McLaren Bingung Tidak Temukan Problem Spesifik Mobil

McLaren menjalani awal musim yang buruk pada Kejuaraan Dunia Formula 1 2022. Tetapi, mereka belum menemukan penyebab utama kendala teknis pada mobil.

McLaren Bingung Tidak Temukan Problem Spesifik Mobil

Performa McLaren sangat menjanjikan saat tes pramusim F1 2022. Para desainer dan teknisi di Woking, Inggris, sepertinya mampu menerjemahkan regulasi teknis baru pada sasis McLaren MCL.

Namun saat musim 2022 dimulai, mereka menemukan fakta sebaliknya. Dari dua balapan awal, Bahrain dan Arab Saudi, McLaren hanya mampu mengoleksi enam poin hasil finis P7 Lando Norris di GP Arap Saudi.

Torehan ini kontras sekali dengan musim lalu. Dari dua balapan awal F1 2021, Norris dan Daniel Ricciardo berhasil memberikan 41 poin sehingga McLaren saat itu hanya tertinggal 19 poin dari Mercedes-AMG Petronas F1 yang memimpin klasemen konstruktor.

Saat tes pramusim F1 2022, sasis McLaren MCL36 memang sempat mengalami masalah dengan keandalan (reliability). Tetapi, tidak ada yang mengira bila kendala teknis yang mendera MCL36 jauh lebih kompleks.

Secara umum, mobil mampu bekerja bagus. Sekilas tidak terlihat masalah serius. Namun, MCL36 sangat buruk dari sisi grip mekanis dan gaya tekan (downforce) mobil. Dari sisi tenaga pada power unit (PU), mereka juga tidak begitu masalah.

Prinsipal Tim McLaren Andreas Seidl pun merinci apa saja penyebab MCL36 tidak kompetitif di dua balapan awal musim ini.

“Sederhananya, kami tidak memiliki grip cukup atau performa. Ini akibat buruknya mechanical grip serta gaya tekan dari peranti aerodinamika. Kami sudah memeriksanya di pabrik untuk mencari penyebabnya,” tutur Seidl.

“Tetapi, tidak ada kendala (teknis) spesifik. Mobil masih bisa bekerja bagus, platform juga baik. Namun, kami tetap kekurangan grip. Gaya tekan dari komponen aerodinamika juga kurang. Jadi, kami memang kesulitan untuk menyamai performa para rival.”

Baca Juga:

Seidl menyebut, butuh waktu dan kesabaran bagi McLaren untuk mengatasi problem teknis ini. Yang pasti, butuh bujet ekstra untuk upgrade mobil serta waktu untuk pengujian di terowongan angin (wind tunnel).

Seidl menjelaskan, langkah McLaren berikutnya adalah mempelajari bagaimana membalikkan kondisi untuk jangka menengah musim ini. Yang pasti, McLaren masih harus bekerja keras untuk mengatasi problem teknis ini.

“Mengacu apa yang sudah kami pelajari dalam beberapa pekan terakhir, kami seharusnya bisa menentukan ke mana arah perbaikan yang harus dilakukan.

“Tetapi pada saat yang sama, Anda harus mampu meningkatkan performa mobil. Tanpa itu, Anda tidak akan menemukan level performa sesuai keinginan,” kata Seidl.

Menariknya, buruknya McLaren MCL36 juga diikuti menurunnya performa pemasok PU mereka, Mercedes. Kendala ini tidak hanya dialami tim pabrikan namun juga customer team seperti McLaren (juga Williams Racing dan Aston Martin Aramco Cognizant).

Menurunnya mesin pasokan pabrikan asal Jerman tersebut diduga kuat karena penggunaan bahan bakar baru, E10  (mengandung etanol 10%). Bahan bakar ramah lingkungan tersebut disinyalir menurunkan performa PU Mercedes cukup signifikan.

Namun begitu, Seidl tidak mau menyalahkan menurunnya PU dari Mercedes ikut berperan atas buruknya performa McLaren MCL36.

“Seperti saya katakan setiap usai balapan, fokus kami melihat bagaimana performa (tim pabrikan) Mercedes karena itu menjadi referensi terbaik. Karena problem fundamental kami ada pada mobil, di situlah fokus perbaikan kami lakukan,” ucap Andreas Seidl.

dibagikan
komentar

Sergio Perez Nilai Perubahan di Albert Park Bagus untuk Pertunjukan

Haas F1 Mampu Bagus karena Mobil Mudah Dikendarai