McLaren Butuh Dana Segar dan Restrukturisasi
McLaren berencana melakukan perombakan dengan kebutuhan anggaran mencapai 500 juta pounds (sekira Rp9,4 triliun). Mereka juga siap melepas saham minoritas.
Foto oleh: Steven Tee / Motorsport Images
Seperti dikutip Financial Times, McLaren Group mampu menghimpun dana segar lewat apa yang disebut Special Purpose Acquisition Company (SPAC). Sistem ini bisa membuat sebuah perusahaan privat menjadi kepemilikan publik tanpa butuh proses Initial Public Offering (IPO).
McLaren yang selama ini menjalankan bisnis otomotif, tim balap, dan pengembangan teknologi, benar-benar terpukul secara finansial dari efek pandemi Covid-19.
Juni 2020 lalu, McLaren menyepakati pinjaman senilai 150 juta pounds dengan National Bank of Bahrain untuk meningkatkan likuiditas karena khawatir dengan masalah perputaran uang untuk jangka pendek.
Pinjaman tersebut membantu McLaren mengatasi masalah keuangan akibat pandemi, meskipun hanya untuk jangka pendek. Namun, McLaren masih butuh uang ekstra sampai pemasukan datang dari penjualan mobil massal dan F1 kembali normal seperti sebelum pandemi.
Mengingat situasi finansial sepertinya tidak akan pulih dalam waktu dekat, McLaren mencoba cara lain untuk mengamankan posisi keuangan mereka, walaupun hanya untuk jangka pendek.
“Kami harus merestrukturisasi total bisnis,” ujar Mike Flewitt, Kepala Eksekutif McLaren Automotive. “Memasuki 2020, kami sukses besar di divisi otomotif. Namun dari keseluruhan bisnis, kami tidak memiliki likuiditas cukup untuk bertahan dari krisis.”
McLaren pun melihat investor bisa datang dari dana private equity (PE), perorangan, keluarga, dana asing, sampai SPAC yang berbasis di Amerika Serikat (AS).
“Kami mencari investor yang memiliki visi sama dengan para pemegang saham McLaren, baik dari struktur, arah perusahaan, sampai rencana jangka pendek,” tutur Flewitt.
Saat ini McLaren tengah dalam proses menjual untuk kemudian menyewa kembali pabrik mereka di Woking, Inggris. Itu dilakukan untuk mendapatkan dana segar lebih yang akan dipakai membayar cicilan utang mereka.
Dana segar juga bisa datang ke McLaren dengan melepas sebagian kecil saham tim F1 mereka. Masih bersaing untuk merebut peringkat ketiga konstruktor pada F1 2020 dengan Tim Racing Point, McLaren optimistis harga saham mereka akan naik.
Saat ini, sekitar 56 persen saham McLaren Group dimiliki konsorsium asal Bahrain, Mumtalakat Holding Company. Sebanyak 14 persen dipegang Mansour Oijjeh, 10 persen dimiliki Michael Latifi, dan 20 persen sisanya dikuasai para pemegang saham minoritas.
Be part of Motorsport community
Join the conversationShare Or Save This Story
Subscribe and access Motorsport.com with your ad-blocker.
From Formula 1 to MotoGP we report straight from the paddock because we love our sport, just like you. In order to keep delivering our expert journalism, our website uses advertising. Still, we want to give you the opportunity to enjoy an ad-free and tracker-free website and to continue using your adblocker.
Top Comments