Max Verstappen Tak Bisa Hilangkan Sifat Agresif
Prinsipal Red Bull Racing Christian Horner mengatakan agresif bagian dari karakter Max Verstappen secara keseluruhan.

Verstappen datang ke Formula 1 pada 2015 ketika masih berusia 17 tahun dan selalu menjadi pusat perhatian karena tingkah lakunya.
Pembalap asal Belanda itu selalu mendapatkan kritik karena sulit mengendalikan diri dan cara berkendara yang agresif di awal kariernya.
Namun, sekarang Max Verstappen menjadi seorang pembalap yang lebih stabil dan dapat mengendalikan diri dalam beberapa tahun terakhir. Hasilnya, ia mendapatkan gelar F1 pertama tahun lalu, setelah bersaing ketat dengan Lewis Hamilton (Mercedes).
Ini juga merupakan hasil kesabaran Red Bull yang selalu mendukung Verstappen ketika berbagai masalah dan kritikan pedas ditujukan kepadanya.
“Kami berbicara tentang apa pun bersama Max, tetapi percakapan itu selalu ada di antara kami,” kata Horner.
“Dia adalah pembalap yang kuat dan agresif. Gaya mengemudi inilah yang menjadi alasan mengapa dia dinobatkan sebagai pembalap paling populer. Bisa dipastikan dia akan selalu bertarung 110%.
“Kami benar-benar ingin dia mempertahankan gaya balap ini, jika tidak dalam segala situasi. Dia menunjukkan kedewasaan yang luar biasa serta agresivitasnya tahun lalu, dan jangan lupa bahwa orang lain juga melakukan kesalahan.
“Ada pembalap lain yang bertindak agresif, tetapi memang Max adalah pembalap yang agresif. Itulah yang membuatnya menjadi pembalap yang hebat. Saya benar-benar yakin dia akan selalu seperti itu, karena itu salah satu kekuatannya.”
Max Verstappen telah menandatangani kontrak baru bersama Red Bull Racing selama empat tahun ke depan, atau hingga 2028.
Christian Horner mengatakan proses yang terjadi antara kedua pihak sangat mudah dan menunjukkan kedekatan hubungan mereka.
“Kontrak baru menunjukkan kepercayaannya pada kami. Melihat semua komitmen dan aktivitas di dalam tim, saya pikir itu sangat masuk akal. Ada tekanan pada kami untuk menawarkan dia yang lebih baik. Tentu saja, itu normal,” ujar Horner.
Bos Red Bull itu juga berbicara tentang format sprint race yang rencananya bakal dilangsungkan dalam enam grand prix tahun ini setelah diuji coba di Inggris, Italia dan Brasil musim lalu.
“Secara finansial, setiap sprint race tidak diperlukan saat ini, tetapi kami telah melakoni tiga sprint race demi olahraga ini,” ucap Horner.
“Kami punya alasan seperti tagihan bahan bakar dan listrik, inflasi yang terus memengaruhi dunia, dan batasan anggaran menjadi jumlah yang tidak relevan dengan apa yang terjadi di dunia. Oleh karena itu, tiga balapan sprint sudah cukup.”

Max Verstappen, Red Bull Racing RB18
Foto oleh: Erik Junius
Norris Klaim Mercedes dan Red Bull Sedikit di Depan McLaren
Promotor GP Rusia Pertimbangkan Gugatan Hukum terhadap F1
Subscribe and access Motorsport.com with your ad-blocker.
From Formula 1 to MotoGP we report straight from the paddock because we love our sport, just like you. In order to keep delivering our expert journalism, our website uses advertising. Still, we want to give you the opportunity to enjoy an ad-free and tracker-free website and to continue using your adblocker.