Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia
Special feature

Menunggu Kejutan dari Verstappen

Dominasi Mercedes dan Lewis Hamilton di Kejuaraan Dunia Formula 1 tujuh tahun terakhir membuat publik mulai bosan. Max Verstappen dan Red Bull Racing diyakini paling berpeluang menggeser mereka.

Max Verstappen, Red Bull Racing

Max Verstappen, Red Bull Racing

Red Bull Content Pool

Sekilas, mobil-mobil Formula 1 musim 2021 tidak jauh berbeda dengan yang diturunkan pada musim 2020 lalu. Tetapi, asumsi tersebut tidak sepenuhnya berlaku bagi Tim Red Bull Racing.

Saat perkenalan mobil untuk F1 2021, RB16B, awal pekan lalu, tim yang berbasis di Milton Keynes, Inggris, tersebut diyakini bakal mampu merebut kemenangan lebih banyak musim dibanding musim lalu (2).

Ditambah, Red Bull rela “melanggar tradisi” dengan mendepak pembalap binaan, Alex Albon, dan menggantikannya dengan Sergio Perez yang dinilai lebih berpengalaman untuk memperkuat tim.

Menariknya, Red Bull tidak pernah secara tegas menyebut target merebut gelar juara dunia atau banyak kemenangan. Dalam beberapa kesempatan Prinsipal Tim Red Bull Christian Horner hanya menyebut akan berusaha memberikan tekanan lebih besar untuk Mercedes.

Tim juara dunia konstruktor dan pembalap (lewat Sebastian Vettel) empat kali beruntun pada 2010-2013 tersebut juga tidak menyebut spesifik siapa yang akan mereka prioritaskan, Sergio Perez atau Max Verstappen.

Verstappen, peringkat ketiga F1 2019 dan 2020, terlihat lebih kalem dan rileks meskipun tahu tantangan besar sudah menantinya musim ini. Verstappen tidak menunjukkan emosi berlebihan pada musim terakhir Red Bull dan Honda dengan berkomentar berlebihan.

“Saat ini, saya tidak mau menunjukkan antusias berlebihan. Saya ingin tetap low profile dan biarkan hasil di trek yang nanti bicara. Saya memilih cara seperti ini saja,” kata pembalap asal Belanda, 23 tahun, tersebut.

Max Verstappen mencoba sasis untuk Kejuaraan Dunia Formula 1 2021, Red Bull Racing RB16B. Verstappen hanya menginginkan peningkatan tenaga dan grip mobil.

Max Verstappen mencoba sasis untuk Kejuaraan Dunia Formula 1 2021, Red Bull Racing RB16B. Verstappen hanya menginginkan peningkatan tenaga dan grip mobil.

Foto oleh: Red Bull Racing

Pilihan sikap Verstappen itu memang masuk akal. Dengan aturan larangan modifikasi (freeze) untuk sebagian besar bagian mobil, utamanya mesin, Verstappen sulit untuk mendeskripsikan bakal seperti apa performa sesungguhnya dari Red Bull RB16B.

Honda pasti akan mengerahkan kemampuan habis-habisan pada musim terakhirnya sebagai pemasok power unit. Namun faktor terpenting di F1 musim ini adalah tim yang mampu menginterpretasikan regulasi dengan aturan batasan anggaran, yang akan sukses.

Dengan banyaknya pembatasan, tim-tim seperti Red Bull dan Mercedes pasti lebih memfokuskan intestasi bujet mereka untuk mengembangkan aerodinamika. Masalahnya Red Bull sempat mengalami masalah dengan area ini.

Banyak yang berpikir, setelah musim 2020, Red Bull akan mengalami masalah kesalahan korelasi antara hasil tes di terowongan angin (wind tunnel) dengan performa mobil.

Kendati demikian, saat pembuatan film untuk dokumentasi tim dan sponsor, Verstappen tahu problem tersebut mulai mampu diatasi pada RB16B.

Dengan ban bukan untuk balap, jarak yang dibatasi, dan tidak adanya data pembanding dari mobil lawan, Verstappen mengaku belum bisa bicara banyak soal RB16B.

Ki-ka: Sergio Perez, Prinsipal Tim Red Bull Racing Christian Horner, Kepala Teknisi Red Bull Racing Adrian Newey, dan Max Verstappen, siap memberikan tekanan lebih besar untuk Mercedes di F1 2021.

Ki-ka: Sergio Perez, Prinsipal Tim Red Bull Racing Christian Horner, Kepala Teknisi Red Bull Racing Adrian Newey, dan Max Verstappen, siap memberikan tekanan lebih besar untuk Mercedes di F1 2021.

Foto oleh: Red Bull Content Pool

“Sulit untuk menjelaskan soal balans mobil. Bukan hal ini yang saya fokuskan. Sya hanya ingin membawa mobil ke trek, melibas lebih dari 100 km, dan memastikan kepada para teknisi bila data olahan mereka memang sesuai dengan performa,” ucapnya.

“Penilaian hasil kerja mereka yang sesungguhnya baru akan terlihat di Bahrain (tes resmi pada 12-14 Maret), saat kami bisa menentukan setingan optimal dengan ban yang cocok. Ban demo dari Pirelli ini tidak bisa menstabilkan mobil.”

Problem pada aerodinamika yang dialami RB16 sepanjang 2020 memang terlihat tidak berpengaruh besar bagi hasil lomba Verstappen. Tetapi tidak demikian untuk Alex Albon.

Skill Verstappen mengendalikan mobil dipastikan menjadi data para teknisi Red Bull untuk mengembangkan RB16B. Ia terkesan tidak terlalu pusing bila mobil untuk F1 2021 nanti sulit dikemudikan asalkan memiliki tenaga dan grip jauh lebih baik ketimbang tahun lalu.

“Masalah utama kami sebetulnya kurangnya grip  dan tenaga. Ini bukan lagi rahasia dan semua orang sudah mengetahuinya. Kami sudah bekerja lebih intensif dengan Honda sepama musim dingin lalu dan hasilnya sejauh ini memuaskan,” kata Verstappen.

“Tetapi, seperti saya bilang sebelumnya, performa real RB16B baru akan terlihat saat kami tiba di Bahrain. Kami akan mengoptimalkan tenaga dan grip mobil dengan set-up terbaik.”

Dari luar, fokus Red Bull pada RB16B sepertinya membenahi kestabilan dan pengendalian (handling) mobil. Tetapi dari dalam kabin, Verstappen memiliki analisis sendiri soal mobil.

Baca Juga:

“Saya selalu mencoba mengeluarkan performa mobil sampai batas kemampuannya. Mobil yang sangat kencang tidak akan pernah mudah dikendalikan. Saya hanya ingin grip yang lebih baik,” tutur Max Verstappen.

Verstappen menilai mobil yang sulit dikendalikan bukan menjadi masalah utama. Seorang pembalap hebat harus mampu menyesuaikan diri dengan karakter mobil.

Red Bull terus mempelajari apa yang salah dengan mobil mereka sejak pertengahan musim lalu. Sementara, Mercedes sudah tidak lagi melakukan pengembangan signifikan ada mobil.

“Kami sadar dengan problem pada mobil. Namun kami harus mencoba mengatasi masalah tersebut meskipu tahu larangan pengembangan di F1 ini membuat situasi tidak akan berubah drastis,” kata Verstappen.

“Kami akan melihat sejauh mana hasil pengembangan mobil tahun ini sekaligus berharap mampu lebih menekan Mercedes.”

Daftar tuntutan Max Verstappen kepada Red Bull Racing sebetulnya terbilang jarang terjadi: tenaga mobil yang lebih besar dan peningkatan performa aerodinamika untuk grip yang lebih baik.

“Yang saya pikirkan hanyalah mobil yang sangat kencang,” ucap Max Verstappen seraya tertawa. “Saya tidak peduli pada warna, desain grafis, maupun bentuknya. Saya hanya akan senang bila kami bisa menjadi yang tercepat di grid.

Sikap tenang yang dipilih Max Verstappen kini bisa dimaklumi. Pasalnya, antusias dan ekspektasi berlebihan jelas takkan membuat mobilnya di Kejuaraan Dunia Formula 1 2021 nanti bakal lebih cepat.

 

Be part of Motorsport community

Join the conversation
Artikel sebelumnya Giovinazzi Bidik Papan Tengah untuk Alfa Romeo
Artikel berikutnya Marko Bantah Red Bull Rahasiakan Sesuatu di RB16B

Top Comments

Belum ada komentar. Mengapa Anda tidak menulis sesuatu?

Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia