Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia

Mobil F1 Modern Terlalu Berat

Tiga pembalap Formula 1 kawakan: Fernando Alonso, Lewis Hamilton, dan Sebastian Vettel mengkritik mobil F1 modern yang masih terlalu berat.

Lewis Hamilton, Mercedes F1 W11, Max Verstappen, Red Bull Racing RB16, and Sergio Perez, Racing Point RP20

Foto oleh: Andy Hone / Motorsport Images

Fernando Alonso berkesempatan menggeber Renault R25 di sela-sela balapan terakhir Kejuaraan Dunia Formula 1 2020 di Abu Dhabi, Uni Emirat Arab, bulan lalu.

Renault F1 akan berubah nama menjadi Alpine F1 mulai Januari 2021 mendatang. Fernando Alonso, juara dunia 2005 dan 2006 ditarik untuk menggantikan Daniel Ricciardo yang hengkang ke McLaren pada F1 2021.

Renault R25 yang digeber Alonso adalah mobil F1 terakhir yang menggunakan mesin berkapasitas tiga-liter (3.000 cc) V10 Naturally Aspirated. Pasalnya, mulai 2006 (Renault R26), mobil-mobil F1 mengusung mesin 2.4-liter V8.

Renault R25 yang digeber Alonso di Sirkuit Yas Marina, Abu Dhabi, tidak hanya memiliki suara yang keras khas mesin V10 non-turbo. Mobil itu juga lebih cepat karena menggunakan ban botak. Sementara, 15 tahun lalu, R25 menggunakan ban beralur (kembang).

Waktu lap Alonso bisa bersaing dengan mobil F1 modern karena bobot Renault R25 lebih ringan 150 kg. Pada 2005, mesin Renault RS25 V10 mampu menyemburkan tenaga 920 dk. Saat ini, power unit berikut turbo dan peranti lainnya mampu menghasilkan 1.000 dk.  

Untuk lebih detail membandingkan mobil F1 zaman dulu dengan modern, waktu lap Alonso dengan Renault R25 di Yas Marina adalah 1:39 menit.

Sebagai perbandingan, Nicolas Latifi, pembalap Williams yang menjadi tim terlemah di F1 saat ini, mampu mencatat 1:38,443 menit. Waktu lap terbaik GP Abu Dhabi 2020 sendiri dibuat Daniel Ricciardo (Renault) dengan 1:40,926 menit.

Baca Juga:

“Mobil ini sangat cepat. Dari suaranya sudah bisa terlihat. Pembalap bisa merasakan hentakan, getaran di setir, dan sebagainya. Mobil ini lebih kencang dibanding mobil saat ini karena jauh lebih ringan,” kata Alonso.

Publik juga sempat dibuat bingung dengan demonstrasi yang dilakukan Alonso di atas Renault R25. Menurut pembalap Spanyol, 39 tahun, itu, pembalap pasti tidak bisa pelan di atas mobil seperti R25.

“Anda akan merasa natural di atas mobil ini, bisa menggeber mobil sekencang apa pun. Mobil ini memang sudah 15 tahun tetapi bagi saya ini mesin sempurna,” kata Alonso.

Mobil-mobil F1 saat ini mampu lebih cepat karena dirancang dengan gaya tekan (downforce) besar plus ban lebih besar. Namun, berat mobil memang berubah drastis sejak 1961.

Pada 1961-1965, berat maksimal mobil hanya 450 kg. Lalu menjadi 500 kg pada 1966-1968, 530 kg pada 1969-1971, 550 kg pada 1972, 575 kg pada 1973-1980, 585 kg pada 1981, dan 580 kg pada 1982.

Berat maksimal mobil lalu menjadi 540 kg pada 1983-1986, 500 kg pada 1987-1993, dan 515 kg pada 1994. Periode 1995-2008 menjadi kali terakhir berat maksimal mobil F1 di kisaran kurang dari 600 kg, tepatnya 595 kg.

Sejak 2009, bobot maksimal mobil F1 sudah di atas 600 kg. Rinciannya: 605 kg (pada 2009), 620 kg (2010), 640 kg (2011-2012), 642 kg (2013), 690 kg (2014), 702 kg (2015-2016), 728 kg (2017), 734 kg (2018), 743 kg (2019), 746 kg (2020), dan 752 kg (2021).

Fernando Alonso mengendarai Renault R25, mobil yang membawanya juara dunia F1 2005, di Sirkuit Yas Marina, Abu Dhabi, bulan lalu.

Fernando Alonso mengendarai Renault R25, mobil yang membawanya juara dunia F1 2005, di Sirkuit Yas Marina, Abu Dhabi, bulan lalu.

Foto oleh: Charles Coates / Motorsport Images

Bukan hanya Fernando Alonso, juara dunia F1 empat kali, Sebastian Vettel, berulang kali melontarkan kritik soal pengembangan mobil F1 dalam beberapa tahun terakhir.

“Pengembangan mobil sudah menuju arah yang salah begitu bobotnya terus bertambah. Mobil sudah terlalu berat dan akan bertambah berat pada 2021 nanti,” ucap kampiun F1 2010, 2011, 2012, dan 2013 itu yang musim depan akan membela Aston Martin.

“Saya tahu semua ini dilakukan untuk meningkatan keselamatan. Itu sangat bagus. Namun, mesin juga menjadi terlalu berat. Menurut saya, inilah yang membedakan F1 saat ini dengan 10 atau 20 tahun lalu.”

Jawaban yang dilontarkan Lewis Hamilton saat ditanya soal mobil F1 idealnya justru mencengangkan. Juara dunia F1 tujuh kali (2008, 2014, 2015, 2017, 2018, 2019, 2020) dari Tim Mercedes itu justru ingin mobil yang mungkin suli diwujudkan.

“Jika menurut saya, saya ingin mobil F1 dengan mesin V12 Naturally Aspirated, transmisi manual, dan tidak ada power steering. Mobil seperti itu memang akan menyulitkan pembalap,” ucap Hamilton.

“Saya juga ingin area run-off tidak ada lagi. Saya ingin mobil balap memiliki knalpot dengan suara keras. Formula 1 seharusnya olahraga untuk laki-laki sebenarnya. Kini, banyak pembalap muda datang dan langsung bisa cepat. Tanpa melewati proses panjang.”

Lewis Hamilton juga menyebut mobil F1 harus dirancang sulit dikendalikan. Dengan begitu, hanya pembalap terbaik yang mampu menaklukannya. “Salah satu mobil F1 impian saja tentu saja yang ringan,” tutur Hamilton.

 

Be part of Motorsport community

Join the conversation
Artikel sebelumnya Debut F1 2020, Aitken Disambut Hangat Fans Korsel
Artikel berikutnya Cyril Abiteboul Tinggalkan Renault

Top Comments

Belum ada komentar. Mengapa Anda tidak menulis sesuatu?

Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia