Mercedes Peduli Kondisi Kejiwaan Dua Pembalapnya
Mercedes kini lebih memerhatikan kondisi kejiwaan para pembalapnya. Mereka tidak tidak boleh diburu-buru dan dipacu untuk meningkatkan kepercayaan diri.
Foto oleh: Sam Bloxham / Motorsport Images
Permasalahan yang dihadapi Valtteri Bottas di bagian akhir musim F1 2020 yang mendasari keputusan prinsipal tim Toto Wolff.
Pembalap Finlandia tersebut tampil impresif pada paruh pertama, makin lemah dalam beberapa balapan terakhir.
Apalagi di saat bersamaan, pamor George Russell, yang menggantikan Lewis Hamilton pada GP Sakhir, meroket. Pembalap Williams itu disebut akan mengisi slot Mercedes musim depan, sementara Bottas didepak.
Kabar tersebut tak pelak membuat Bottas gelisah sehingga berimbas pada performanya di trek. Ia pun meminta agar Wollf memberi semangat lewat radio tim.
Berkaca dari kasus itu, Wolff menilai lebih baik memprioritaskan untuk menguatkan mental Bottas dan Lewis Hamilton.
“Apa yang perlu kami lihat dan kami perlu kerjakan dengan berkolaborasi, adalah untuk pembalap, ini semua tentang memenangi kejuaraan dunia,” kata Wolff kepada Motorsport.com.
“Dan ketika itu diputuskan, kami harus menemukan bagaimana menjaga level energi tetap tinggi. Tapi margin antara kemenangan dan kekalahan, antara pahlawan dan pecundang, sangat kecil dalam olahraga ini.
“Jika dia (Bottas) memimpin jalan di Bahrain 2 (GP Sakhir) dan menang balapan, tak akan ada yang mengkritik Valtteri. Itu tergantung pada awalan bagus atau kurang bagus. Dia juga mengejar dalam balapan sebelum insiden pitstop kami.
“Jadi kami tidak harus beralih dari kegembiraan dan depresi dalam hal penilaian terhadap para pembalap, tapi melihat rata-rata dan membantu pembalap mendapatkan kepercayaan, mengembangkan kemampuan mereka dan mencapai performa berkelanjutan.”
Bottas jauh tertinggal dari Lewis Hamilton, selisih 124 poin, di papan klasemen. Tapi rapor tersebut tidak menggambarkan kualitas pilot 31 tahun itu.
“Valtteri mengalami peningkatan, tapi lebih besar penurunan musim ini. Penurunan tersebut bukan karena buruknya performa, penyebab kebanyakan kurang beruntung,” ia mengungkapkan.,
“Berapa kali dia memimpin balapan, seolah akan menang sebelum lampu merah dikibarkan? Atau sebelum dia mengalami ban bocor? Di berbagai kesempatan.
“Saya kira dia bisa mendapat kemenangan. Kejuaraan mesti lebih terbuka, lebih panjang.
“Performanya sangat tinggi. Tidak ada alasan untuk mempertanyakan kalau dia punya akhir pekan fantastis dengan performa puncak.”
Be part of Motorsport community
Join the conversationShare Or Save This Story
Video terkait
Subscribe and access Motorsport.com with your ad-blocker.
From Formula 1 to MotoGP we report straight from the paddock because we love our sport, just like you. In order to keep delivering our expert journalism, our website uses advertising. Still, we want to give you the opportunity to enjoy an ad-free and tracker-free website and to continue using your adblocker.
Top Comments