Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia

Mengeker Peluang Pengganti Nicholas Latifi di Williams

Nicholas Latifi sadar cepat atau lambat kariernya di Formula 1 akan ditebas. Williams akhirnya mengambil keputusan itu pertengahan September. Siapa yang cocok jadi penggantinya?

Nicholas Latifi, Williams Racing

Foto oleh: Carl Bingham / Motorsport Images

Tiga musim memperkuat Williams, Latifi hanya berkontribusi tujuh poin saja. Walaupun pembalap Kanada itu didukung dana besar, tim yang bermarkas di Groove kehilangan kesabaran.

Sejak diakuisisi Dorilton Capital, orientasi mereka berubah. Prestasi menjadi target utama agar investasi 152 juta euro (sekira Rp2,2 triliun) tidak sia-sia.

Oleh karena itu, Williams yang ditangani Jost Capito mendepaknya untuk F1 2023. Keputusan tersebut diterima Latifi tapi kemudian disesalkannya.

“Saya memahami keputusan tersebut. Pada akhirnya, itu adalah industri berbasis hasil, industri berdasarkan performa. Tahun ini, hal tersebut tidak berhasil untuk banyak alasan berbeda,” tuturnya dikutip dari situs resmi Formula 1.

“Saya bicara tentang beberapa kesulitan yang saya miliki sebelumnya tahun ini, beberapa bisa saya kontrol, beberapa di luar kendali saya. Begitulah yang terjadi dalam olahraga ini.

“Saya hanya tidak bisa mendapat hasil yang kami butuhkan. Formula 1 adalah tempat yang saya inginkan. Ini puncak motorsport dan apa yang saya dedikasikan untuk sebagian besar hidup saya.

“Jika ada opsi di sini, akan bodoh jika saya katakan tidak. Namun, untuk sekarang, hanya fokus pada enam balapan terakhir demi bisa melanjutkan jalan di F1. Saya terima keputusan tersebut.”

Satu masalah beres, Williams mencari pengisi kekosongan di sisi Alex Albon. Ada beberapa pembalap yang punya potensi menggantikan Latifi.

Baca Juga:

1. Nyck de Vries

Juara Formula E 2020-2021 itu tampil impresif dalam F1 GP Italia. De Vries diminta menggantikan Alex Albon secara dadakan karena pembalap berdarah Thailand mengalami radang usus.

Tanpa persiapan matang, ia malah mampu mendulang dua poin untuk Williams setelah finis di urutan kesembilan. Sejak memberi kesempatan mengemudi FW44 di FP1 Grand Prix Spanyol, mereka yakin dengan talenta de Vries.

Pembalap keturunan Indonesia itu kencang dan bisa memilih pendekatan tepat dalam kualifikasi maupun balapan.

Hanya saja, proses memboyong pilot binaan Mercedes itu tak mudah. De Vries juga diminati Alpine dan AlphaTauri. Ia bahkan sudah bertemu konsultan motorsport Red Bull, Helmut Marko, untuk membahas masa depan. Canal+ mengklaim kalau pemuda 27 tahun sudah mengunci kesepakatan dengan AlphaTauri.

Nyck de Vries, Mercedes

Nyck de Vries, Mercedes

Foto oleh: Glenn Dunbar / Motorsport Images

2. Antonio Giovinazzi

Pembalap Italia itu punya pengalaman memadai di Formula 1. Ia berlaga di kompetisi tersebut selama tiga tahun dan memberi 21 poin untuk Alfa Romeo.

Setelah menemui kegagalan dalam petualangan di FE, kesempatan mengemudi mobil F1 dari Haas menjadi pelipur lara.

Ia lebih dekat dengan Haas yang melepas Mick Schumacher, tapi Williams bisa saja mencurinya.

Antonio Giovinazzi, Reserve Driver, Ferrari

Antonio Giovinazzi, Reserve Driver, Ferrari

Foto oleh: Glenn Dunbar / Motorsport Images

3. Logan Sargeant

Alternatif lain adalah melirik produk sendiri. Logan Sargeant yang merupakan anggota program Akademi Pembalap Williams.

Usianya masih 21 tahun dan menunjukkan kinerja mengesankan dalam Formula 2 2022. Sargeant duduk di peringkat ketiga dengan koleksi 135 poin pada tahun debutnya sebagai pilot reguler. Jika mampu mempertahankan posisinya, maka poin super licence sudah cukup untuk mengakses F1.

Capito yakin Sargeant sudah siap dipromosikan ke level premier, meski akan lebih baik kalau dibiarkan matang di seri penunjang.

Logan Sargeant, Academy Driver, Williams Racing

Logan Sargeant, Academy Driver, Williams Racing

Foto oleh: Carl Bingham / Motorsport Images

4. Mick Schumacher

Haas kemungkinan besar tak memberi Schumacher tempat musim depan karena Akademi Pembalap Ferrari menyudahi kontraknya. Ia bisa berdebut di F1 2021 karena titipan dari si Kuda Jingkrak.

Pada musim pertama, pilot Jerman pulang dengan tangan hampa. Ia kurang berpengalaman dan VF-21 tidak kompetitif.

Kondisi berbalik ke arah yang baik musim ini, di mana putra legenda F1, Michael Schumacher, bisa mengendalikan VF-22 yang mumpuni. Pengalaman membawanya ke peringkat 15 dan berhasil mendulang 12 poin.

Williams dapat merekrutnya tapi tidak bisa berekspektasi tinggi.

Mick Schumacher, Haas F1 Team, berbincang dengan mekanik

Mick Schumacher, Haas F1 Team, berbincang dengan mekanik

Foto oleh: Andy Hone / Motorsport Images

5. Daniel Ricciardo

Pembalap Australia itu belum punya rencana setelah setuju berpisah dengan McLaren musim ini. Dari sisi sepak terjang, ia jauh di atas deretan nama di atas.

Ricciardo sudah 12 tahun berada dalam kokpit mobil F1 dan memperkuat tim-tim besar. Dimulai dari Toro Rosso, pilot senior tersebut lanjut ke Red Bull Racing, Renault dan McLaren.

Meski memberikan kemenangan terakhir kepada skuad yang dikelola CEO Zak Brown dalam Grand Prix Italia, prestasi itu tak diperhitungkan. Yang mereka lihat, Ricciardo tak mampu mengimbangi rekan setimnya Lando Norris. Peringkatnya melorot dari 8 ke 14, perolehan poin pun berkurang signifikan dari 115 jadi 19.

Dalam situasi ini, Ricciardo mungkin tidak melirik program menengah yang disodorkan Williams. Ia tak masalah hiatus semusim sambil melihat peluang di 2024.

Daniel Ricciardo, McLaren

Daniel Ricciardo, McLaren

Foto oleh: Simon Galloway / Motorsport Images

 

Be part of Motorsport community

Join the conversation
Artikel sebelumnya Lolos Penalti, Perhiasan Hamilton Buat Mercedes Didenda Rp375 Juta
Artikel berikutnya Verstappen Bersikeras Tak Masalah Kritik Keras Timnya

Top Comments

Belum ada komentar. Mengapa Anda tidak menulis sesuatu?

Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia