McLaren Sulit Tandingi Ferrari dalam Perburuan P3 Konstruktor
Ferrari saat ini lebih difavoritkan merebut peringkat ketiga konstruktor Formula 1 2021 menyusul performa buruk McLaren.
Foto oleh: Charles Coates / Motorsport Images
McLaren mengawali Kejuaraan Dunia Formula 1 2021 dengan solid. Secara komprehensif, tim asal Surrey, Woking, Inggris, tersebut mampu melibas Scuderia Ferrari.
Kedua tim memilih realistis dengan mengejar P3 konstruktor setelah tertinggal jauh dari Mercedes dan Red Bull Racing dalam beberapa tahun terakhir, termasuk musim ini.
Sampai balapan ke-10, pembalap muda McLaren Lando Norris tidak pernah finis di luar delapan besar. Puncak keperkasaan McLaren musim ini terjadi menjelang pertengahan September lalu di GP Italia.
Pada balapan ke-14 di Sirkuit Monza itu, Daniel Ricciardo dan Norris mampu finis 1-2. Itu menjadi kemenangan pertama McLaren sejak 2012 dan hasil finis 1-2 McLaren sejak 2010.
Ironisnya, setelah itu performa McLaren langsung terjun bebas. Norris hampir merebut kemenangan F1 pertama di Sochi namun gagal karena kesalahan strategi tim. Norris akhirnya hanya finis P7 di GP Rusia tersebut.
Sejak saat itu, performa pembalap muda Inggris tersebut tidak lagi sama seperti awal musim. Posisi keempat klasemen Norris perlahan disalip Sergio Perez (Red Bull Racing).
Parahnya, Norris hampir selalu kalah dari para pembalap Ferrari, utamanya Charles Leclerc. Puncaknya, pada triple header (Meksiko, Brasil, Qatar), Norris dibekap duet Ferrari sekaligus, Leclerc dan Carlos Sainz.
Rekan setim Norris, Ricciardo, lebih parah lagi. Pemenang delapan Grand Prix dan 32 podium itu tidak mampu merebut poin dalam tiga balapan terakhir.
Sebelum triple header dimulai, McLaren berada di P3 klasemen dengan unggul 8,5 poin atas Ferrari. Namun, setelah GP Qatar, kampiun konstruktor delapan (1974, 1984, 1985, 1988, 1989, 1990, 1991, 1998) kali itu tertinggal 39,5 poin dari Ferrari.
Norris masing-masing finis P10 di Meksiko dan Brasil serta kesembilan di Qatar. Karena Ricciardo tidak mampu merebut poin, praktis McLaren hanya mampu merebut 4 poin dari tiga balapan terakhir.
Total poin McLaren dalam triple header ini sama dengan raihan Kimi Raikkonen. Juara dunia 2007 yang hampir selalu finis di luar 10 besar itu mampu finis P8 di Meksiko hingga memberikan 4 poin untuk timnya, Alfa Romeo Racing Orlen.
Hasil sebaliknya diperoleh Ferrari di triple header. Kampiun konstruktor terbanyak dalam sejarah F1, 16 (1961, 1964, 1975, 1976, 1977, 1979, 1982, 1983, 1999, 2000, 2001, 2002, 2003, 2004, 2007, 2008), itu mampu merebut total 47 poin dari tiga race lewat Leclerc (24 poin) dan Sainz (23 poin).
Angka-angka di atas menunjukkan penurunan signifikan McLaren setelah berjaya di Monza. Momentum kini sepertinya menjadi milik Ferrari. Pasalnya, musim ini tinggal menyisakan dua balapan.
Setelah jeda dua pekan, F1 akan menjalani balapan baru di GP Arab Saudi (5 Desember) dan terakhir GP Abu Dhabi (12 Desember). Melihat kondisi terkini, McLaren sangat membutuhkan keajaiban jika ingin melibas Ferrari untuk merebut P3 konstruktor.
Be part of Motorsport community
Join the conversationShare Or Save This Story
Subscribe and access Motorsport.com with your ad-blocker.
From Formula 1 to MotoGP we report straight from the paddock because we love our sport, just like you. In order to keep delivering our expert journalism, our website uses advertising. Still, we want to give you the opportunity to enjoy an ad-free and tracker-free website and to continue using your adblocker.
Top Comments