Mercedes 2022 Bisa Menjadi seperti McLaren 2009
Menurut Andrew Shovlin, salah satu teknisi top Mercedes, kedua mobil Formula 1 tersebut memiliki sejumah kemiripan.
Foto oleh: Mark Sutton / Motorsport Images
Dari 2014 sampai 2021, kategori konstruktor Kejuaraan Dunia Formula 1 dikuasai oleh Mercedes-AMG Petronas F1. Selama delapan musim, tim yang berbasis di Brackley, Inggris, tersebut juga hanya kehilangan satu gelar pembalap pada musim 2021 lalu (dari Red Bull Racing lewat Max Verstappen).
Namun, musim ini ceritanya berbeda. Regulasi teknis baru membuat Mercedes F1 W13 belum mampu memenangi balapan dari 13 putaran yang digelar pada paruh pertama F1 musim 2022 ini.
Kendati begitu, melihat performa Lewis Hamilton dan George Russell yang berhasil memberikan finis podium dalam enam balapan terakhir – bahkan posisi 2-3 di dua lomba terakhir, Prancis dan Hungaria – bukan tidak mungkin salah satu dari mereka bakal mampu menang di sembilan balapan tersisa pada paruh kedua musim.
Bagi Andrew Shovlin, Director of Track Engineering Mercedes, apa yang dialami Mercedes W13 saat ini sebetulnya pernah terjadi 13 tahun lalu.
Pada F1 2009, Shovlin – yang masih bekerja di Brawn GP sebagai race engineer Jenson Button – melihat kebangkitan luar biasa yang dilakukan McLaren dengan sasis andalannya, MP4-24.
Lewis Hamilton, McLaren MP4-24 Mercedes
Foto oleh: Rainer W. Schlegelmilch / Motorsport Images
Saat itu, Hamilton tidak mampu finis podium dalam sembilan balapan awal. Tetapi, Hamilton mampu merebut lima podium di beberapa balapan akhir, termasuk dua kemenangan di Hungaria dan Singapura.
“Ada beberapa poin yang sama. Jika Anda melihat situasi McLaren kala itu, mobil mereka sama sekali tidak menunjukkan setara dengan kemampuan tim,” kata Shovlin seperti dikutip formula1.com.
“Saat mulai menemukan apa yang diperlukan untuk menyesuaikan dengan regulasi, rataan pengembangan yang mereka lakukan sungguh impresif.
“Sebagai perbandingan mungkin bisa dilihat di tim kami saat ini. Kami baru saja memulai lagi pengembangan. Memang pasti butuh waktu, ada jeda antara pemahaman, mempelajari, dan membawanya ke trek agar mobil menjadi lebih cepat.
“Jangan lupa, atmosfer tim juga menentukan berhasil atau tidaknya sebuah skuad bangkit. Target kami masih sama, membuat mobil tercepat. Apakah kami bisa mewujudkannya tahun ini atau tertunda sampai tahun depan, saya tidak tahu. Tetapi, saat ini kami semua berusaha keras untuk itu.”
Selain itu, Shovlin juga menanggapi indikasi Mercedes bakal menghentikan pengembangan sasis W13 agar lebih fokus untuk proyek mobil 2023.
“Di F1, Anda tidak pernah menarik garis pemisah. Ada campuran bertahap sumber daya untuk W13 yang berkurang dan W14 yang meningkat. Kami perlu kejelasan tentang peraturan sebelum kami membuat perubahan yang sangat penting,” katanya.
“Semua tim akan mulai bekerja tahun depan. Tetapi perbedaan bagi kami adalah bahwa bagian pertama tahun ini sangat sulit, dan itu tidak masuk akal.
“Kami sekarang mulai mencapai tahap di mana kami dapat kembali ke apa yang kami sebut pengembangan bisnis seperti biasa. Ada banyak orang bahagia di pabrik sekarang karena kami memasuki fase yang mulai masuk akal bagi kami.
“Kami perlu mencetak poin dan bertarung di kejuaraan. Namun, yang paling penting adalah kami perlu mempelajari apa yang ingin kami lakukan tahun depan.”
Andrew Shovlin, Trackside Engineering Director, Mercedes AMG, bicara di depan wartawan.
Foto oleh: Carl Bingham / Motorsport Images
Be part of Motorsport community
Join the conversationShare Or Save This Story
Subscribe and access Motorsport.com with your ad-blocker.
From Formula 1 to MotoGP we report straight from the paddock because we love our sport, just like you. In order to keep delivering our expert journalism, our website uses advertising. Still, we want to give you the opportunity to enjoy an ad-free and tracker-free website and to continue using your adblocker.
Top Comments