Mick Schumacher Tegaskan Tak Pernah Manfaatkan Nama Besar Ayahnya
Pembalap Haas, Mick Schumacher, menegaskan tak pernah memanfaatkan nama besar ayahnya, Michael, selama menekuni karier balap, khususnya di Formula 1.
Foto oleh: LAT Images
Mick Schumacher merupakan putra kandung dari legenda Formula 1 Michael Schumacher, yang masih dianggap oleh sebagian besar orang dapat naik ke level tertinggi karena profil ayahnya.
Mick menyandang nama belakang Schumacher di sepanjang karier balapnya hanya untuk menghormati keluarganya. Memang ada keuntungan, tapi juara dunia F2 2020 itu mengaku kadang terbebani karena nama tersebut sangat besar di F1.
“Kami tidak pernah menggunakan nama belakang kami sebagai sebuah keuntungan,” kata Schumacher.
“Orang tua saya selalu ingin memberi saya kesempatan untuk membuktikan diri menggunakan materi yang sama dengan orang lain dan tanpa menjadi prioritas. Saya juga tidak ingin seperti itu. Saya bersyukur untuk itu.
“Di Formula 4, F3 dan F2, saya memiliki kesempatan untuk membuktikan diri seperti yang saya lakukan di karting. Hal tersebut yang terpenting karena ketika Anda sampai di F1, tidak ada yang menawarkan itu.”
Mick Schumacher selalu membuktikan dirinya mampu menjadi yang terbaik pada tahun kedua di setiap kejuaraan yang diikutinya sebelum beralih ke Formula 1.
Bersama Haas tahun ini, pemuda 23 tahun tersebut menunjukkan performa apik dan membuktikan kualitasnya jika mendapatkan paket yang tepat.
“Tentu saja. Ini hanya masalah bagaimana Anda menempatkannya. Saya pikir saya telah menangani tekanan dengan tepat,” ujarnya.
“Ini hal normal. Anda tahu, ada banyak yang mengatakan saya masih sangat muda. Maaf diberikan secara gratis, sedangkan rasa iri harus dibayar mahal.
“Saya menggunakan kata-kata itu sudah sejak lama. Jika orang-orang iri pada apa yang telah saya lakukan, maka saya melakukan sesuatu yang benar. Saya terlahir seperti ini, saya tidak bisa memilih nama belakang saya.”
Mick Schumacher mendapatkan poin pertamanya di Formula 1 ketika finis P8 Grand Prix Inggris, dilanjutkan P6 di Red Bull Ring.
Ia mengatakan sempat meragukan diri sendiri ketika selalu gagal mencetak poin dan alami banyak kecelakaan. Tapi, menurutnya keraguan hal yang normal bagi semua orang.
“Saya pikir itu sangat normal untuk memiliki keraguan pada diri sendiri. Ini bukan hanya untuk pembalap, tapi juga untuk semua orang,” ujarnya.
“Dalam hal itu, saya pikir itu normal. Bahkan saat Anda memimpin kejuaraan di F3 atau F2, kami selalu mengatakan, ‘Selanjutnya. Apakah saya dalam kondisi yang cukup baik untuk balapan?’.
“Saya berpikir, jika Anda melakukannya pada tingkat yang bagus, saya rasa itu hal yang benar untuk dilakukan. Tapi, kalau sampai ke level tidak sehat, tentu tidak bagus.”
“Saya dapat mengatakan tidak pernah ragu bahwa saya cukup baik untuk layak berada di F1. Saya tahu saya menginginkannya. Karena saya menyukai olahraga ini.
“Apakah saya memiliki bakat yang cukup atau tidak? Sejujurnya, saya merasa seperti balapan dan kejuaraan yang saya menangkan membuktikan itu.
“Sekarang kembali ke pertanyaan Anda, apakah saya merasa saya cukup baik untuk nama Schumacher? Saya dapat mengatakan itu. Tapi tetap saja, saya dilahirkan seperti itu, saya tidak dapat memilih nama belakang saya.
“Saya mencoba membuat saya dan keluarga saya bangga. Dalam hal itu, saya akan mengatakan bahwa pertanyaan itu tidak relevan bagi saya. Atau saya tidak perlu bertanya pada diri sendiri pertanyaan seperti itu.”
Mick Schumacher, Haas VF-22, Carlos Sainz, Ferrari F1-75
Foto oleh: Zak Mauger / Motorsport Images
Be part of Motorsport community
Join the conversationShare Or Save This Story
Subscribe and access Motorsport.com with your ad-blocker.
From Formula 1 to MotoGP we report straight from the paddock because we love our sport, just like you. In order to keep delivering our expert journalism, our website uses advertising. Still, we want to give you the opportunity to enjoy an ad-free and tracker-free website and to continue using your adblocker.
Top Comments