Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia
Breaking news

McLaren: Progres F1 Vandoorne terhambat gaya balapnya yang kaku

McLaren menilai progres Formula 1 Stoffel Vandoorne terhambat gaya membalap yang ia dapat dari karier junior.

Stoffel Vandoorne, McLaren

Foto oleh: Andrew Hone / Motorsport Images

Race 1 Winner Stoffel Vandoorne, ART Grand Prix
Stoffel Vandoorne, ART Grand Prix
Stoffel Vandoorne, ART Grand Prix
Stoffel Vandoorne, McLaren
Stoffel Vandoorne, McLaren MCL32
Stoffel Vandoorne, McLaren
Stoffel Vandoorne, McLaren MCL32

Vandoorne, yang tahun ini menjadi pembalap utama McLaren menggantikan Jenson Button, terlihat kesulitan menyamai performa rekan setim, Fernando Alonso. Pembalap Belgia itu gagal lolos dari babak Q1 pada lima balapan pertama musim 2017.

Sebelum naik kelas ke F1, Vandoorne menjuarai titel di level Formula 4, Formula Renault 2.0, dan GP2. Ia juga beberapa kali memenangi balapan Formula Renault 3.5, dan Super Formula di Jepang.

Berbeda dari Formula 1, kategori-kategori balap yang telah disebutkan di atas semuanya menggunakan spesifikasi sasis yang sama. McLaren meyakini bahwa hal tersebut membuat gaya membalap Vandoorne menjadi kaku dan telah menghambat progresnya di F1.

"Ketika Anda datang dari kategori-kategori balap junior, di mana semua pembalap menggunakan mobil yang sama, maka Anda bisa terbawa gaya membalap yang dikhususkan untuk mengemudikan mobil-mobil di kategori tersebut," jelas direktur balap McLaren, Eric Boullier.

"Sedangkan Formula 1 berbeda - tiap minggu, kami membawa sayap depan baru, bodywork baru, sayap belakang baru, lantai baru, jadi keseimbangan mobil terus berubah-ubah.

"Di Formula 1, Anda harus lebih fleksibel dan ini datang dari pengalaman. Ia masih belajar, dan tim kami berusaha memberikan setelan yang sesuai dengan gaya balapnya. Tapi di saat yang sama, ia juga sedang berusaha mengubah gaya balapnya."

McLaren telah melakukan pertemuan dengan Vandoorne di markas Woking sebelum seri GP Monako. Pertemuan tersebut tampaknya membuahkan hasil. Untuk kali pertama pada musim ini, ia berhasil lolos ke babak Q3 di sirkuit jalan raya Monte Carlo, sebelum mengalami kecelakaan di tikungan Kolam Renang. Vandoorne juga nyaris menyumbangkan poin perdana McLaren musim ini, sebelum tertabrak mobil Sergio Perez.

"Beberapa minggu terakhir ini, saya telah bekerja keras untuk meningkatkan komunikasi dengan mekanik-mekanik tim, supaya saya bisa mendapatkan mobil yang sesuai dengan keinginan saya," ujar Vandoorne.

"Hasil kualifikasi – meski kecelakaan – menjadi dorongan buat saya. Setiap kali kami turun ke lintasan, kami berada di posisi kelima, keenam, ketujuh, jadi kami yakin akan potensi untuk bisa kembali lolos ke Q3.

"Saya baru di Formula 1, jadi saya masih terus membangun hubungan dengan para mekanik, dan memahami apa yang saya butuhkan untuk membuat mobil menjadi kencang. Semua itu telah berjalan di arah yang benar."

Be part of Motorsport community

Join the conversation
Artikel sebelumnya Jordan: "Mercedes bisa hengkang dari F1 usai musim 2018"
Artikel berikutnya Grosjean siapkan "skenario terburuk" rem Haas

Top Comments

Belum ada komentar. Mengapa Anda tidak menulis sesuatu?

Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia