Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia
Nostalgia

Mengenang Dome F105: Layu sebelum berkembang

Tahun 1996 muncul rencana ambisius konstruktor Jepang Dome dan produsen mesin Mugen untuk tampil di F1. Hasilnya, gagal total.

Dome F105

Dome F105

Dome F105
Dome F105

Foto oleh: Dome Cars

Sebagai konstruktor ternama asal Jepang, sudah menjadi impian Dome untuk tampil di arena F1 sejak perusahaan ini didirikan tahun 1975.

Kesempatan datang tahun 1995 ketika Tadashi Sasaki, manajer tim Minardi bergabung dengan Dome. Ditambah bekal keberhasilan Marco Apicella merebut gelar All-Japan Formula 3000 1994 mengemudikan Dome F104 bermesin Honda.

Sasaki mengumumkan rencana tampilnya Dome di F1 pada musim gugur 1994. Sasis berkode F105 dirancang oleh Akiyoshu Oku pada musim panas 1995.

Status Sasaki sebagai mantan petinggi Minardi membuatnya dapat membeli girboks lama dan sistem hidrolik dari tim Italia. Konstruksi mengadopsi monokok serat karbon dengan bodi berupa satu potongan side pod dan penutup mesin. Suspensi double wishbone konvensional. Ban bekerjasama dengan Goodyear, sementara pelek magnesium menggunakan Rays.

Hubungan baik Dome dengan Mugen membuka jalan penggunaan mesin Mugen-Honda V10 yang juga digunakan oleh Ligier.

Muncul spekulasi bahwa sebetulnya F105 adalah proyek ambisius Mugen untuk kembali ke F1 sebagai tim pabrikan. Meski hal ini terus disangkal spesialis tuning Honda tersebut.

Dome F105 ditampilkan di hadapan publik pada 18 Maret 1996 di Gedung Spiral, Tokyo. Mobil hadir dengan warna tradisional Jepang dipadu strip kuning berpendar mengelilingi kokpit dan penutup mesin.

Sebagai pembalap tes, didaulat Naoki Hattori dan Shinji Nakano, serta Marco Apicella.

F105 dites perdana di Sirkuit Mine pada musim panas 1996.

Tes demi tes dilakukan, namun justru mengekspos problem pengendalian F105. Lebih parah, muncul sejumlah isu teknis seperti bocornya oli girboks.

Puncak masalah terjadi di Suzuka ketika kebocoran oli membuat mobil terbakar. Masa depan proyek pun terancam.

Pada tes akhir musim di Suzuka, F105 mencatat waktu tercepat 1m46,270d. Sebagai perbandingan, Jacques Villeneuve dari Williams-Renault mencetak waktu terbaik 1m38,909d di trek sama.

Catatan waktu ini berada 0,3d diluar batas waktu kualifikasi 107%. Akan tetapi, Dome dan Mugen yakin bahwa ditangan pembalap lebih berpengalaman, F105 akan lebih cepat dari Minardi dan Ligier.

Banyaknya masalah membuat minat sponsor pun hilang, tanpa dana cukup mustahil Dome dapat mengikuti musim F1 1997.

Perubahan regulasi F1 untuk 1998 pun membuat bahwa F105 tak lagi cocok mengikuti musim tersebut. Akan tetapi, upaya Dome untuk kembali ke F1 belum berhenti.

Dome terus menjalin pembicaraan dengan banyak pihak, termasuk dengan Malik Ado Ibrahim dari Nigeria.

Seiring terwujudnya rencana Honda kembali ke F1 sebagai tim pabrikan, upaya Dome dan Mugen pun memudar.

Dome akhirnya menyerah dan memutuskan untuk fokus pada open-wheeler Jepang dan balap sportscar.

Saat ini, satu-satunya sasis F105 masih disimpan di markas Dome.

Dome F105

Dome F105

Marco Apicella, Dome F105

Marco Apicella, Dome F105

Dome F105

Dome F105

Dome F105

Dome F105

Dome F105

Dome F105

Dome F105

Dome F105

Dome F105

Dome F105

Dome F105

Dome F105

Dome F105

Dome F105

Keiji Matsumoto, Dome F105

Keiji Matsumoto, Dome F105

Dome F105

Dome F105

Dome F105

Dome F105

Dome F105

Dome F105

13

Be part of Motorsport community

Join the conversation
Artikel sebelumnya Analisis teknis: Apa yang baru dari mobil McLaren MCL33?
Artikel berikutnya Force India "kemungkinan besar" akan segera berubah nama

Top Comments

Belum ada komentar. Mengapa Anda tidak menulis sesuatu?

Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia