan ketiga pada sembilan kesempatan lainnya.

Putra eks pembalap F1, Jos Verstappen, tersebut bahkan meraih pole position di putaran penutup.

“Kemenangan di Inggris tak disangka. Tentunya dengan dominasi Mercedes, saya tidak pernah memikirkan itu. Saya tidak merasa kami akan menang. Saya sempat berpikir kami tidak pernah menang kalau mereka dominan,” ia menjelaskan.

“Itu merupakan perasaan yang menyenangkan. Kemudian, itu terasa sangat indah tapi semua tampak sudah dimaafkan. Itu adalah hasil yang bagus, tapi ketika itu Silverstone tampak sedikit lebih indah.”

Be part of Motorsport community

Join the conversation
Artikel sebelumnya Titik Terendah Red Bull Tak Mengganggu Verstappen
Artikel berikutnya Bottas Tak Perlu Malu soal Penampilannya di Musim 2020

Top Comments

Belum ada komentar. Mengapa Anda tidak menulis sesuatu?

Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia