Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia
Breaking news

Mazepin Bisa Tak Terdaftar sebagai Pembalap Rusia di F1

Pembalap anyar Tim Haas F1 Nikita Mazepin kemungkinan akan balapan di bawah bendera netral selama dua tahun menyusul konfirmasi putusan doping terhadap Rusia.

Winning Constructor Representative and Nikita Mazepin, Hitech Grand Prix celebrates on the podium with the trophy

Winning Constructor Representative and Nikita Mazepin, Hitech Grand Prix celebrates on the podium with the trophy

Mark Sutton / Motorsport Images

Pada Desember lalu, Pengadilan Arbitrase Olahraga (CAS) mengumumkan bahwa mereka telah melarang Rusia untuk berkompetisi dalam event olahraga kejuaraan dunia.

Ini menyusul terungkapnya kasus doping yang disponsori oleh negara dan ditutup-tutupi selama gelaran Olimpiade Musim Dingin 2014 di Sochi.

CAS mengonfirmasi mereka telah memotong sanksi larangan empat tahun kepada Rusia, yang diusulkan Badan Anti Doping Dunia (WADA), menjadi dua tahun.

Dengan begitu, artinya Rusia dipastikan tidak akan tampil dalam Olimpiade Tokyo dan Piala Dunia 2022 di Qatar. Kabar buruk kini berpotensi juga menimpa Mazepin.

Federasi Automobil Rusia (RAF) mengumumkan telah menerima klarifikasi dari Federasi Automobil Internasional (FIA) terkait putusan CAS, minggu ini.

Dalam klarifikasi tersebut disebutkan bahwa sanksi yang diterima Rusia akan berefek kepada para pembalap mereka yang bersaing dalam kejuaraan dunia.

Ini berarti Nikita Mazepin, yang bakal melakoni debut dalam Kejuaraan Dunia Formula 1 (F1) 2021 bersama Haas, akan dilarang balapan mewakili Rusia hingga 2022.

Selain Mazepin, semua pembalap Rusia di semua kejuaraan dunia FIA, termasuk Formula E, WRC, WEC dan WRC, juga dilarang memakai lambang, bendera atau simbol negara.

Mereka cuma diizinkan untuk menyebut dirinya sebagai "atlet netral dari Rusia" atau memakai kata "Rusia" pada pakaian apa pun asal artinya sama dengan "atlet netral".

Baca Juga:

Mazepin dan kompatriotnya juga bisa menggunakan akronim RAF dan masih dapat memakai warna dari bendera Rusia: Merah, Putih, Biru.

Namun, putusan CAS memastikan dilarangnya pemutaran lagu kebangsaan Rusia. Artinya, Gosudarstvennyy Gimn Rossiyskoy Federatsii tak akan dikumandangkan sebelum GP Sochi atau saat pembalap Rusia memenangi balapan.

Sementara itu, penonton masih diizinkan untuk membawa bendera Rusia ke ajang resmi FIA dan pejabat negara tersebut juga diperbolehkan menghadiri acara olahraga.

Seperti diketahui, Presiden Rusia, Vladimir Putin, telah menjadi tamu VIP reguler dalam Grand Prix (GP) F1 di Sirkuit Autodrom Sochi sejak 2014.

Sedangkan pembalap junior Ferrari, Robert Shwartzman diizinkan membalap di bawah bendera Rusia dalam Formula 2 (F2) karena itu tidak masuk kategori kejuaraan dunia.

Sanksi dari CAS ini akan berlaku sejak tanggal putusan dijatuhkan, yakni pada 16 Desember 2020 hingga masa aktifnya selama dua tahun atau 16 Desember 2022.

GP Rusia 2021 tidak akan terpengaruh oleh keputusan tersebut kendati sebelumnya ada larangan dari WADA untuk menggelar event olahraga selama periode sanksi.

Tetapi, balapan F1 di Sochi tak bisa dibatalkan sebab telah terikat klausul kontrak yang sudah disepakati sebelum kasus doping atlet-atlet Rusia terjadi.

Penyelenggara balapan, Rosgonki, mengatakan usai keputusan WADA pada Desember 2019, bahwa kontrak berlaku hingga 2025. Mereka yakin GP Rusia tetap berjalan normal.

Be part of Motorsport community

Join the conversation
Artikel sebelumnya DTM Jadi Pelarian Bintang Formula 1
Artikel berikutnya Steiner Ragu Haas Mampu Ungguli Alfa Romeo dan Williams

Top Comments

Belum ada komentar. Mengapa Anda tidak menulis sesuatu?

Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia