Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia

Menghitung Kans Leclerc Mencetak Sejarah

Setelah berhasil menjadi yang tercepat di kualifikasi, Charles Leclerc kini berpeluang mencetak sejarah di Formula 1 Grand Prix Monako, Minggu (23/5/2021).

Charles Leclerc, Ferrari, signs the Pirelli Pole Position award

Foto oleh: FIA Pool

Pembalap Tim Scuderia Ferrari, Charles Leclerc, berhasil merebut pole position GP Monako setelah di kualifikasi ketiga (Q3) berhasil mencetak waktu lap 1 menit 10,346 detik.

Leclerc berhasil memaksa dua favorit, Max Verstappen (Red Bull Racing-Honda) dan Lewis Hamilton (Mercedes-AMG Petronas F1), masing-masing start dari grid kedua (+0,230 detik) dan ketujuh (+0,749 detik).

Bagi Leclerc, inilah pole kedelapan sepanjang karier F1 sejak debut di GP Australia 2018 (bersama Alfa Romeo Racing). Namun, pole GP Monako ini menjadi start terdepan pertama di lomba kandangnya.

Dengan start di posisi terdepan, Leclerc berpeluang mencatat sejarah di GP Monako edisi ke-78, atau yang ke-67 sejak masuk kalender Formula 1.

Sejak GP Monako kali pertama dilombakan pada 1929 dan belum masuk kalender Formula 1, baru Louis Chiron satu-satunya pembalap tuan rumah yang mampu memenangi balapan kandangnya. Chiron melakukannya pada GP Monako 1931 di atas Bugatti.

Charles Leclerc, Ferrari SF21

Charles Leclerc, Ferrari SF21

Foto oleh: Mark Sutton / Motorsport Images

Leclerc, pembalap kelahiran Monte Carlo, 23 tahun lalu, tidak hanya berpeluang mengulang sejarah yang dibuat Chiron, 80 tahun lalu. Ia juga memiliki kans cukup besar untuk menjadi pembalap Monako pertama yang merebut poin setelah Chiron yang finis P3 pada 1950.

Statistik menunjukkan, dari 66 lomba GP Monako sebelumnya – dihitung sejak masuk kalender F1 mulai 1950 – 30 pemenang mengawali lomba dari pole position. Artinya, kans peraih pole untuk memenangi GP Monako selama ini sekira 45 persen.

Yang menarik, 21 pemenang GP Monako ternyata direbut oleh mereka yang start dari grid ketiga atau lebih bawah. Angka ini lebih besar ketimbang hanya 15 pembalap yang berhasil memenangi lomba di Circuit de Monaco setelah start dari P2.

Sempitnya lintasan membuat pembalap sangat sulit untuk melewati lawan (overtaking) di trek jalan raya sepanjang 3,337 km tersebut. Pada GP Monako 2019 (2020 dibatalkan karena pandemi Covid-19), hanya dua kali terjadi aksi overtaking, jauh lebih sedikit dibanding 2018, enam.

Itulah mengapa kualifikasi menjadi sesi yang paling penting di GP Monako. Posisi grid start yang buruk biasanya membuat seluruh tim memasimalkan semua pilihan strategi.

Mobil Charles Leclerc, Ferrari SF21, dipindahkan dengan alat berat setelah kecelakaan di sesi kualifikasi ketiga (Q3) F1 GP Monako, Sabtu (22/5/2021).

Mobil Charles Leclerc, Ferrari SF21, dipindahkan dengan alat berat setelah kecelakaan di sesi kualifikasi ketiga (Q3) F1 GP Monako, Sabtu (22/5/2021).

Foto oleh: Glenn Dunbar / Motorsport Images

Para pembalap, baik yang start di barisan depan maupun belakang, juga harus memperhitungkan kondisi lomba. Dengan sejumlah aturan baru, terutama pengurangan gaya tekan (downforce) mobil, peluang kecelakaan juga semakin tinggi.

Maklum, selama ini Circuit de Monaco dikenal membutuhkan setelan mobil dengan downforce besar. Jika insiden kemungkinan banyak terjadi, maka Safety Car (SC) pun otomatis akan sering muncul. Tahun ini, peluang SC muncul mencapai 60 persen.

Pole ini menjadi kejutan besar. Memang, kami sangat kompetitif di Sektor 3 Sirkuit Barcelona (GP Spanyol) lalu. Tetapi, Monako ini sirkuit yang berbeda,” ucap Leclerc setelah kualifikasi.

“Banyak yang memprediksi Red Bull dan Mercedes akan memiliki sesuatu yang lebih di sini. Tetapi sepertinya mereka belum berhasil. Justru kami yang kompetitif sejak awal.

“Di Monako, kesempatan kami cukup besar (mengubah pole menjadi kemenangan). Jika kami lambat, para pembalap akan menekan kami dengan cara undercut maupun overcut. Namun, kami ternyata memiliki kecepatan ideal sepanjang akhir pekan.”

Baca Juga:

Di sisi lain, kecelakaan yang dialami Charles Leclerc beberapa menit sebelum Q3 terakhir menjadi tanda tanya besar apakah dirinya masih berhak memegang pole atau tidak.

Kepastian tersebut tergantung dari apakah ada komponen Ferrari SF21 yang perlu diganti, sehingga berimbas pada penalti penurunan grid.

Tetapi jika tidak, Charles Leclerc tentu berharap mampu mengubah pole menjadi kemenangan untuk kali pertama sejak melakukannya di GP Italia 2019. Kemenangan di GP Monako akan lebih berkesan karena ini menjadi balap kandangnya, dengan trek yang dikenal sangat sulit melakukan overtaking.  

 

  

 

 

 

 

 

Be part of Motorsport community

Join the conversation
Artikel sebelumnya Peluang Pole Verstappen Terganjal Bendera Merah
Artikel berikutnya Ubahan Mobil Bikin Hamilton Start Grid Ke-7 di Monako

Top Comments

Belum ada komentar. Mengapa Anda tidak menulis sesuatu?

Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia